TRIBUNNEWS.COM - Pelatih legendaris asal Italia, Arrigo Sacchi, memperingatkan AC Milan yang tengah berada dalam pacuan gelar Liga Italia.
Sacchi menilai, AC Milan tak boleh seperti Napoli yang menunjukkan siklus buruk dalam pertarungan Scudetto.
Perburuan gelar juara Serie A musim ini melibatkan tiga tim, yakni AC Milan, Inter Milan, dan Napoli.
Rossoneri menyandang status Capolista alias pemuncak klasemen. Klub asuhan Stefano Pioli ini mengemas 68 poin.
Baca juga: Kedalaman Skuat AC Milan & Kans Raih Scudetto: Adaptasi Pioli Poles Atribut Theo & Dua Regista Andal
Baca juga: Perisic Buka Harapan, Yakin Inter Milan Masih Berpeluang Juara Serie A Usai Menang 2-0 Atas Verona
Meski demikian, Zlatan Ibrahimovic dkk tak bisa nyaman dengan posisinya kini. Mereka hanya terpaut dua poin saja dari Inter Milan yang duduk di tangga kedua.
Apalagi Nerazzurri masih menyimpan satu pertandingan dan berpotensi untuk menggusur Il Diavolo Rosso.
Sedangkan Napoli, berada di urutan ketiga lewat koleksi angka yang sama dengan Inter Milan.
Sacchi berani menyebut Napoli memiliki mentalitas buruk lantaran bekas tim Maradona itu terlalu santai.
Il Partenopei -julukan Napoli- dinilai mudah lengah, imbasnya, klub asal Naples ini menghuni tangga ketiga meski sempat menduduki posisi puncak klasemen.
"Napoli memiliki masalah yang jelas, mentalnya jelek," sindir Sacchi, seperti yang dikutip dari laman Sempre Milan.
"Mereka (Napoli) mampu memenangkan pertandingan namun kemudian bersantai. Dalam hal ini AC Milan tidak bisa melakukan hal serupa."
Sindiran yang diberikan Sacchi merujuk kekalahan Napoli atas Fioretina pada pekan 32 Serie A lalu.
"Apa yang terjadi dengan Napoli banyak dialami kebanyakan orang, bahkan Timnas Italia tak luput dari fase jelek itu. Azzurri adalah juara Euro, dan kemudian mereka kehilangan kesempatan tampil di Piala Dunia 2022," tambahnya.
Adalah hal yang wajar jika Sacchi memberikan peringatan kepada Rossoneri. Maklum, klub sekota Inter Milan adalah bekas tim asuhan Arrigo Sacchi.
Sacchi pernah menjadi pelatih AC Milan sebanyak dua periode, yakni 1987 hingga 1991, dan 1996 sampai 1997.
Menurutnya, AC Milan memiliki perubahan yang signifikan berbekal deretan pemain muda yang namanya mayoritas belum terkenal.
Namun bukan itu masalah utama yang dihadapi Rossoneri, melainkan cara bermain mereka yang kurang konsisten.
"Pemain AC Milan banyak berlari, itu adalah cara yang buruk dan tidak konsisten dalam permainan," pungkas Allenatore asal Negeri Pizza ini.
(Tribunnews.com/Giri)