"Tapi justru di babak kedua, permainannya berubah drastis, seperti membuka peluang untuk terus-terusan ditekan, sampai akhirnya ada gol penalti," ujarnya Selasa (15/3/2022) dikutip dari TribunJabar.
'Faktor X' lain yang jadi sorotan di laga itu terjadi di penghujung laga, di mana wasit yang memimpin pertandingan seolah memberikan previlage atau keistimewaan bagi Bali United.
Di mana, dalam setiap duel yang terjadi antara pemain Bali dan Arema, bila bola berhasil dimenangkan pemain Arema, langsung dianggap sebagai pelanggaran.
Akan tetapi bila bola mampu di kuasai Bali United, wasit tidak bergeming untuk meniup peluit. Hingga akhirnya terjadi pelanggaran di kotak pinalti jelang laga berakhir.
"Ya gimana ya, saya enggak mau suudzon tapi da aneh weh, kok, seperti ini. Jadi intinya, ada apa denganmu Arema," ucapnya.
Ia pun berharap, Persib tidak lagi bergantung pada hasil pertandingan yang di dapatkan pesaing lain dan lebih fokus pada tim sendiri untuk bisa meraih sapu bersih di tiga sisa pertandingan di depan.
"Intinya mah kami optimistis Persib bisa menang dan sapu bersih di sisa laga berikutnya"
"Sekarang mah lebih baik tentukan nasib sendiri, dengan main maksimal dan terus raih kemenangan hingga akhir," katanya.
Kontroversi lain yang jadi sorotan pada laga itu, juga disampaikan pengamat sepakbola dan pembina Bobotoh PAM Cibeunying, Wawan Dermawan.
Menurutnya, penalti yang diberikan kepada Bali United FC pada menit 91 cukup kontoversial.
Sebab, pelanggaran di kotak terlarang yang diberikan wasit, seolah seperti hadiah bagi Bali United untuk memperbesar jarak atau menggagalkan peluang bagi Persib Bandung untuk memiliki peluang meraih gelar juara musim ini.
"Hadiah penalti yang diberikan ini seperti penalti kontroversial dan terjadi pada menit-menit terakhir, karena jika dilihat dari tayangan ulang Fabiano tidak terlihat melakukan pelanggaran"
"Namun wasit tetap menunjuk titik penalti untuk tim Bali United sehingga skor akhir berubah menjadi 2-1 untuk kemenangan tim Bali United," ujarnya kepada Tribunjabar.id, Selasa (15/3/2022).
Hasil ini tentunya membuat langkah Persib menjadi cukup berat untuk dapat terus menempel ketat, bahkan menyusul Bali United di puncak klasemen.
"Dengan kemenangan tim Bali United ini merupakan PR berat buat Robert Rene karena sementara tertinggal tiga poin"
"Berarti menghadapi tim Persebaya, tim Persib harus bisa memenangkannya dengan skor lebih dari dua gol kalau ingin tetap menuju tangga juara," katanya.
Menarik ditunggu apakah dalam tiga laga tersisa bagi Persib dan Bali United juga akan bertabur 'faktor-faktor X' lain yang kontroversial.
Hal yang jelas, kompetisi yang kompetitif akan berujung pada majunya persepakbolaan nasional.
Jaya sepakbola Indonesia! (oln/berbagaisumber/tribunjabar/surya/*)