TRIBUNNEWS.COM - Nama Shayne Pattynama melejit di kompetisi tertinggi Norwegia.
Pemain yang sedang dalam proses naturalisasi bersama Timnas Indonesia itu sukses mengantar timnya, Viking FK bertengger di papan atas Liga Norwegia.
Dari 4 pertandingan yang sudah dijalani Viking FK, Shayne Pattynama selalu tampil dari menit awal untuk mengisi pos bek kiri tim yang bermarkas di Stadion SR-Bank Arena tersebut.
Viking pun mampu memenangkan 3 pertandingan dan hanya merasakan 1 kali kekalahan.
Dengan torehan 9 angka, Viking FK pun bertengger di posisi kedua klasemen Liga Norwegia dan hanya berjarak 1 poin dari sang pemuncak klasemen, Lillestrom.
Melejitnya Shayne Pattynama bersama Viking FK, merupakan kabar baik bagi Timnas Indonesia yang sebentar lagi akan memperkuat Tim Merah Putih.
Baca juga: Lewandowski Meminta kepada Bayern Muenchen Kontrak Berdurasi 2 Tahun dan Juga Meminta Kenaikan Gaji
Baca juga: Persib Lebih Terasa Jawa Barat Musim Ini, Indikasi Taufik Hidayat Menyeberang dari Persija ke Maung?
Shayne merupakan pria kelahiran Belanda yang lahir pada 11 Agustus 1998.
Pemain berkaki kidal itu mengawali karier sepakbolanya bersama tim Bagus Kahfi sekarang, Jong Utrech di tahun 2017 hingga 2019.
Setelah tampil melejit bersama Jong Utrech di Liga 2 Belanda, Pattynama memutuskan hengkang ke tim Liga 2 lainnya yaitu Telstar di tahun 2020.
Hanya bertahan satu musim, pemain keturunan Semarang itu memutuskan untuk hengkang ke Liga utama Norwegia berama Viking FK.
Alasan PSSI melakukan proses naturalisasi terhadapnya memanglah rasional, usianya di tahun ini baru 24, ia juga bermain di klub papan atas Liga Norwegia.
Prestasi Viking FK di Liga Norwegia musim 2021 begitu mentereng, Shayne Pattynama dan kolega sukses bertengger di posisi 3 klasemen dan hanya berjarak 6 poin dari Bodo/Glimt yang menjadi kampiun.
Viking FK pun sukses mendapatkan jatah untuk bermain di ajang Liga Konferensi Eropa 2022/2023.
Dilansir Transfermarkt, posisi utama Shayne Pattynama adalah bek kiri, namun ia juga dapat dimainkan menjadi winger.
Bermain di area tepi, atribut utama Shayne adalah kelihaiannya dalam hal mengirim umpan dan memiliki visi bermain yang apik.
Asumsi tersebut dapat dilihat dari catatan assist Shayne Pattynama yang mencapai angka 5 dari 24 pertandingan bersama Viking FK.
Baca juga: Update Transfer Liga 1, Esteban Vizcarra Resmi ke Madura United, Greg Nwokolo ke Persib?
Baca juga: Hasil Liga Champions: Mane Menyamai Rekor Drogba, Liverpool Dekati Final, Duet Maut Bareng Mo Salah
Dari total 24 pertandingan yang ia jalani pada musim lalu, pemain berusia 24 tahun tersebut hanya tampil sebagai starter sebanyak tujuh kali.
Tak hanya handal dalam menyumbang assist, Shayne Pattynama juga mampu mencatatkan 2 gol bagi Viking FK meski berstatus sebagai pemain bek kiri dan jarang tampil dari menit awal.
Nampaknya, ia memang sengaja dijadikan juru taktik Viking FK untuk menjadi seorang super sub yang mampu menjadi pembeda saat dimainkan.
Dilansir Sofascore, pemain berpostur 180 cm itu memiliki akurasi umpan mencapai 82% per pertandingannya.
Atribut tersebutlah yang dibutuhkan Shin Tae-yong untuk mengusung sistem bermainnya di Timnas Indonesia yang mengandalkan kolektivitas.
Statistik bertahanan Shayne Pattynama juga begitu mencolok, per catatan Sofascore ia mampu menorehkan 0,8 tackle per pertandingan dan 0,4 intersep per pertandingan.
Shayne Pattynama sendiri baru bergabung bersama Viking FK di tahun 2021, artinya ia baru bermain satu musim bersama tim asal kota Stavanger tersebut dan langsung mengantar klubnya tampil di ajang Liga Konferensi Eropa 2022/2023.
Yang menjadi pertanyaan, apa yang dapat dimanfaatkan Shin Tae-yong dari seorang Shayne Pattynama?
Kedatangan Shayne Pattynama dapat menutup kelemahan Timnas Indonesia yang seringkali kebobolan pada bola-bola set piece.
Baca juga: AC Milan Menuju Scudetto, Daftar 4 Laga Terakhir Milan dan Inter di Serie A, Pendulum Mengayun Lagi
Baca juga: Prediksi Line-Up West Ham United vs Frankfurt, Liga Eropa: Panggung Moyes Kembali Ukir Sejarah Klub
Tinggi badannya yang mencapai 180 sentimeter dapat menutup kelemahan timnas tersebut.
Apalagi ditambah jam terbang mereka bermain menghadapi striker-striker tambun di eropa jelas menjadi poin plus sendiri yang dilirik Shin Tae-yong.
Tak hanya itu, Shin Tae-yong yang bermain mengandalkan ball possesion dengan mengatur build up serangan dari lini belakang juga akan terbantu dengan peran Pattynama.
Kemampuan passing Pattynama yang di atas rata-rata pemain Indonesia akan mampu memberi kenyamanan timnas dalam melakukan progresi serangan dari belakang.
Dengan lancarnya proses build up serangan, dengan begitu peran gelandang dan pemain depan timnas dapat lebih cair.
Di sini, Tae-yong mencari peran gelandang serang atau striker yang memiliki kualitas passing dan kemampuan finishing yang handal.
Sang pemain dibutuhkan di fase akhir serangan Timnas memanfaatkan atribusinya dalam mengirim umpan dan menciptakan peluang berbahaya.
Dengan sistem Tae-yong tersebut, Timnas Garuda mampu menguasai jalannya pertandingan dari menit awal hingga akhir.
Keunggulan jumlah pemain timnas di lini tengah membuat para pemain Indonesia dapat leluasa mengurung pertahanan lawan.
Ditambah, semua striker Timnas Indonesia merupakan pemain yang memiliki kecepatan dan kreatif yang ditopang oleh para gelandang pekerja keras.
Umpan jauh dan terobosan digunakan semaksimal mungkin dalam mengubah arah serangan memanfaatkan kecepatan para pemain depan untuk menciptakan peluang dengan ruang kosong yang dimiliki.
Di sini Tae-yong meninggalkan peran striker murni yang identik dengan postur jangkung, permainan fisik, dan sundulan yang mematikan menjadi permainan cepat yang energik, kreatif, dan efisien.
Ya, dengan kehadiran Pattynama yang bermain di level eropa jelas akan meningkatkan kualitas Timnas Indonesia agar dapat berbicara di kompetisi-kompetisi terbaik Asia.
Setelah meraih hasil runner up di turnamen Piala AFF 2020, Timnas Indonesia dijadwalkan akan bermain dalam ajang kualifikasi Piala Asia yang bakal bergulir pada 8 hingga 14 Juni 2022.
Berposisi sama dengan Pratama Arhan (bek kiri), Shayne Pattynama berpeluang besar untuk menggeser Pratama Arhan di sisi tepi pertahanan Timnas Indonesia.
(Tribunnews.com/Deivor)