TRIBUNNEWS.COM - Antonio Conte bersama Tottenham Hotspur bakal melakoni partai penting dalam pekan ke-37 Liga Inggris.
Bermain di markas sendiri, Tottenham ditantang Arsenal untuk memperebutkan posisi empat klasemen Liga Inggris dan bemain di Liga Champions musim depan.
Conte tentu peduli setan dengan kondisi Arsenal yang sedang bagus-bagusnya di bawah asuhan Mikel Arteta.
Pria asal Italia itu telah membuktikan bahwa keputusan Spurs untuk mendatangkannya dengan gaji selangit tidaklah salah.
Di awal kedatangan Conte, Tottenham tengah terseok-seok dan hanya menduduki posisi sembilan Liga Inggris.
Baca juga: Hasil Liga Inggris: Chelsea Menang Pesta Gol, Kebahagiaan Tuchel Berkurang Akibat Cederanya Kovacic
Baca juga: Liga Inggris Malam Ini Derbi London Utara, Tottenham vs Arsenal, Penentuan 4 Besar Klasemen
Kini, dengan tangan dingin sang juru taktik asal Italia itu, Tottenham menjadi tim terkuat untuk mewakili Inggris bermain di Liga Champions musim depan.
Posisi lima besar klasemen berhasil mereka duduki dengan torehan 62 angka, tertinggal empat poin dari Arsenal yang bertengger di peringkat empat.
Pertandingan nanti dini hari menjadi kesempatan bagi Conte untuk membawa Spurs mempermalukan Arsenal dan memangkas jarak poin menjadi satu angka saja.
“Ini pertandingan penting bagi kami karena jika kami ingin terus memiliki kesempatan bermain di Liga Champions," Kata Conte dilansir Sky Sports.
kami membutuhkan tiga poin, kami harus menang. Tidak ada solusi lain bagi kami," lanjut juru taktik asal Italia itu.
Conte memiliki modal yang apik untuk bersua Arsenal, Harry Kane cs dibawanya sukses menahan imbang Liverpool di Anfield dengan skor 1-1.
Prestasi menarik yang berhasil ditorehkan Tottenham selain sukses menahan imbang Liverpool di Anfield adalah bagaimana mereka mampu menjadi satu-satunya tim yang mengalahkan Manchester City di paruh musim ini.
Permainan pragmatis Antonio Conte dengan mengutamakan serangan balik sukses membuat pertahanan Manchester City kelimpungan.
The Lilywhites boleh saja kecolongan lewat dua gol yang diciptakan Gundogan dan penalti Mahrez, tapi kecerdasan Conte membaca situasi permainan membuat Spurs mampu membalikkan keadaan.
Yang dicari Conte adalah kemenangan, ia peduli setan dengan penguasaan bola ataupun permainan cantik.
Meski hanya mampu menguasai pertandingan sebanyak 28 persen saja, anak asuhnya sukses menciptakan 5 shot on target dan 3 di antaranya berbuah gol.
Ya, itulah kehebatan Antonio Conte, mental pemenangan yang sedari dulu tertanam dalam dirinya.
Conte memang dikenal sebagai pelatih hebat, dia memulai karier kepelatihannya di klub besar Eropa sejak tahun 2011.
Total tujuh musim ia menukangi Juventus, Chelsea, dan Inter Milan.
Dari tiga tim elit tersebut, Conte sukses meraih lima gelar liga, satu piala FA, dan satu kali lolos ke partai Liga Europa.
Catatan hebatnya, dilansir Squawka, selama karier kepelatihannya, Conte selalu berhasil mencatatkan persentase kemenangan di atas 60 % .
Catatan tersebut semakin membuktikan bahwa ia adalah pelatih yang memiliki mental pemenang.
Kemenangan menghadapi tim sebesar Manchester City menjadi modal Conte untuk mengangkat derajat The Lilywhites di Liga Inggris.
Baca juga: Hasil Liga Inggris: Gilas Leeds United, Chelsea Amankan Diri dari Kejaran Arsenal
Salah satu hal yang paling mencolok dari sistem yang Conte usung adalah adaptasinya untuk sang winger, Son Heung-min.
Di tangan Antonio Conte, Son Heung-min begitu diandalkan eks juru taktik Inter Milan itu untuk mengangkat performa tim.
Dari 20 pertandingan yang sudah ia jalani, Conte memakai pakem 3-4-3 dengan memakai trio Son Heung-min, Harry Kane, dan Lucas Moura/Kulusevski.
Pakem tersebut sedikit berbeda dengan apa yang ia pakai saat masih menukangi Inter Milan.
Bersama Nerazzurri, hampir di setiap pertandingan Conte selalu memakai dua penyerang dengan tipikal nomor sembilan.
Kedalaman skuat yang dimiliki Tottenham memang membuat Conte meninggalkan kebiasaannya di Inter Milan.
Apalagi, adanya Son Heung-min yang lebih berbahaya jika dipasang sebagai seorang winger, membuat Conte melakukan adaptasi dengan menggunakan tiga penyerang di depan.
Hasilnya pun mentereng, Son menjadi top skor kedua bagi Tottenham musim ini dengan torehan 21 gol dan 20 di antaranya sukses ia ciptakan di pertandingan Liga inggris.
Ia juga menjadi penyumbang assist terbanyak bagi The Lilywhites bersama Harry Kane dengan sumbangan 9 assistnya.
Dari adaptasi yang dilakukan pria berusia 52 tahun itu memang memperlihatkan bahwa dirinya benar-benar ingin menjadikan Son sebagai pusat serangan dari Tottenham.
Meski bermain sebagai winger kiri, pergerakan Son sangat cair.
Ia tak selalu memulai serangan dari tepi lapangan tapi juga muncul dari tengah untuk menciptakan half space, Son pun juga lebih banyak berada di dalam kotak penalti.
Baca juga: Ratapan Pierre-Emerick Aubameyang ke Ousmane Dembele Saat Barcelona Unggul 3-1 Atas Celta Vigo
Posisi wing back yang biasa diisi oleh Regulion/Sessegnon maupun Doherty fokus untuk melayani Son yang sering berada di kotak 16 untuk mencetak gol.
Peran sebagai goal getter utama The Lilywhites bukan lagi menjadi tanggung jawab utama sosok Harry Kane namun juga Son Heung-min.
Hal tersebut sebenarnya sangat realistis, Tottenham tak akan mampu berbicara banyak jika hanya menandalkan atribut seorang Harry Kane.
Antonio Conte yang menjadi pelatih anyar pun paham betul dengan atribut sang pemain, Son bukanlah pemain yang menjadi bayang-bayang kapten Timnas Inggris tersebut.
Melainkan Son adalah tumpuan the Lilywhites di lini depan, entah mencetak gol atau memberikan assist, atribut pemain berusia 29 tahun itu begitu dibutuhkan Conte dalam sistem yang ia usung.
Sedangkan Harry Kane yang memiliki kreativitas dan visi bermain yang tinggi, lebih banyak menjemput bola ke tengah guna memberi space bagi Son untuk bergerak menusuk.
Kemampuannya mengirim umpan juga terbukti mampu menjadi pelayan sempurna bagi Son dan pemain Spurs lainnya untuk turut menyumbangkan gol bagi The Lilywhites.
Selain sudah mencetak 23 gol dari 42 pertandingan, catatan 9 assist Harry Kane sukses melayani Son untuk terus mencetak gelotoran gol.
Ya, menarik dinanti bagaimana kiprah Antonio Conte bersama Tottenham Hotspur dengan Son Heung-min dan Harry Kane yang menjadi tumpuannya di lini depan.
Lolos ke Liga Champions? Jika mampu tampil konsisten tentu bukan menjadi hal yang sulit bagi Conte untuk mengantar Tottenham ke kompetisi paling bergengsi di Eropa itu.
(Tribunnews.com/Deivor)