Laporan wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan penggawa tim nasional (timnas) sepak bola Indonesia, Risdianto menilik prestasi timnas dibawah asuhan Shin Tae-yong.
Dalam keterangannya yang diterima Tribunnews.com, Risdianto menilai performa timnas yang kini diarsiteki oleh Shin Tae-yong belum menunjukkan tajinya.
Terlebih saat ini Shin Tae-yong melatih timnas sepak bola Indonesia pada semua umur, kecuali U-16 yang masih dibawah asuhan Bima Sakti dan U-19 yang baru saja dimandatkan Shin Tae-yong kepada Dzenan Radonic dan Bima Sakti.
"Baru di Indonesia saya tahu ada pelatih yang menagani hampir di semua level usia," ujar Risdianto kepada Tribunnews.com.
Menurut Risdianto, timnas harus memiliki pelatih yang berbeda pada semua level usia. Hal itu dimaksudkan supaya pelatih dapat fokus dengan skuat yang dinahkodai.
"Beban yang dibawa Shin Tae-yong kan berat, dia harus melatih atau mengawasi latihan hampir di semua usia, tentu fokus dia akan terbagi," ujar Risdianto.
Pria berusia 72 tahun tersebut menyarankan agar PSSI menggunakan pelatih lokal Indonesia pada level usia di bawah timnas senior.
Masih menurut Risdianto, jika kompetisi yang diikuti timnas di bawah tim senior masih di level Asean, ia rasa pelatih lokal banyak kriteria yang mumpuni untuk memimpin garuda muda.
"Untuk yang junior atau di level Asean bisa pakai lokal, Sea Games Filipina kemarin kita pakai Indra Sjafri dapat perak. Kalau Shin Tae-yong mungkin kaliber diatas lah ya, untuk level asia atau kualifikasi piala dunia U-20," tutut Risdianto.
Untuk hal itu ia menilai ada satu pelatih yang ia rasa punya potensi dan pola kepelatihan yang baik jika ditempatkan untuk melatih garuda muda.
"Saya rasa Aji Santoso pelatih Persebaya, karena di musim liga 1 kemarin dengan membawa pemain muda yang jumlahnya banyak dan hasilnya lumayan," ujar mantan penggawa Warna Agung itu.
Lebih lanjut Risdianto mengatakan, Pengurus Pusat Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) harus lebih realistis dalam menentukan target.
Ia menilai, PSSI kini kian tak terbuka atas target yang harus dituntaskan. Risdianto menilai hal itu dapat berakibat buruk terhadap penilaian masyarakat terhadap kinerja pelatih.
"Pelatih sekelas Shin Tae-yong, sudah kelas dunia, tapi kemarin kita hanya dapat perunggu. Perunggu bukannya jelek, tapi kan itu juga belum bagus," jelas Rusdianto saat dihubungi via telepon. (M39)