TRIBUNNEWS.COM - Napoli memang hanya bermain imbang 1-1 melawan AS Roma di lanjutan Liga Italia 2021/2022 pada Selasa, (19/04/2022).
Namun, hasil tersebut sukses membuktikan bahwa Napoli bukanlah sembarangan tim yang mudah untuk dikalahkan.
Di atas kertas, skuat pasukan Spalletti sedikit tertinggal dengan yang dimiliki oleh Jose Mourinho di AS Roma.
Tetapi secara permainan, Napoli berhasil menunjukkan kualitas yang mumpuni, pertahanan AS Roma dibuat kelimpungan dengan serangan-serangan Partenopei.
Baca juga: Fakta AS Roma Imbangi Napoli: El Shaarawy Spesialis Gol Menit Akhir, Mourinho Pasang Muka Bete
Baca juga: Liverpool vs Man United: Klopp Replika Taktik & Curi Pemain Rangnick, Duel Gegenpressing di Anfield?
Fabian Ruiz dan kolega menggempur pertahanan Inter Milan dengan melakukan 8 sepakan, 4 diantaranya mengarah ke gawang Roma yang dijaga Rui Patricio.
Gol cepat pun berhasil disarangkan Lorenzo Insigne tepatnya pada menit ke 11 lewat sepakan penalti.
Sedangkan AS Roma yang bernotaben sebagai raksasa Italia hanya mampu membalasnya pada menit akhir melalui gol yang disarangkan El Shaarawy.
Jika Napoli sedikit beruntung, maka bisa saja mereka meraih 3 angka di laga tersebut dan menyamai poin yang dikumpulkan Inter Milan di Liga Italia.
Dengan hasil imbang tersebut, AS Roma yang dinakhodai oleh Jose Mourinho tak pernah mampu mengalahkan Napoli di musim ini.
Di pertemuan pertama, Giallarossi juga hanya bermain imbang melawan Napoli dengan skor kaca mata.
Ya, meski sang juru taktik, Luciano Spaletti baru didatangkan Napoli di musim ini, namun ia mampu beradaptasi dengan cepat bersama tim yang bermarkas di Stadion Diego Armando Maradona tersebut.
Pengalaman menukangi tim-tim elit Liga Italia lainnya (AS Roma dan Inter Milan) membuat pelatih berusia 62 tahun tersebut tak membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi bersama Partenopei.
Debut kepelatihannya menahkodai Lorenzo Insigne dan kawan-kawan begitu moncer.
Baca juga: Liga Inggris: Cedera Arsenal & Bangkitnya Chelsea, Derbi London Milik The Blues?
Baca juga: Melihat Karier Cristiano Ronaldo, Pemilik Nomor Keramat & Pecahkan Kutukan Manchester United
Napoli saat ini menjadi tim ketiga di Liga Italia yang paling sedikit menelan kekalahan (6) hanya AC Milan dan Inter Milan yang memiliki catatan lebih mentereng.
Kedua tim sekota itu hanya merasakan 3 dan 4 kekalahan hingga giornata ke 33 Liga Italia.
Padahal, di bursa transfer musim panas kemarin, Partenopei tak begitu jor-joran dalam mendatangkan pemain.
Dilansir Transfermarkt, Napoli hanya menggelontorkan dana sebanyak 19 juta euro untuk memperdalam skuat di musim ini.
Dua pemain berhasil didatangkan secara gratis, yaitu Juan Jesus dari AS Roma dan kiper muda, David Marfella yang didatangkan dari tim Serie C, Bari.
Dana 19 juta yang dikeluarkan adalah untuk mempermanenkan dua pemain yang sejak musim lalu sudah membela Partenopei yaitu, Matteo Politano dari Inter Milan dan meminjam Andre-Frank Zambo Anguissa dari Fulham.
Meskipun begitu, magis pelatih uzur tersebut mampu membawa Napoli tampil mempesona dan konsisten.
Dilansir Sofascore, musim ini Napoli menjadi tim dengan penguasaan bola terbanyak di Liga Italia dengan 59,12% ball possession.
Skema dasar 4-3-3 yang diusung juru taktik asal Italia tersebut jelas mengutamakan permainan atraktif dan position play menggunakan umpan pendek dari kaki ke kaki.
Rata-rata jumlah passing mereka adalah 512 per pertandingan dengan tingkat akurasi mencapai 86.7%. Kembali menjadi yang tertinggi di Liga Italia mengalahkan Sarriball di Lazio yang dikenal handal dalam urusan melakukan passing.
Spalletti senang membuat lawan kelimpungan lewat permainan position play yang dia usung, pergerakan tanpa bola para punggawa Partenopei begitu cair.
Mereka tak terpaku dengan posisi di atas kertas, pergerakan pemain begitu cair untuk saling bertukar posisi saat melakukan serangan dan mengatur tempo permainan.
Lorenzo Insigne yang bermain sebagai winger begitu aktif menjemput bola ke tengah untuk menjadi 'sutradara' dalam serangan Napoli.
Baca juga: Inter Milan vs AC Milan di Coppa Italia - Rossoneri Kurang Sadis, Pioli Tetap Pede Gilas si Ular
Posisinya di sisi sebelah kiri sering diisi oleh Fabian Ruiz yang bermain lebih melebar, bahkan Mario Rui sebagai full back aktif untuk mengisi lini penyerangan sebelah kiri yang ditinggalkan Insigne.
Hal tersebut membuat serangan yang digencarkan oleh Partenopei berjalan sangat efektif dan efisien.
Mereka mencatatkan rata-rata melakukan 11 kali tendangan per pertandingan (paling banyak di Liga Italia) serta torehan 2.2 gol di setiap pertandingannya.
Musim ini di Liga Italia mereka menjadi tim paling produktif kedua (59) setelah Inter Milan (68).
Ya, efektifitas serangan yang dibangun Partenopei membuat lini depan mereka begitu moncer sehingga memanjakan para penyerang mereka.
Tak hanya itu, kolektivitas permainan yang diusung Spaletti membuat Napoli tak begitu bergantung pada jumlah gol individu pemain.
Dilansir Transfermarkt, sudah ada 20 pemain berbeda Partenopei yang mampu mencatatkan namanya di papan skor.
Lorenzo Insigne dan kolega patut dinobatkan sebagai calon terkuat untuk meraih scudetto musim ini, menyaingi AC Milan serta Inter Milan yang memiliki ambisi sama besarnya.
Baca juga: Kalah Jauh dari Mbappe & Neymar, Messi Sulit Adaptasi Skema Pochettino hingga Rindu Barcelona
Efisiensi permainan yang dibangun Spalletti benar-benar mampu memaksimalkan atribut yang dimiliki para punggawa Napoli.
Tinggal bagaimana sang pelatih dan anak asuhnya mampu menjaga konsistensi permainan hingga Giornata terakhir.
Dan membuat Partenopei meraih Scudetto, gelar yang sudah 34 tahun lamanya tak mereka bawa pulang.
Napoli saat ini berada di peringkat ketiga Liga Italia dengan torehan 67 angka dari 33 pertandingan.
Partenopei tertinggal empat poin dari sang pemuncak klasemen, AC Milan.
(Tribunnews.com/Deivor)