“Paman saya adalah sosok yang sangat berjasa. Bukan hanya diawal kehidupan saya, namun berjasa bagi seluruh kehidupan karir sepakbola saya. Dia sudah banyak memberikan yang ia punya untuk saya,”
Tahun 2012, Mane hijrah dari Prancis ke Austria, tepatnya ke klub raksasa disana, Red Bull Salzburg.
Sukses menjadi bintang di Salzburg dengan torehan 45 gol dari 87 pertandingan, Mane mampu menarik perhatian Southampton untuk memboyongnya dan bermain di Liga Primer Inggris.
Dari situlah mimpinya tercapai, ia berhasil mewujudkan cita-citanya sejak kecil, yakni bermain di liga Primer Inggris, liga yang menurutnya terbaik di dunia.
Atribusi Sadio Mane adalah kecepatan dan kemampuan dribelnya yang luar biasa, ia juga memiliki insting mencetak gol yang tinggi.
Bermain sebagai winger kiri untuk Southampton, Mane sukses menyumbangkan 45 gol dan 32 assist dari 75 pertandingan di seluruh kompetisi untuk tim yang bermarkas di Stadion St Mary's tersebut.
Torehannya itu membuat juru taktik Liverpool asal Jerman, Jurgen Klopp tertarik untuk merekrutnya.
Dan benar saja, di musim 2016/2017, The Reds rela merogoh kocek sebanyak 34 juta poundsterling atau setara dengan Rp598 miliar untuk membawa Mane ke Anfield.
Nama sang pemain pun melambung tinggi, bersama The Reds, Mane mampu menyumbangkan gelar Liga Primer Inggris dan trofi paling bergengsi di eropa, Liga Champions.
Di musim 2018/2019 Mane juga berhasil meraih gelar top skor Liga Primer Inggris dengan torehan 22 gol.
Mane adalah winger yang luar biasa, salah satu yang terbaik di dunia, dribbles completed Mane berada di angka 2.18 per pertandingan, hanya kalah dari Mohamed Salah.
Namun, Masalah menciptakan peluang, Mane yang menjadi paling handal, xG Mane di Liga Primer Inggris musim ini berada di angka 10.3, lebih tinggi dari Mo salah yang hanya berada di angka 11.4.
Dengan catatan seperti itu tak heran jika Mane mampu mengalahkan Mo Salah sebanyak dua kali di musim ini, baik di Piala Afrika maupun kualifikasi Piala Dunia.
(Tribunnews.com/Deivor)