TRIBUNNEWS.COM - Ada sorotan menarik menjelang laga Liverpool vs Manchester United di Liga Inggris yang akan digelar pada Rabu, (20/04/2022) dini hari WIB.
Kedua juru taktik Liverpool dan Manchester United memiliki hubungan yang cukup dekat ketika mereka masih berada di Jerman.
Bisa dibilang Jurgen Klopp adalah murid dari Ralf Rangnick yang menularkan taktik gegenpressing kepadanya.
Ralf Rangnick dikenal sebagai 'bapak gegenpressing' yang menularkan ilmunya kepada pelatih-pelatih muda asal Jerman.
Filosofi juru taktik berusia 63 tahun itu adalah tentang agresifitas dan daya juang.
Baca juga: Kalah Jauh dari Mbappe & Neymar, Messi Sulit Adaptasi Skema Pochettino hingga Rindu Barcelona
Baca juga: Hubungan Jurgen Klopp dan Ralf Rangnick Tertahan Jelang Bentrokan Liverpool Lawan MU
"Kami suka menekan tinggi, dengan tekanan balik yang sangat intens. Ketika kami menguasai bola, kami tidak suka umpan persegi atau umpan balik," Kata Rangnick dilansir The Coaches Voice.
Ya, Rangnick peduli setan dengan permainan lewat sirkulasi passing yang menyisir ke sisi lapangan, dia lebih mengutamakan direct pass lewat umpan terobosan yang menusuk guna mencapai ke sepertiga akhir dengan cepat.
Filosofinya adalah tentang agresifitas dan daya juang. Setelah kehilangan bola, anak asuhnya dituntut untuk merebut bola secepat mungkin.
Para pemainnya juga diharamkan untuk memegang bola lebih dari 10 detik, mereka harus memiliki visi untuk melakukan sirkualsi bola ke depan dengan cepat.
"Jika anda ingin meningkatkan kecepatan permainan anda. Anda harus mengembangkan pikiran lebih cepat daripada kaki kedua kaki anda," ungkap Rangnick.
Gaya kepelatihan seperti itu tak asing dengan juru taktik Liverpool bukan? ya, gegenpressing adalah cetusan dari Ralf Rangnick yang dijadikan senjata Jurgen Klopp untuk The Reds.
Rangnick adalah maha guru untuk pelatih-pelatih dari Jerman. Nama-nama seperti Jurgen Klopp, Thomas Tuchel, hingga pelatih Bayern Munchen, Julian Nagelsmann merupakan murid-nya.
Nama yang disebutkan pertama dapat dibilang sebagai sosok yang menaruh kiblat permainannya seperti Rangncik.
Baca juga: Melihat Karier Cristiano Ronaldo, Pemilik Nomor Keramat & Pecahkan Kutukan Manchester United
Baca juga: Manchester United Kadang Lemah di Sisi Ini, Kelemahan ini Juga yang Membuat Rangnick Latih United
Beberapa pemain Liverpool sekarang adalah bekas asuhan Rangnick ang ia godok di klub terdahulunya.
"Klopp tidak perlu berterima kasih kepada saya. Ini jelas bukan kebetulan bahwa ia memiliki empat mantan pemain saya (Sadio Mane, Naby Keita, Firmino, dan Joel Matip)," Kata Rangnick dilansir BT Sport.
"Karena itu menunjukkan bahwa ia sebenarnya mencari jenis pemain yang sama, dengan aset yang sama, dengan mental yang sama," lanjutnya.
Jelas bukanlah tanpa alasan mengapa Klopp seniat itu untuk menerapkan filosofi Rangnick untuk Liverpool yang sedang ia buat menjadi tim terbaik Eropa.
Karir sepakbola Rangnick begitu mentereng, dia dikenal sebagai profesor sepakbola dengan kecerdasannya meramu taktik dan strategi.
Rangnick memulai karir kepelatihannya sejak tahun 1983, saat itu ia menjadi pemain sekaligus pelatih untuk tim Jerman, Viktoria Backnang di usia 26 tahun.
Kemudian karir kepelatihannya terus menanjak hingga mampu membawa Schalke 04 lolos ke final DFB Pokal dan duduk sebagai runner up di Bundesliga musim 2004/2005.
Di musim selanjutnya, Rangnick sukses membawa Schalke menjadi jawara DFB Pokal dan secara mengejutkan mengantar The Royal melaju ke babak semi final Liga Champions musim 2010/2011.
Berkat kecerdasannya dalam berteori, ia dirasa lebih cocok untuk duduk dengan jabatan yang lebih tinggi daripada menjadi seorang pelatih.
Baca juga: Jelang Laga Liverpool Vs Manchester United; Mohamed Salah dan Cristiano Ronaldo, Siapa Terhebat?
Baca juga: Jadwal Liga Inggris Liverpool vs Manchester United dan Chelsea vs Arsenal Tengah Pekan Ini
Pada tahun 2012 ia direkrut oleh RB Leipzig untuk menjadi Direktur Olahraga guna mengangkat performa mereka yang saat itu masih berada di kasta keempat kompetisi sepakbola Jerman.
Rangnick pun langsung mencarikan pelatih untuk Leipzig yang sesuai dengan ideologi sepakbola yang ia usung, nama Alexander Zorniger pun ditunjuk.
Hasilnya? istimewa!
Zorniger mampu membawa Leipzig promosi dari divisi 4 menuju divisi 2 hanya dalam waktu dua tahun saja!
Naik ke tingkat yang lebih tinggi membuat nama Zorniger disingkirkan untuk mencari pelatih dengan nama yang lebih mentereng dan kebutuhan strategi Leipzig.
Namun, tak ada satu nama yang sukses Rangnick bawa meneruskan tongkat kepelatihan Zorniger, nama-nama seperti Thomas Tuchel dan Sascha Lewandowski gagal ia boyong.
Alhasil, Rangnick memilih untuk terjun ke lapangan dengan menjadi juru taktik anyar RB Laipzig yang memiliki misi besar.
Hasilnya pun instan! Leipzig dibawanya promosi ke kompetisi tertinggi di Jerman, Bundesliga.
Dengan begitu, Lepzig hanya membutuhkan waktu lima tahun untuk mampu promosi dari kasta keempat menuju kasta tertinggi di sepakbola Jerman.
Setelah mampu mebawa Leipzig promosi ke kasta tertinggi sebagai pelatih, Rangnick kembali memilih untuk menjabat sebagai direktur olahraga guna menyeimbangkan tim agar mampu bertahan dan bersaing dengan tim-tim besar Bundesliga.
Hingga akhirnya, karier mentereng Rangnick bersama Leipzig usai saat dirinya memilih bergabung bersama raksasa Russia, FC Lokomotiv Moskow di musim 2021/2022.
Kini, karirnya bersama Manchester United sedikit diragukan, gegenpressing yang menjadi andalan dari sistem sepak bolanya tak pernah ia pakai lagi bersama Setan Merah.
Laga melawan Liverpool bisa menjadi pembuktian bagi Ralf Rangnick bahwa ia mampu mengalahkan Jurgen Klopp yang bernotaben sebagai salah satu muridnya yang paling sukses.
(Tribunnews.com/Deivor)