News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Super Pandit

Cinta Segitiga Romelu Lukaku: Tinggalkan Chelsea Guna Pulihkan Ketajaman Bersama Inter Milan

Penulis: deivor ismanto
Editor: Deivor Ismanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Striker Chelsea Belgia Romelu Lukaku merayakan setelah mencetak gol kedua mereka selama pertandingan sepak bola grup H Liga Champions UEFA antara Zenit St. Petersburg dan Chelsea di stadion Gazprom Arena di Saint Petersburg pada 8 Desember 2021.

TRIBUNNEWS.COM - Romelu Lukaku resmi kembali ke Inter Milan setelah menghadapi musim yang sulit bersama Chelsea.

Striker asal Belgia itu dipinjamkan Chelsea ke Inter Milan dengan durasi satu musim.

Ya, Romelu Lukaku hanya ingin pindah ke Inter Milan jika didepak Chelsea di transfer musim panas ini.

Baca juga: Nasib Raheem Sterling: Dilupakan Guardiola karena Jack Grealish, Saatnya Gabung Chelsea?

Pemain depan Inter Milan Belgia Romelu Lukaku (kanan) mengungguli bek Slavia Praha dari Ceko Ondrej Kudela selama pertandingan sepak bola Grup F Liga Champions UEFA Inter Milan vs Slavia Praha pada 17 September 2019 di stadion San Siro di Milan. (Marco Bertorello / AFP)

Jelas ia girang bukan main dengan sambutan Inter Milan yang rela menampungnya kemblai meski sempat memilih hengkang ke Chelsea di musim lalu.

Kenangan manis Lukaku bersama Inter Milan memang membuat sang pemain gagal move on, bahkan sampai memengaruhi performanya.

Ya, Romelu Lukaku sempat memberi komentar cukup menohok terkait karirnya bersama The Blues.

Ia mengeluhkan sistem permainan yang diterapkan Thomas Tuchel yang kontribusi golnya untuk Chelsea tak seproduktif kala ia masih berseragam Inter Milan.

"Secara fisik saya baik-baik saja, namun saya tak nyaman dengan situasi di Chelsea," kata Lukaku dilansir Sky Sports.

"Tuchel memilih menggunakan sistem yang lain, tapi saya akan tetap profesional saya akan bekerja lebih keras," lanjutnya.

Paceklik Gol Lukaku di Chelsea

Ya, sebelum Lukaku sukses mencetak dua gol di dua pertandingan berturut-turut di Liga Inggris, ia sempat mengalami paceklik gol yang berkepanjangan.

Seakan kehilangan tajinya, Romelu Lukaku mengalami paceklik gol di 12 laga Chelsea, baik di kancah domestik maupun kontinental.

Nama Romelu Lukaku tak tercatat di papan skor ketika Chelsea bertanding melawan Tottenham Hotspur, Aston Villa, Manchester City, Juventus, Southampton, Brentford, Malmo, Manchester United, Watford, dan West Ham.

Selama 2 bulan lebih Lukaku tak menyumbangkan satu gol pun untuk The Blues, tiga laga terakhir yang disebutkan di atas adalah pertandingan yang ia jalani setelah mengalami cedera.

Thomas Tuchel pun beralasan bahwa ia masih beradaptasi dengan stiker barunya tersebut, juru taktik asal Jerman itu juga menambahkan bahwa lukaku terlalu banyak dimainkan di musim ini.

ketika harus menjadi juru gedor Chelsea, Lukaku juga menjadi tumpuan Timnas Belgia di lini depan.

Alasan Tuchel memang ada benarnya, namun, jika dilihat dari kualitas Romelu Lukaku, seharusnya ia tak kesulitan dalam urusan merobek jala gawang lawan, performanya di Inter begitu sempurna.

Reaksi pelatih kepala Chelsea Jerman Thomas Tuchel selama pertandingan sepak bola leg pertama Perempat final Liga Champions UEFA antara Chelsea dan Real Madrid di stadion Stamford Bridge di London, pada 6 April 2022. (Adrian DENNIS / AFP)

Hal tersebut-lah yang menjadi alasan Chelsea berani mengeluarkan dana yang tak sedikit untuk memboyongnya, dan Tuchel pun mengakui kualitas strikernya itu.

“Dia (Lukaku) adalah atlet yang fantastis dan pria yang kompetitif sehingga dia ingin memenangkan segala hal," Kata Tuchel dilansir The Guardian.

Lantas, melihat aspek tersebut, beberapa asumsi menyalahkan Thomas Tuchel yang dirasa tak mampu memaksimalkan kemampuan Lukaku, salah satunya Antonio Conte.

"Jika Anda memiliki penyerang tengah seperti Lukaku, anda perlu menggunakan dia, dan saya rasa Chelsea belum menemukan cara untuk menggunakannya," kritik tajam Conte dilansir Goal.

Ketajaman Lukaku di Inter Milan

Ya, Lukaku memang dibuat garang oleh Antonio Conte, jika di Manchester United Lukaku mengalami paceklik, penampilannya di Inter Milan begitu tajam.

Sempat dianggap terlalu mahal saat mendarat di San Siro, nyatanya polesan tangan dingin Conte mampu membuat Lukaku menjadi penyerang sohor yang namanya disejajarkan bersama Ronaldo dan Immobile di Liga Italia musim lalu.

Dari 44 pertandingan bersama Inter Milan di musim 2020/2021, pria asal Belgia itu sukses mencetak 30 gol dan 10 assist untuk Nerazzurri.

Pelatih Inter Milan Italia Antonio Conte (tengah) merayakan dengan penyerang Belgia Inter Milan Romelu Lukaku setelah Inter membuka skor selama pertandingan sepak bola Serie A Italia Inter Milan vs Hellas Verona pada 25 April 2021 di stadion San Siro di Milan. MIGUEL MEDINA / AFP (MIGUEL MEDINA / AFP)

Itulah yang nampaknya membuat Lukaku begitu nyaman bermain di Inter Milan dan memberi komentar yang membuat Chelsea 'cemburu'.

"Saya selalu bilang bahwa Inter selalu di hati saya, saya tahu saya akan kembali ke Inter, saya harap demikian," tambahnya.

"Saya jatuh cinta dengan Italia, ini adalah waktu yang tepat untuk bicara dan biarkan orang tahu apa yang terjadi," pungkas Lukaku.

Di Inter, Conte menduetkan pemain Lukaku bersama Lautaro Martinez yang lebih dominan berada di lini tengah. Hal tersebut membuat Lukaku bermain lebih fleksibel.

Striker berbadan tambut tersebut, banyak bergerak di sisi kiri, kanan, hingga menjemput bola sampai ke tengah.

Hal tersebut membuat Lukaku mampu mencari ruang-nya sendiri untuk menciptakan gol, dan hal tersebutlah yang tak terlihat di Chelsea.

Tuchel dengan pakem 3-4-3 dan 3-5-2 andalannya, sering menduetkan Lukaku bersama Werner. Masalahnya adalah, Werner bukanlah pemain yang nyaman berada di kotak penalti.

Itu membuat Lukaku lebih dioptimalkan oleh Tuchel untuk berada lebih banyak berdiri di kotak 16, tentu hal tersebut berpengaruh pada ketajaman sang pemain.

Musim ini, dilansir FBref, shots total Lukaku berada di angka 2.45 per pertandingan, jauh turun dibandingkan musim lalu saat dirinya masih bermain untuk Inter, shots total Lukaku mencapai angka 3.78 per pertandingan.

Itu statistik terkait individu, statistik lain berdasarkan permainan kolektif di lapangan, terlihat rekan Lukaku di lini depan Chelsea begitu jarang memberi umpan kepadanya.

Catatan Sky Sports per (15/9/2021), menunjukkan bahwa belum satu kali pun seorang Kai Havertz mengirimkan umpan kepada Lukaku.

Bahkan asumsi liar beredar bahwa Havertz sengaja melakukan hal tersebut agar ia mampu menggeser posisi Lukaku di lini depan Chelsea.

Faktanya, progesi skema Thomas Tuchel lebih efektif ketika Chelsea bermain tanpa striker murni atau false nine.

Meski tak rajin mencetak gol, Havertz mampu membuka ruang bagi Mount dan winger Chelsea lainnya untuk bermain lebih menusuk dan fleksibel.

Havertz yang sering bergerak ke lini tengah dan samping membuat Mount bebas bergerak untuk mengisi pos yang ditinggalkan pemain asal Jerman tersebut.

Pun dengan keleluasaan para wing back The Blues, ketiadaan Lukaku yang sering berada di kotak penalti membuat Chillwell dan Reece James bebas untuk masuk ke kotak penalti tanpa bertabrakan dengan striker Chelsea.

Keluhannya mengindikasikan bahwa ia tak nyaman dengan sistem yang dipakai Tuchel.

Jika bersama Inter performanya begitu apik, bersama Chelsea untuk mencetak gol saja ia harus menunggu waktu yang cukup lama.

Total dari 44 pertandingan yang sudah ia jalani bersama The Blues, Lukaku hanya mampu mencatatkan namanya di papan skor sebanyak 15 kali.

Kini, drama antara Romelu Lukaku, Thomas Tuchel, dan Chelsea telah usai.

Kepulangannya ke Inter Milan menjadi jawaban dari bahwa ia lebih ingin memulihkan ketajamanya bersama raksasa Liga Italia itu.

(Tribunnews.com/Deivor)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini