TRIBUNNEWS.COM - Andrew Robertson mencuri bola dari kaki Bukayo Saka, melakukan pergerakan menusuk, fullback kiri itu memberi umpan kepada Roberto Firmino yang berdiri bebas.
Dengan ketenangannya, sontekan jarak dekat dari sang striker mengecoh Aaron Ramsdale dan mengunci kemenangan Liverpool atas Arsenal menjadi dua gol tanpa balas.
Satu gol yang begitu berarti bagi Firmino untuk memberi rasa percaya diri usai rentetan cedera yang ia alami musim ini.
Pun dengan persaingan lini depan Liverpool yang semakin sengit dengnan hadirnya Luis Diaz, golnya ke gawang Arsenal menjadi bukti bahwa dirinya belumlah habis dan layak untuk dimainkan di setiap laga The Reds.
Baca juga: Klasemen dan Top Skor Liga Inggris: Liverpool Bikin Man City Gerah, Mo Salah Digdaya
Baca juga: Fakta Kemenangan Liverpool atas Arsenal: Rekor Ciamik Trio The Reds dan Kemalangan The Gunners
Ya, nama Roberto Firmino memang sering kali terpinggirkan, ia kalah mentereng dengan Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Diogo Jota.
Hal itu memang wajar, mengingat torehan gol dari musim ke musim sang striker memanglah tak sebanyak tiga penyerang Liverpool lainnya.
Jika Mane dan Salah telah mencapai gol ke 111 dan 152-nya di Liga Primer Inggris, Firmino baru menciptakan 96 gol.
Begitu pun perbandingan di musim ini dengan Diogo Jota, jika pemain asal Portugal tersebut telah mencetak 18 gol, Roberto Firmino baru menyarangkan bola ke gawang lawan sebanyak 8 kali.
Lantas, apa yang membuat seorang Roberto Firmino begitu spesial?
“Peran Roberto Firmino tidak termuat dalam statistik, Anda hanya harus menonton dan menikmatinya bermain,"
"Kadang saya pikir dia kurang mendapat apresiasi lantaran catatan statistiknya, tetapi dia melakukan hal yang lebih daripada itu,” kata koresponden olahraga ESPN asal Brasil, Natalie Gedra.
Apa yang dilontarkan oleh Gedra memang benar adanya, Firmino adalah pemain yang berada dalam bayang-bayang Mane dan Salah, ia tidak egois, dan kecerdasannya harus diliat langsung saat dia sedang bermain.
Firmino memainkan peran sebagai pemain yang berdiri di antara barisan gelandang dan barisan pertahanan lawan.
Peran ini memberikan dua keuntungan bagi skema yang diusung oleh Jurgen Klopp.