TRIBUNNEWS.COM - Italia diamuk Argentina dengan skor mencolok 3-0 dalam perebutan trofi Finalissima di Wembley Stadium, Kamis (2/6/2022) dini hari.
Tiga gol Argentina dicetak oleh Lautaro Martinez (28'), Angel Di Maria (45+1'), dan Paulo Dybala pada injury time babak kedua.
Dengan kemenangan ini, Le Albiceleste, julukan Argentina, sukses menambah panjang penderitaan Gli Azzurri karena tidak pernah menang sejak 1987.
Baca juga: Sihir Lionel Messi di Finalissima, Kegirangan Hancurkan Italia dan Persiapan ke Piala Dunia 2022
Enam pertandingan yang tersaji dalam berbagai event, Argentina sukses membawa lima kemenangan dan sekali imbang.
Penderitaan Italia kian dalam, ini adalah pukulan kedua kalinya bagi anak asuh Roberto Mancini setelah gagal lolos kualifikasi Piala Dunia secara beruntun.
Kekalahan ini sekaligus menambah panjang catatan minor Italia, khususnya sejak juara Euro 2021 di Wembley pada Juli 2021.
Baca juga: Momen Emosional Playoff Piala Dunia 2022: Suporter Skotlandia Ikut Nyanyikan Lagu Kebangsaan Ukraina
Italia kesulitan mencetak gol, termasuk ketika menghadapi Makedonia Utara di babak play-off.
Lawan Bulgaria imbang 1-1, ketika menghadapi Swiss dan Irlandia Utara berakhir tanpa gol.
Italia sempat menang telak atas Lithuania 5-0 dan 3-2 dari Turkey, tapi tak berdaya ketika menghadapi tim elit Seperti Argentina.
"Setelah Kejuaraan Eropa kami mengalami kesulitan mencetak gol dan kami hanrus menemukan solusi dalam hal ini," kata Roberto Mancini usai pertandingan, dikutip dari Tuttomercatoweb.
"Kami harus cepat dan tidak akan mudah untuk menempatkan sebuah tim yang memberi kami kepuasan dalam waktu singkat."
"Ini diperlukan untuk bekerja dengan baik dan membuat kesalahan sesedikit mungkin," jelasnya.
Roberto Mancini ingin mengubah wajah Italia dengan pemain-pemain baru harapannya.
Sejak sebelum kick-off melawan Argentina, pelatih yang membawa Manchester City ini mengakhiri puasa gelar Liga Inggris sudah bertekad menjalankan misinya tersebut.
Mau pemain muda yang jarang tampil bersama klub di Serie A, ataupun kasta kedua, yang penting memiliki talenta dan sesuai kriterianya.
"Ini akan menjadi ekstra sulit karena beberapa pemain muda ini bahkan tidak bermain di Serie A," ungkapnya.
"Tapi, di tim malam ini ada pemain yang akan menjadi penting dan setelah mendapatkan kembali kekuatan mereka akan bermain bagus lagi seperti biasanya," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Sina)