TRIBUNNEWS.COM - Pratama Arhan tak kunjung melakoni debutnya bersama tim Liga 2 Jepang, Tokyo Verdy.
Sejak direkrut pada 16 Februari 2022, Arhan belum pernah masuk dalam daftar line up Tokyo Verdy baik di Liga Jepang ataupun domestik.
Juru taktik Tokyo Verdy pun memberi alasan bahwa Arhan masih butuh waktu untuk melakukan proses adaptasi dengan klub.
Baca juga: Menakar Produktivitas Duo Brasil Persib Musim Depan, Ciro Alves Buat Pengakuan Soal David da Silva
Debut bermain di luar Indonesia dengan usia yang begitu muda memang membuat Arhan butuh banyak waktu untuk beradapsi dengan gaya permainan maupun cuaca di sana.
Yang menjadi pertanyaan adalah, mampukah Pratama Arhan beradaptasi di tim barunya? Dan siapa pesaing Arhan di sektor kiri pertahanan Tokyo Verdy?
Baca juga: Prediksi Liverpool vs Villarreal: The Reds Bisa Tenggelamkan Kapal Selam Kuning, Begini Skenarionya
Baca juga: Manchester United vs Chelsea Tanpa Harry Maguire, Keuntungan atau Kerugian?
Dilansir Transfermarkt, Tokyo Verdy telah memiliki dua pemain yang berposisi sebagai bek kiri.
Kedua pemain tersebut adalah Ren Kato (22 tahun) dan Yuta Narawa (34 tahun).
Nama yang disebutkan pertama akan menjadi pesaing paling berat bagi Arhan untuk memperebutkan posisi utama sebagai bek kiri Tokyo Verdy.
Ren Kato telah bermain sebanyak 9 kali di musim 2021/2021 dan sukses menyumbangkan 1 gol.
Melihat performanya sejak musim lalu, Kato memiliki atribut yang sama seperti Arhan, yaitu mengandalkan kecepatan dan umpan crossing yang akurat.
Pergerakannya begitu cair, kemampuannya melakukan penetrasi juga berkali-kali mampu merepotkan pertahanan lawan.
Tak hanya menjadi bek kiri, Kato juga sering dipasang menjadi pemain sayap ketika Tokyo Verdy mengalami kebuntuan.
Namun, kekurangan Kato adalah dalam urusan bertahan, fisiknya tak cukup kuat untuk berduel dengan striker asing J2 League.
Baca juga: Ibarat Ketiban Durian Runtuh dari Manchester City, Alasan Gabriel Jesus Opsi Sempurna Arsenal
Baca juga: Sorotan Liga 1: Pahitnya Jalan Perpisahan Simic & Persija, Riko Kehilangan Pasangan Emasnya
Nampaknya itulah yang menjadi alasan Tokyo Verdy memutuskan untuk merekrut Arhan, pemain Timnas Indonesia itu tak hanya spesial dalam urusan menyerang namun juga bertahan.
Ya, nama Pratama Arhan begitu melejit setelah gelaran Piala AFF 2020.
Selain sukses mengantar Timnas Indonesia menjadi runner up, Pratama Arhan juga menyabet penghargaan sebagai pemain muda terbaik Piala AFF 2020.
Kualitas Pratama Arhan memang apik, ia tak seperti masih berusia 20 tahun, mental bertanding dan kerja kerasnya di lapangan menunjukkan ia adalah pemain yang matang.
Arhan merupakan full back kiri modern yang begitu rajin membantu serangan, kemampuan dribel dan kecepatan yang dimilikinya memudahkannya melakukan fenetrasi dari sisi tepi.
Tak hanya itu, Arhan juga memiliki akurasi passing dan crossing yang ciamik, beberapa kali umpannya dari sektor kiri membahayakan pertahanan lawan.
Pemain kelahiran 21 Desember 2021 ini juga menjadi algojo utama bola mati Timnas Indonesia terutama saat corner kick dan lemparan ke dalam.
Ya, satu hal yang paling menarik dari Pratama Arhan adalah kemampuannya dalam mengeksekusi lemparan ke dalam.
Ia mampu melempar bola dari jarak 20 hingga 30 meter, hal tersebut membantu Timnas Indonesia untuk menciptakan skirmish di kotak penalti.
Baca juga: Ubah Tradisi, Persib Bandung Jadikan Ajax Amsterdam sebagai Role Model
Baca juga: Update Transfer PSS Sleman, Seto Bidik 2 Pilar Gesit Persipura, Keduanya Berlabel Timnas Indonesia
Meski terlihat sepele, hal tersebut begitu vital untuk Indonesia mampu menciptakan gol lewat situasi yang tak terduga.
Juga saat mengalami kebuntuan, lemparan ke dalam Pratama Arhan dapat dijadikan senjata bagi Garuda untuk mencetak gol.
Arhan adalah contoh dari bek kiri modern yang memiliki atribut lengkap, selain kemampuannya membantu serangan Timnas Indonesia.
Kecerdasan dan etos kerjanya dalam bertahan juga patut diberi acungan jempol.
Baca juga: Tekad Tuchel Sempurnakan Skema 3 Bek Chelsea: Ikhlaskan Rudiger, Boyong Bek Modern Milik Villarreal
Baca juga: 3 Faktor AC Milan Bisa Gagal Juara Serie A: Bak Dejavu, Rossoneri Tak Belajar dari Kesalahan
Meski tak berbadan tambun, ia berani untuk berduel fisik, ketika terjatuh, ia akan bangkit dan merembut bola dari lawannya.
Mindset kerja keras yang ditanamkan Shin Tae-yong benar-benar membuat Pratama Arhan menjadi pemain yang berada di level tertinggi di usianya.
Kepercayaan juru taktik asal Korea Selatan itu untuk memberi jam bermain yang banyak bagi Arhan juga membuat penampilannya begitu matang.
Kini, nama Arhan akan selalu menjadi tumpuan di sektor kiri Timnas Indonesia, di usianya yang akan terus bertambah, kerja keras dan pengalaman bermain di klub akan membuatnya semakin berkembang.
(Tribunnews.com/Deivor)