Perseteruan Marko Simic Vs Persija Memanas, Sebut Manajemen Bohong, Mau Bawa Masalah ke FIFA
TRIBUNNEWS.COM - Perseteruan antara striker asing asal Kroasia, Marko SImic dan manajemen Persija Jakarta memanas.
Kedua pihak saling klaim atas situasi yang terjadi berdasarkan versi masing-masing.
Teranyar, Marko Simic menyanggah pernyataan resmi yang dibuat manajemen Persija Jakarta ihwal gaji sang striker di skuad Macan Kemayoran selama satu tahun terakhir.
Seperti diketahui, Persija Jakarta merilis pernyataan resminya perihal tudingan yang dilontarkan Marko Simic, Selasa (27/4/2022).
Baca juga: Bantah Pengakuan Marko Simic Tak Dibayar Setahun, Persija Sodorkan Dasar Penyesuaian Gaji
Baca juga: Update Transfer Persebaya, Welcome Brylian Aldama, Gabriel Silva Calon Sayap Cepat Bajul Ijo
Dalam rilisnya, Presiden Persija Jakarta, Mohamad Prapanca mengatakan bahwa apa yang ditudingkan Marko Simic itu tidak benar.
Prapanca menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi antara Persija Jakarta dan Marko Simic.
Menurutnya, Marko Simic telah salah paham mengartikan SK PSSI bernomor SKEP/69/XI/2020 tentang penyesuaian gaji yang diberlakukan imbas dari pemberhentian kompetisi.
Selain itu, Prapanca juga menyangkal jika pihaknya berniat untuk merusak karier Marko Simic seperti apa yang ditudingkan.
Berikut rilis statement resmi dari Mohamad Prapanca yang dirilis di Instagram resmi tim Rabu (27/4/2022):
Baca juga: Update Transfer Persis Solo, Mau Sambar Pretelan Skuad Juara Persija, Tarik Pulang Irfan Jauhari
Baca juga: Update Transfer Persebaya, 19 Pemain Resmi Merapat, Pemain Asing 3 dari Brasil Satu dari Jepang
"Persija adalah klub yang patuh dan taat hukum. Tidak benar ada pernyataan yang menyebutkan bahwa gaji pemain tidak dibayar selama satu tahun.
Ada pun penyesuaian gaji yang diberlakukan mengacu pada keputusan dari PSSI terkait pemberhentian kompetisi karena adanya pandemi Covid-19. Dasarnya adalah Surat Keputusan (SK) PSSI bernomor SKEP/69/XI/2020.
Dalam situasi itu, semua pemain termasuk Marko Simic sepakat akan kebijakan tersebut yang dituangkan dalam adendum pertama sehingga semua berjalan sebagaimana mestinya.
Namun pada perjalanannya, Marko Simic memiliki pemahaman yang berbeda untuk adendum selanjutnya.