TRIBUNNEWS.COM - Nama wing back milik Chelsea, Reece James menucat kepermukaan usai tim raksasa Spanyol, Real Madrid kepincut untuk merekrutnya.
Dilansir DailyMail, Real Madrid mengincar Reece James dalam bursa transfer musim panas 2023 mendatang.
Pria asal Inggris itu dianggap sebagai pengganti sepadan Daniel Carvajal yang sudah memasuki usia kepala 3 pada Januari lalu.
Ya, kepincutnya Real Madrid untuk memboyong James ke Santiago Bernabeu adalah hal yang lumrah.
Reece James tercatat sebagai wing back produktif yang sudah menyumbangkan 6 gol dan 10 assist untuk The Blues di musim ini.
Sang juru taktik, Thomas Tuchel paham betul akan atribut yang dimiliki pemain berusia 21 tahun tersebut.
Baca juga: Magis Mourinho Ciptakan Monster Lini Sepan: Poles Pecundang Chelsea jadi Striker Tertajam Inggris
Baca juga: LeBron James Pilih Mendukung Liverpool di Final Liga Champions, Siapapun Lawannya, Ini Alasannya
Pria asal Jerman itu biasa bermain dengan skema tiga bek dengan pakem 3-4-2-1 hingga 3-5-2.
Dua wing back Chelsea yang sering diisi oleh James, Chilwell dan Alonso begitu tampil rajin membantu serangan The Blues.
Para winger Chelsea sengaja Tuchel dorong lebih menusuk, untuk memberi tempat kepada wing back-nya yang memiliki intuisi menyerang luar biasa.
Hal tersebut juga memberikan daya ledak Chelsea, yang mampu menciptakan situasi overload di lini serang.
Bahkan, pergerakan James dan Chilwell/Alonso tak melulu selalu bergerak dari tepi.
Mereka bertiga begitu aktif untuk masuk ke dalam kotak, guna menciptakan peluang, memberi assist, dan mencetak gol tentunya.
Dilansir FBref, sentuhan di kotak 16 James berada di angka 3.22 per pertandingan.
Bahkan wing back The Blues lainnya, Chilwell lebih aktif berada di kotak penalti dari James, yaitu berada di angka 3.41 per pertandingannya.
Hal itu menjadi bukti bahwa agresifitas James dan Chilwell memang sudah ia terapkan dalam sistemnya.
Bukan menjadi kejutan, jika kita akan lebih sering melihat James dan wing back Chelsea lainnya berselebrasi di pinggir lapangan, mereka memang ditugaskan untuk itu.
Jika James sudah menciptakan 6 gol, Chilwell yang bermain di kiri juga mampu tampil produktif dengan sumbangan 5 golnya.
"Mereka memang bermain di belakang, namun saya tidak menyebut mereka pemain bertahan," kata Tuchel dilansir The Guardian.
"Mereka bebas menyerang, bergerak ke depan dan masuk ke kotak penalti lawan, namun tak melupakan tanggung jawabnya di belakang," lanjutnya.
"Saya menempatkan mereka ke dalam kotak penalti untuk mencetak gol dan memberi ancaman kepada lawan," jelas juru taktik asal Jerman tersebut.
Ya, satu gol James ke gawang Juventus di babak penyisihan grup Liga Champions menjadi bukti bahwa sistem yang dijalankan Tuchel begitu efektif, ia tak salah mempercayakan James bermain di sisi kanan The Blues.
Baca juga: Hasil Kualifikasi MotoGP Italia 2022: Sejarah Tercipta, 3 Posisi Teratas Ditempati Rider Tuan Rumah
Baca juga: James Rodriguez Ingin Real Madrid Kalah dari Liverpool karena The Reds Memiliki Satu Pemain Ini
Pemain asli binaan akademi Chelsea tersebut mampu mengontrol bola begitu baik di dalam kotak, membidik arah yang ia tuju, kemudian menghempaskan tendangan roket yang menghujam gawang Juventus.
Jelas itu bukan merupakan hal kebetulan, insting mencetak gol, kualitas tendangan, dan kepercayaan diri tinggi dibutuhkan untuk mencetak gol dengan cara seperti itu.
"Saya tak pernah meragukan kemampuannya (James) untuk mencetak gol, ia tak butuh latihan untuk melakukannya," puji Tuchel dilansir Goal International.
"Penyerang kami akan berkorban dan memberi celah kepada lini kedua untuk menciptakan peluang," lanjutnya.
Apa yang Tuchel ungkapkan di kalimat kedua patut digaris bawahi, peran penyerang Chelsea tak hanya untuk mencetak gol saja.
Namun juga memberikan ruang kepada lini kedua The Blues, khususnya wing back untuk mencipatakan daya kejut bagi lawan.
Kenyamanan bermain wing back Chelsea dan progresi skema Thomas Tuchel lebih efektif ketika Chelsea bermain tanpa striker murni atau false nine.
Meski tak rajin mencetak gol, Havertz dan Pulisic yang sering mengisi peran false nine mampu membuka runag bagi James untuk bermain lebih menusuk.
Peran false nine yang sering bermain melebar dan menjemput bola ke tengah, membuat Reece James bebas untuk masuk ke kotak penalti tanpa bertabrakan dengan striker Chelsea.
Contoh paling nyata adalah di gol yang dicetak James saat melawan Norwich di Liga Inggris.
Mount yang menerima bola di tengah, langsung mengirimkan umpan terobosan kepada James yang berlari menuju kotak penalti dari sisi kanan penyerangan The Blues.
Havertz yang berdiri di luar kotak 16 memberi keluasaan bagi James untuk melakukan penetrasi dan merangsek ke dalam kotak penalti lawan.
Tak ketinggalan, wing back Chelsea lainnya yang berhasil menyumbangkan gol yaitu Chilwell.
Eks punggawa Leicester City tersebut juga mencetak gol dari dalam kotak penalti, dan beberapa kali bermain menusuk menggunakan kecepatan dan kepintarannya dalam mencari celah.
Aspek tersebut-lah yang membuat Tuchel tak terlalu memusingkan paceklik gol yang dialami striker satu trilliunnya, Romelu Lukaku.
Para pemain kreatif dan cepat dalam skuatnya dapat bermain lebih bebas dan mencolok karena fleksibilitas ruang di depan, jumlah gol James adalah buktinya.
Apalagi, hampir seluruh pemain Chelsea mampu mencetak gol, itu terbukti dari hitungan Transfermarkt yang mencatat ada 21 pemain The Blues yang mampu mencatatkan namanya di papan skor.
Skema Tuchel yang mengedepankan kolektivitas antar pemain memang membuat Chelsea tak bertumpu pada satu pemain untuk menjebol gawang lawan.
Kecerdasan dia menempatkan dua wing back-nya untuk lebih sering berada di kotak juga mampu membuat serangan Chelsea begitu rancak.
Kini, Reece James sudah menjadi incaran klub elite Eropa, Real Madrid.
Chelsea harus bergerak cepat untuk memagari sang pemain jika tak ingin kehilangan salah satu pemain muda terbaiknya.
(Tribunnews.com/Deivor)