TRIBUNNEWS.COM - Di saat-saat krusial untuk memeperebutkan empat besar Liga Inggris, Arsenal justru kembali ke 'setelan pabrik'.
Arsenal kehilangan enam poin di dua laga terakhir alias mengalami dua kekalahan beruntun.
Setelah mengalami kekalahan pahit dengan skor 3-0 atas Tottenham.
Pasukan Mikel Arteta itu kembali harus bertekuk lulut di hadapan Newcastle United.
Arsenal menyerah dua gol tanpa balas menghadapi performa impresif yang tuan rumah.
Baca juga: Hasil Liga Inggris Tadi Malam: Takluk di Kaki Newcastle, Arsenal Bersiap OTW Liga Malam Jumat
Baca juga: 5 Alasan Liverpool Ngebet Boyong Jarrod Bowen dari West Ham, Bisa Jadi Pengganti Sepadan Mo Salah
Posisi empat klasemen Liga Inggris yang sudah di depan mata pun sirna begitu saja.
Kini, The Gunners turun di posisi lima klasemen dengan torehan 66 angka dari 37 pertandingan.
Bukayo Saka dan kolega tertinggal dua poin dari Tottenham Hotspur yang tampil melejit di penghujung pertandingan Liga Inggris.
Arsenal seperti terkena kutukan untuk menjadi tim medioker sejati di Liga Inggris.
Dua pertandingan terakhir mereka gagal mencetak sebiji gol pun ke gawang lawan dan harus kebobolan sebanyak lima gol.
Bahkan, ketika menghadapi Tottenham, Arsenal berpeluang mengunci posisi empat Liga Inggris jika mampu meraih tiga angka.
Namun kenyataan di lapangan mengkhianati The Gunners, kartu merah akibat dua pelanggaran konyol Holding memaksa mereka bermain dengan 10 orang sejak babak pertama.
Kekalahan dengan skor mencolok tiga gol tanpa balas pun harus mereka terima melawan rival abadi mereka, di partai krusial pula.
Mikel Arteta sebenarnya terlihat begitu berapi-api sebelum laga menghadapi Newcastle United dan melupakan kekalahan meyakinkan melawan Tottenham.
Saat konferensi pers, ia sangat bernafsu untuk memetik tiga angka dari sang tuan rumah, namun kalimatnya juga mengisyaratkan bahwa ia dengan senang hati hanya finish di posisi lima besar.
Baca juga: Link Live Streaming Badminton SEA Games 2022, Live RCTI+, Duel Indonesia dengan Vietnam
"Tentu saja posisi lima besar adalah peringkat yang bagus," kata Arteta dilansir Sky Sports.
"Namun posisi empat adalah yang kami inginkan, kami sudah melakukan segalanya selama beberapa bulan."
"Semua berada di tangan kami, jadi ayo diusahakan, kami akan terus berjuang, Liga Champions adalah tujuannya." lanjut juru taktik asal Spanyol itu.
Kalimat mengatakin posisi lima adalah peringkat yang bagus menurut Arteta seakan menujukkan seberapa kualitas Arsenal.
Apa yang dikatakan Arteta sebenarnya tidak ada salahnya, dengan skuat paling muda di Liga Inggris musim ini, serta harus ditinggal oleh Aubameyang ke Barcelona.
Arsenal sebenarnya menatap Liga Inggris dengan pincang, namun, agresivitas dari pemain muda The Gunners membuat mereka tampil meledak-ledak.
Masalahnya, pasukan Arteta tak selalu mampu bermain apik, pun dengan menghadapi situasi tak mennguntungkan.
Para pemain muda The Gunners tak memiliki mental yang cukup untuk mengatasi situasi sulit.
Dilansir Squawka, Arsenal menjadi tim yang paling sering kalah ketika sudah kebobolan terlebih dahulu pada babak pertama.
Bahkan, mereka juga tak memiliki sosok pemimpin yang ideal di lapangan.
Setelah dicopotnya gelar kapten dari tangan Xhaka, dan hengkangnya Aubameyang yang menjadi kapten utama Arsenal.
The Gunners tak memiliki pemain senior yang layak untuk dijadikan pemimpin, sampai-sampai Martin Odegaard yang notabennya adalah pemain baru dan amsih berusia 23 tahun diberi tanggung jawab oleh Arteta untuk memimpin Arsenal.
Baca juga: Jadwal SEA Games 2022 Hari Ini, Selasa 17 Mei 2022: Badminton hingga Voli Berburu Emas
Baca juga: Indonesia vs Thailand di Semifinal SEA Games 2022: Mano Polking Waspadai 3 Kelebihan Witan Cs
Ditunjuknya Odegaard sebagai kapten Arsenal menjadi bukti bagaimana kedalaman skuat yang dimiliki Arteta saat ini.
Kini, di sisa satu laga Liga Inggris, The Gunners hanya mampu berharap Tottenham terpeleset pada laga terakhir.
Dengan syarat, Arsenal dapat mengalahkan tim yang sedang berjuang di zona degradasi, Everton pada laga pamungkas.
(Tribunnews.com/Deivor)