News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Europa Conference League

Koneksi Rumit dan Unik Jose Mourinho, Chris Smalling dan Mkhitryan saat AS Roma Juara UECL

Penulis: Guruh Putra Tama
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelatih AS Roma asal Portugal Jose Mourinho (kanan) memberikan instruksi kepada gelandang AS Roma AS Roma Henrikh Mkhitaryan (kiri) saat pertandingan sepak bola Serie A Italia antara AS Roma dan ACF Fiorentina di stadion Olimpiade di Roma, pada 22 Agustus 2021. Jose Mourinho, Chris Smalling dan Henrikh Mkhitaryan memiliki koneksi sebelum berada di AS Roma dan menjadi juara Europa Conference League.

TRIBUNNEWS.COM - Keberhasilan AS Roma menjadi juara UEFA Europa Conference League (UECL) tak bisa dilepaskan dari komposisi pemain yang mumpuni.

Untuk kompetisi yang disebut-sebut masih berada di bawah UCL dan UEL, skuat AS Roma terhitung cukup mewah.

Perjalanan mereka di Conference League sejatinya baru menemui hambatan ketika tim-tim dari UEL datang.

Para pemain Roma merayakan dengan trofi setelah memenangkan pertandingan sepak bola final UEFA Europa Conference League antara AS Roma dan Feyenoord di Stadion Air Albania di Tirana pada 25 Mei 2022. (Gent SHKULLAKU / AFP)

Baca juga: Sukses Persembahkan Gelar Europa Conference League, Mourinho: Saya Merasa Seperti Romanista Sejati!

Untungnya, tim asuhan Jose Mourinho ini berhasil mengatasi itu semua.

Dan pada akhirnya menjadi juara di akhir kompetisi.

Berbicara komposisi tim, ada koneksi dan sejatah yang cukup unik yang melibatkan tiga sosok di kubu Giallorossi.

Adalah Jose Mourinho, Chris Smalling dan Henrikh Mkhitaryan yang menjadi bahan utama pembahasan ini.

Baca juga: Lima Fakta AS Roma Juarai Europa Conference League: Zaniolo dan Mourinho Ukir Rekor Menawan

Mengapa nama ketiganya muncul?

Sebab, ketiganya memiliki sejarah yang cukup menarik kala masih menjadi bagian dari tim Manchester United.

Mou, Smalling dan Mkhitaryan pernah membawa Manchester United menjadi juara kompetisi UEFA Europa League pada 2017 lalu, sebagaimana dikutip dari Squawka News.

Hanya berselang setahun, trio ini harus berpisah jalan.

Henrikh Mkhitaryan dijual ke Arsenal pada 2018.

Tak lama setelah itu, giliran Mourinho yang didepak dari kursi pelatih tim.

Pelatih berjuluk The Special One ini sempat mampir ke Tottenham terlebih dahulu sebelum hijrah ke AS Roma.

Bek Roma Chris Smalling memeluk Nicolo Zaniolo untuk merayakan kemenangan dalam pertandingan sepak bola final Liga Eropa UEFA antara AS Roma dan Feyenoord di Stadion Air Albania di Tirana pada 25 Mei 2022. (Gent Shkullaku / AFP)

Sedangkan Chris Smalling baru pergi dari MU pada 2020 lalu.

Singkatnya, ketiganya kembali bersatu di awal musim 2021/2022.

Itu terjadi setelah Mourinho sepakat menjadi pelatih Giallorossi.

Nyatanya, kombinasi ketiga pemain ini kembali sukses membawa gelar level Eropa ke tim yang mereka bela.

AS Roma merasakan manisnya gelar Conference League saat mengalahkan Feyenoord di final.

Barangkali, gelar Conference League ini baru menjadi awal kesuksesan tim asal Ibu Kota Italia ini.

Di sisi lain, Manchester United masih berkutat dengan puasa gelar setelah ketiganya tiada.

Gelandang AS Roma, Henrikh Mkhitaryan (kanan) dikejar oleh gelandang Lazio asal Brasil Lucas Leiva (kiri) dan gelandang Lazio dari Serbia Sergej Milinkovic-Savic saat pertandingan sepak bola Serie A Italia Lazio vs AS Roma di stadion Olimpiade di Roma pada 26 September 2021 . (Vincenzo Pinto / AFP)

Jika mengikuti mentalitas Mourinho, gelar Conference League ini tak akan menjadi yang terakhir bagi AS Roma.

Pasalnya, Mou pasti mengejar gelar yang lebih prestisius lagi setelah keberhasilan ini.

Kini, tinggal faktor keberuntungan dan konsistensi yang menjadi pengganjal ketiganya.

Seraya membuktikan apakah mereka berhasil menjadi kampiun Liga Italia dan gelar lainnya.

(Tribunnews.com/Guruh)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini