TRIBUNNEWS.COM - Salah satu sorotan menarik yang menghiasi pekan terakhir BRI Liga 1 musim ini yakni soal keinginan Bali United menggelar laga di kandang sendiri.
Salah satu alasan Bali United ingin menggelar laga pamungkas di Stadion Kapten I Wayan Dipta, lantaran bersamaan dengan perayaan pesta gelar juara.
Seperti diketahui Bali United sudah dipastikan memenangkan gelar juara liga tepatnya pada pekan 33 lalu.
Perolehan poin yang dimiliki Bali United saat ini memang sudah mustahil untuk dikejar oleh Persib Bandung sebagai rival terdekatnya.
Baca juga: Jelang Arema FC vs PSM Makassar di BRI Liga 1 2021, Joop Gall Siapkan Pengganti Wiljan Pluim
Baca juga: Siaran Langsung BRI Liga 1 2021 Hari Ini: Persela vs PSIS & Madura United vs Persikabo Live Indosiar
Jarak empat poin yang dimiliki Bali United dengan Persib membuat tim Serdadu Tridatu sudah dipastikan meraih gelar juara musim ini.
Dan perayaan gelar juara pun tengah dinantikan oleh seluruh punggawa Bali United pada saat melakoni laga terakhir melawan Persik Kediri.
Jika berkaca dari regulasi yang ada, sebenarnya tidak ada satu pun tim yang boleh bermain di kandang sendiri selama perhelatan BRI Liga 1 musim 2021/2022.
Hanya saja regulasi itu coba didobrak Bali United yang ingin bermain di kandang sendiri saat melakoni laga pamungkas.
Baca juga: Bali United vs Persik Kediri Digelar di Stadion Kapten I Wayan Dipta
Pihak Bali United bahkan telah mengirimkan surat yang berisi permintaan khusus untuk merealisasikan keinginan tersebut lewat I Wayan Koster selaku Gubernur Bali.
Pro-kontra tentu mengiringi niat Bali United yang dipandang ingin merubah regulasi kompetisi yang telah ditetapkan sejak awal musim.
Bahkan, PT LIB selaku operator disebut sampai mengirimkan surat meminta persetujuan 17 klub untuk menyepakati keinginan Bali United tersebut.
Menyikapi berbagai polemik itu, Arema FC sebagai salah satu kontestan memberikan tanggapannya.
Sudarmaji yang berstatus sebagai Media Officer Arema FC mengatakan pihaknya setuju dengan syarat dalam menanggapi keinginan Bali United tersebut.
Pihak Arema FC ingin hal sama juga berlaku pada musim-musim berikutnya agar tidak ada kecemburuan oleh klub-klub lainnya.
“Menanggapi surat tersebut Arema setuju pertandingan digelar tetap tanpa penonton," ujar Sudarmaji dilansir We Aremania.
"Ini sesuai dengan regulasi yang sudah ditetapkan dan dipatuhi bersama,”.
“Terkait Bali united bermain di homebase-nya, kami setuju dengan catatan,".
"Jika di kompetisi berikutnya untuk moment spesial dapat dikompromikan, mohon LIB juga bisa memberlakukan kepada klub lain,” pungkasnya.
Sementara itu, Sudjarno selaku Direktur Operasional PT LIB sendiri mencoba memberi tanggapan terhadap isu tersebut.
Pihak PT LIB mengakui telah menerima surat dari Gubernur Bali yang ingin laga terakhir Bali United dihadiri penonton.
Hanya saja pihak operator masih menindaklanjuti hal itu mengingat berbenturan dengan regulasi yang telah disepakati bersama.
Alhasil butuh waktu terlebih dahulu sebelum memberikan keputusan menyikapi permintaan tersebut.
“Yang jelas LIB tidak ada keputusan seperti itu."ujar Sudjarno dikutip Tribunnews dari BolaSport.com.
"Memang gubernur menyurat ke LIB, ini kami pelajari, kami telaah, kemudian kami komunikasikan, diskusikan sesuai regulasi atau tidak. Kalau LIB tetap mengacu pada regulasi,”.
“Kalau kami telaah ya pasti dari regulasinya dulu, makanya masih dalam proses pembahasan terkait dengan permohonan dari pemerintah provinsi ini,” ucapnya.
Sampai berita ini diturunkan, pihak PT LIB masih belum merilis lokasi pertandingan antara Bali United kontra Persik Kediri pada pekan terakhir BRI Liga 1 musim ini.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)