Drama Perburuan Juara Liga 1, Bukan Cuma Soal Head to Head, Bali United Lebih Diuntungkan dari Persib
TRIBUNNEWS.COM - Perburuan gelar juara Liga 1 2021 memasuki pekan-pekan penentuan.
Tinggal dua tim yang masih berpeluang menyegel gelar juara, Bali United dan Persib Bandung.
Keduanya dipastikan akan bertarung habis-habisan di tiga laga yang tersisa.
Secara hitung-hitungan, Bali United lebih diuntungkan dari Persib Bandung.
Bukan hanya soal teknis, faktor non-teknis juga menjadi bumbu dari drama persaingan juara Liga 1 2021 antara Persib dan Bali United.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ulasan terkait perburuan juara Liga 1 antara Persib Bandung dan Bali United:
Baca juga: Tersisa Persib dan Bali United, Ini Skenario Tim yang Jadi Juara Liga 1 2021/2022
Faktor Jumlah Poin, Calon Lawan, dan Head to Head
Baca juga: Ancaman Striker Persebaya Buat Persib, Doyan Jebol Gawang Mantan, Ini Syarat Wajib Maung Juara
Bali United berpeluang besar mengunci gelar juara Liga 1 2021/2022 lebih cepat jika rival mereka, Persib Bandung, gagal meraih kemenangan pada laga pekan ke-32.
Bali United saat ini berada di puncak klasemen dengan 69 poin.
Persib berada di peringkat kedua dengan 66 poin.
Jarak tiga poin membuat peluang kedua tim saling jegal hingga akhir musim semakin besar.
Bali United pada tiga pertandingan terakhir akan melawan Madura United, Persebaya, dan Persik Kediri.
Bagi Persib, mulai pertandingan pekan ke-32 menjadi lebih berat.
Maung Bandung harus melawan Persebaya, Persik, dan Barito Putera.
Baca juga: Marc Klok Sampaikan Kabar Tak Mengenakkan Jelang Laga Persib Vs Persebaya
Persebaya diprediksi menjadi jalan paling terjal bagi Persib.
Kekalahan Persib pada pertandingan pekan ke-32 ini akan membuat Bali United di atas angin.
Apalagi jika Ilija Spasojevic Cs berhasil menang atas Madura United.
Maka poin Bali United menjadi 72 sementara Persib tetap 66.
Jika Bali United kalah pada dua laga tersisa dan Persib menang dua laga maka gelar juara musim ini tetap jadi milik tim Serdadu Tridatu.
Saat Persib berhasil memiliki poin yang sama dengan Bali United maka mereka tetap gagal juara.
Hal ini karena kedua tim bermain imbang dengan skor 2-2 pada putaran pertama dan Bali United menang 1-0 melawan Persib di putaran kedua.
Sistem head to head membuat Bali United masih berada di atas Persib jika kedua tim memiliki poin yang sama di akhir musim.
Baca juga: Berita Milan, Tonali-Leao Jalan Rossoneri Menuju Scudetto, Peluang Gaet Dani Ceballos dari Madrid
Robert Alberts Sebut Faktor Laga yang Berlangsung di Bali
Baca juga: Berita Milan, Lampu Hijau Buat Divock Origi, Kessie Kerjai Rossoneri, PSG Sodori Rp 1 T Buat Leao
Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts beberapa waktu lalu menilai, Bali United adalah tim yang paling diuntungkan dalam perebutan juara kali ini.
Hal ini disebabkan bukan hanya karena Bali United merupakan pemuncak klasemen semata.
Akan tetapi, Robert Rene Alberts menyebut laga yang dilansungkan di Bali memberikan keuntungan untuk Bali United.
"Dan kita tahu bahwa regulasi sangat jelas bahwa tidak ada tim yang menjadi tuan rumah," ucap Robert Rene Alberts.
"Sementara kita di sini dari seri 3, 4,5 kita di Bali."
"Saya pikir itu sangat menguntungkan buat Bali (Bali United)," tuturnya.
Sementara itu, Bali United memang cukup tampil impresif selama di Bali.
Sempat terseok-seok di dua laga awal pada bulan Januari lalu, Bali United bangkit dengan tak terkalahkan dalam 13 laga selanjutnya.
Lebih hebatnya lagi, dari 13 laga yang dijalani Bali United meraih kemenangan sebanyak 12 kali.
Sedangkan satu laga sisa berakhir imbang.
Baca juga: Tersisa Persib dan Bali United, Ini Skenario Tim yang Jadi Juara Liga 1 2021/2022
Faktor X yang Kontroversial
Dalam sebuah drama, selalu ada hal-hal yang kontroversial baik bersifat teknis maupun non-teknis.
Pada pertarungan juara antara Persib dan Bali United, 'faktor X' itu sudah dimulai pada pekan ke-31 saat Serdadu mampu membekap Arema FC 2-1 setelah lebih dulu tertinggal.
Sejumlah kontroversi dalam laga ini dan itu menjadi sorotan sejumlah pihak termasuk dari bobotoh, pendukung Persib Bandung.
Melihat jalannya pertandingan dan hasil yang diperoleh kedua tim, seorang pengurus Viking Persib Club (VPC), Dadan Garenk mengaku, heran pada apa yang terjadi dengan Arema FC.
Menurutnya, tim berjuluk Singo Edan yang membutuhkan poin tambahan untuk memastikan diri tetap berada di lima besar hingga akhir musim, tidak bermain seperti biasanya.
"Tadi juga temen-temen disini (VPC) bahas itu, kita heran".
Baca juga: Bobotoh Persib Soroti Kejanggalan Laga Bali United Vs Arema, Singo Edan Bikin Posisi Maung Sulit
"Harusnya Arema itu fight dan mampu memenangkan pertandingan dari Bali United"
"Tapi justru di babak kedua, permainannya berubah drastis, seperti membuka peluang untuk terus-terusan ditekan, sampai akhirnya ada gol penalti," ujarnya Selasa (15/3/2022) dikutip dari TribunJabar.
'Faktor X' lain yang jadi sorotan di laga itu terjadi di penghujung laga, di mana wasit yang memimpin pertandingan seolah memberikan previlage atau keistimewaan bagi Bali United.
Di mana, dalam setiap duel yang terjadi antara pemain Bali dan Arema, bila bola berhasil dimenangkan pemain Arema, langsung dianggap sebagai pelanggaran.
Akan tetapi bila bola mampu di kuasai Bali United, wasit tidak bergeming untuk meniup peluit. Hingga akhirnya terjadi pelanggaran di kotak pinalti jelang laga berakhir.
"Ya gimana ya, saya enggak mau suudzon tapi da aneh weh, kok, seperti ini. Jadi intinya, ada apa denganmu Arema," ucapnya.
Ia pun berharap, Persib tidak lagi bergantung pada hasil pertandingan yang di dapatkan pesaing lain dan lebih fokus pada tim sendiri untuk bisa meraih sapu bersih di tiga sisa pertandingan di depan.
"Intinya mah kami optimistis Persib bisa menang dan sapu bersih di sisa laga berikutnya"
"Sekarang mah lebih baik tentukan nasib sendiri, dengan main maksimal dan terus raih kemenangan hingga akhir," katanya.
Kontroversi lain yang jadi sorotan pada laga itu, juga disampaikan pengamat sepakbola dan pembina Bobotoh PAM Cibeunying, Wawan Dermawan.
Menurutnya, penalti yang diberikan kepada Bali United FC pada menit 91 cukup kontoversial.
Sebab, pelanggaran di kotak terlarang yang diberikan wasit, seolah seperti hadiah bagi Bali United untuk memperbesar jarak atau menggagalkan peluang bagi Persib Bandung untuk memiliki peluang meraih gelar juara musim ini.
"Hadiah penalti yang diberikan ini seperti penalti kontroversial dan terjadi pada menit-menit terakhir, karena jika dilihat dari tayangan ulang Fabiano tidak terlihat melakukan pelanggaran"
"Namun wasit tetap menunjuk titik penalti untuk tim Bali United sehingga skor akhir berubah menjadi 2-1 untuk kemenangan tim Bali United," ujarnya kepada Tribunjabar.id, Selasa (15/3/2022).
Hasil ini tentunya membuat langkah Persib menjadi cukup berat untuk dapat terus menempel ketat, bahkan menyusul Bali United di puncak klasemen.
"Dengan kemenangan tim Bali United ini merupakan PR berat buat Robert Rene karena sementara tertinggal tiga poin"
"Berarti menghadapi tim Persebaya, tim Persib harus bisa memenangkannya dengan skor lebih dari dua gol kalau ingin tetap menuju tangga juara," katanya.
Menarik ditunggu apakah dalam tiga laga tersisa bagi Persib dan Bali United juga akan bertabur 'faktor-faktor X' lain yang kontroversial.
Hal yang jelas, kompetisi yang kompetitif akan berujung pada majunya persepakbolaan nasional.
Jaya sepakbola Indonesia! (oln/berbagaisumber/tribunjabar/surya/*)