News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Super Pandit

Arsenal dan Predikat Medioker yang Enggan Hilang: Kacau di Liga Inggris & Pesimistis Mikel Arteta

Penulis: deivor ismanto
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gelandang Arsenal asal Mesir Mohamed Elneny (kiri) dan pemain tengah Arsenal dari Swiss Granit Xhaka (tengah) memberi isyarat ke bangku cadangan saat bek Arsenal Jepang Takehiro Tomiyasu (kanan) duduk di lapangan karena cedera selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Newcastle United dan Arsenal di St James ' Taman di Newcastle-upon-Tyne, timur laut Inggris pada 16 Mei 2022.

TRIBUNNEWS.COM - Di saat-saat krusial untuk memeperebutkan empat besar Liga Inggris, Arsenal justru kembali ke 'setelan pabrik'.

Arsenal kehilangan enam poin di dua laga terakhir alias mengalami dua kekalahan beruntun.

Setelah mengalami kekalahan pahit dengan skor 3-0 atas Tottenham.

Pasukan Mikel Arteta itu kembali harus bertekuk lulut di hadapan Newcastle United.

Arsenal menyerah dua gol tanpa balas menghadapi performa impresif yang tuan rumah.

Gelandang Newcastle United Brasil Bruno Guimaraes merayakan mencetak gol kedua tim selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Newcastle United dan Arsenal di St James' Park di Newcastle-upon-Tyne, Inggris timur laut pada 16 Mei 2022. (Oli SCARFF / AFP)

Baca juga: Hasil Liga Inggris Tadi Malam: Takluk di Kaki Newcastle, Arsenal Bersiap OTW Liga Malam Jumat

Baca juga: 5 Alasan Liverpool Ngebet Boyong Jarrod Bowen dari West Ham, Bisa Jadi Pengganti Sepadan Mo Salah

Posisi empat klasemen Liga Inggris yang sudah di depan mata pun sirna begitu saja.

Kini, The Gunners turun di posisi lima klasemen dengan torehan 66 angka dari 37 pertandingan.

Bukayo Saka dan kolega tertinggal dua poin dari Tottenham Hotspur yang tampil melejit di penghujung pertandingan Liga Inggris.

Arsenal seperti terkena kutukan untuk menjadi tim medioker sejati di Liga Inggris.

Dua pertandingan terakhir mereka gagal mencetak sebiji gol pun ke gawang lawan dan harus kebobolan sebanyak lima gol.

Bahkan, ketika menghadapi Tottenham, Arsenal berpeluang mengunci posisi empat Liga Inggris jika mampu meraih tiga angka.

Namun kenyataan di lapangan mengkhianati The Gunners, kartu merah akibat dua pelanggaran konyol Holding memaksa mereka bermain dengan 10 orang sejak babak pertama.

Kekalahan dengan skor mencolok tiga gol tanpa balas pun harus mereka terima melawan rival abadi mereka, di partai krusial pula.

Mikel Arteta sebenarnya terlihat begitu berapi-api sebelum laga menghadapi Newcastle United dan melupakan kekalahan meyakinkan melawan Tottenham.

Saat konferensi pers, ia sangat bernafsu untuk memetik tiga angka dari sang tuan rumah, namun kalimatnya juga mengisyaratkan bahwa ia dengan senang hati hanya finish di posisi lima besar.

Reaksi manajer Arsenal Spanyol Mikel Arteta selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Arsenal dan Brighton and Hove Albion di Stadion Emirates di London pada 9 April 2022. (JUSTIN TALLIS / AFP)

Baca juga: Link Live Streaming Badminton SEA Games 2022, Live RCTI+, Duel Indonesia dengan Vietnam

"Tentu saja posisi lima besar adalah peringkat yang bagus," kata Arteta dilansir Sky Sports.

"Namun posisi empat adalah yang kami inginkan, kami sudah melakukan segalanya selama beberapa bulan."

"Semua berada di tangan kami, jadi ayo diusahakan, kami akan terus berjuang, Liga Champions adalah tujuannya." lanjut juru taktik asal Spanyol itu.

Kalimat mengatakin posisi lima adalah peringkat yang bagus menurut Arteta seakan menujukkan seberapa kualitas Arsenal.

Apa yang dikatakan Arteta sebenarnya tidak ada salahnya, dengan skuat paling muda di Liga Inggris musim ini, serta harus ditinggal oleh Aubameyang ke Barcelona.

Arsenal sebenarnya menatap Liga Inggris dengan pincang, namun, agresivitas dari pemain muda The Gunners membuat mereka tampil meledak-ledak.

Masalahnya, pasukan Arteta tak selalu mampu bermain apik, pun dengan menghadapi situasi tak mennguntungkan.

Para pemain muda The Gunners tak memiliki mental yang cukup untuk mengatasi situasi sulit.

Dilansir Squawka, Arsenal menjadi tim yang paling sering kalah ketika sudah kebobolan terlebih dahulu pada babak pertama.

Bahkan, mereka juga tak memiliki sosok pemimpin yang ideal di lapangan.

Setelah dicopotnya gelar kapten dari tangan Xhaka, dan hengkangnya Aubameyang yang menjadi kapten utama Arsenal.

The Gunners tak memiliki pemain senior yang layak untuk dijadikan pemimpin, sampai-sampai Martin Odegaard yang notabennya adalah pemain baru dan amsih berusia 23 tahun diberi tanggung jawab oleh Arteta untuk memimpin Arsenal.

Gelandang Arsenal asal Norwegia Martin Odegaard (kanan) bersaing dengan gelandang Newcastle United Brasil Bruno Guimaraes selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Newcastle United dan Arsenal di St James' Park di Newcastle-upon-Tyne, Inggris timur laut pada 16 Mei 2022. (Oli SCARFF / AFP)

Baca juga: Jadwal SEA Games 2022 Hari Ini, Selasa 17 Mei 2022: Badminton hingga Voli Berburu Emas

Baca juga: Indonesia vs Thailand di Semifinal SEA Games 2022: Mano Polking Waspadai 3 Kelebihan Witan Cs

Ditunjuknya Odegaard sebagai kapten Arsenal menjadi bukti bagaimana kedalaman skuat yang dimiliki Arteta saat ini.

Kini, di sisa satu laga Liga Inggris, The Gunners hanya mampu berharap Tottenham terpeleset pada laga terakhir.

Dengan syarat, Arsenal dapat mengalahkan tim yang sedang berjuang di zona degradasi, Everton pada laga pamungkas.

(Tribunnews.com/Deivor)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini