TRIBUNNEWS.COM - Atletico Madrid boleh saja tertinggal satu gol dari Manchester City di babak 8 besar Liga Champions.
Namun, pasukan Diego Simeone itu jelaslah belum habis.
Rekor mentereng sang juru taktik serta kemampuannya meracik strategi berpotensi besar menghancurkan The Citizens di leg yang kedua.
Dilansir ESPN, sejak dilatih Simeone, Atletico Madrid tak pernah gugur di Liga Champions kala harus ketinggalan satu gol pada leg yang pertama.
Korbannya adalah Bayern Leverkusen di tahun 2015 dan Barcelona pada tahun 2016.
Saat itu Atletico Madrid harus menerima kekalahan dengan defisit satu gol di leg yang pertama, namun sukses tampil beringas dan menorehkan kemenangan dengan defisit dua gol pada leg yang kedua.
Fakta tersebut jelas menambah gairah Diego Simeone untuk menghantam pasukan Pep Guardiola pada pertandingan leg kedua yang akan digelar pada Kamis (14/04/2022) dini hari.
Baca juga: Unai Emery Optimistis Bisa Menjaga Peluang Villarreal untuk Menyingkirkan Bayern di Liga Champions
Baca juga: Barisan Pemain Elite yang Tak Pernah Angkat Trofi Liga Champions, Pemain Chelsea bak Kena Kutukan
"Kami akan mengubah cara kami bermain di leg kedua dan City akan bermain dengan cara yang sama," kata Simeone dilansir Marca.
"Dengan kerendahan hati dan kerja keras, kami akan bersaing, kemudian kita lihat saja hasil apa yang kami terima," kata Diego Simeone.
Ya, seperti yang dibilang Simeone, City akan bermain dengan cara yang sama, yaitu tampil dominan dan menyerang atau mengandalkan kolektivitas.
Lalu, apa yang bisa dilakukan Simeone untuk meredam The Citizens dan menyingkirkan mereka?
Simeone adalah juru taktik yang terkenal dengan permainan pragmatisnya, peduli setan dengan statistik, yang ia inginkan adalah kemenangan.
Cara yang dipakai Antonio Conte bersama Tottenham saat mengalahkan Manchester City di Liga Inggris adalah cara yang paling ampuh untuk dipakai Simeone.
Yaitu bermain pragmatis dengan menyisakan penyerang cepat untuk berdiri di sejajar bersama pemain bertahan City.
Terbukti, saat itu pasukan Conte yang memiliki penyerang cepat macam Son Heung-min dan Dejan Kulusevski mampu menang dengan skor 3-2.
Skuat yang dimiliki Simeone pun berpotensi besar untuk mengulang apa yang sukses ditorehkan Conte.
Atletico Madrid barisan pemain cepat seperti Joao Felix, Angel Correa, hingga Antonio Griezmann yang dapat menerobos pertahanan City yang asik menyerang.
Jika Guardiola tak berhati-hati, bisa saja Simeone mampu menjadi mimpi buruk The Citizens dan menyingkirkan mereka di babak 8 besar Liga Champions.
Ya, faktanya Diego Simeone adalah pelatih yang memiliki intelegensi tinggi, rekornya bersama Atletico Madrid adalah bukti nyatanya.
Baca juga: Ketua Umum PSSI Yakin Timnas Indonesia U-23 Mampu Raih Emas SEA Games Vietnam
Kejayaan Diego Simeone di Atletico Madrid
Simeone adalah aktor pengangkat derajat Atletico.
Sebelum dia menukangi Los Rojiblancos, Atletico adalah tim papan tengah di Liga Spanyol.
Atletico sudah mengoleksi trofi La Liga sebanyak 9 kali.
Tapi setelah meraih gelar juara pada musim 1995/1996, tim yang bermarkas di Wandametropolitano itu bukan lagi kandidat juara.
Bahkan, di tahun 2000, mereka terdegradasi ke Divisi Dua dan sempat bertahan selama dua musim di sana sebelum kembali ke Liga Spanyol.
Sejak promosi lagi pada tahun 2003, prestasi paling bagus Atletico hanya berada di posisi empat Liga Spanyol.
Padahal, saat itu skuat Atletico diisi oleh penyerang tajam sekaliber Diego Forlan, Fernando Torres, dan Sergio Aguero.
Atletico tak pernah disebut sebagai klub raksasa Spanyol, hanya Real Madrid dan FC Barcelona yang menguasai papan atas klasemen.
Pada pertengahan musim 2011/2012, Los Lojiblancos sempat terpeleset hingga mendekati zona degradasi Liga Spanyol saat dilatih Gregorio Manzano.
Saat itu lah Diego Simeone masuk. Dengan misi, menjauhkan Atletico dari jurang degradasi.
Namun, pria Argentina itu malah membawa Atletico meroket.
Atleti dibawanya menuju posisi lima klasemen akhir, dan masuk ke zona Liga Eropa.
Bahkan, trofi Liga Europa juga langsung berhasil diraih Simeone pada musim pertamanya menahkodai Atletico.
Setelah itu, ia mendapat perpanjangan kontrak, lalu menanamkan idenya di benak para pemain.
Yaitu, bermain bertahan sebaik mungkin lalu menerkam tim lawan lewat serangan balik.
"Satu-satunya hal yang kami pedulikan adalah melakukan apa yang harus kami lakukan dengan cara terbaik," ucap Simeone dikutip dari Marca.
"Kami harus beradaptasi dengan keadaan, hal yang saya cari adalah kemenangan, dengan cara dan gaya saya sendiri," tambah pelatih berusia 50 tahun itu.
Meski banyak mendapatkan kritik karena permainan pragmatisnya, Simeone mampu membuktikan bahwa cara bermainnya mampu membuat Atletico menjadi raksasa di Spanyol.
Simeone berhasil membawa pulang trofi Copa del Rey pada 2012/2013, Liga Spanyol pada 2013/2014 dan 2020/2021, Liga Europa lagi pada 2017/2018.
Piala Super Eropa pada 2012 dan 2018. Di Liga Champions, Atletico juga mampu menembus babak final pada 2013/2014 dan 2015/2016.
Simeone mampu membangun tim setelah ditinggal sejumlah bintangnya.
Pelatih berjuluk El Cholo itu tetap mampu mempertahankan level tim meski ditinggal Falcao, Diego Costa, Filipe Luis, Gabi, Arda Turan, Mario Mandzukic, Miranda, hingga nama terakhir, Antonio Griezmann.
Nama yang disebutkan terakhir, memutuskan untuk kembali ke pelukan Atletico dan akan (kembali) berjuang bersama Simeone merajai Liga Spanyol dan Liga Champions.
Simeone juga dikenal sebagai pendongkrak performa striker yang diasuhnya.
Sebut saja Sergio Aguero, Fernando Torres, dan Diego Costa.
Baca juga: Nasib Kiper Termahal di Dunia: Gagal ke Real Madrid karena Zidane & Hanya Jadi Serep Bersama Chelsea
Ketika striker tersebut, adalah hasil binaan Simeone sebelum akhirnya dijual dengan harga mahal.
Nama terakhir yang menjadi sorotan adalah Marcos Llorente.
Meski posisi asli pemain asal Spanyol tersebut adalah gelandang bertahan.
LIorente diplot sebagai striker oleh Simeone dalam latihan Atletico.
Menjalani peran barunya bersama Simeone, musim lalu, mantan pemain Real Madrid itu mampu menjadi topskor kedua Atletico.
Torehan 13 golnya sepanjang musim hanya kalah dari Luis Suarez yang mampu mencetak 21 gol untuk Atletico.
Berkat polesan Simeone juga, Llorente mampu menembus skuat Timnas Spanyol pada Euro 2020.
(Tribunnews.com/Deivor)