TRIBUNNEWS.COM - Masa depan Raheem Sterling di Manchester City berada di ujung tanduk.
Pemain berusia 27 tahun tersebut sudah tak dipercaya Pep Guardiola untuk tampil reguler bersama The Citizens.
Sterling memang mengakhiri musim dengan tampil sebanyak 42 laga bersama Manchester City, namun hanya di 23 pertandingan ia dipercaya menjadi starter.
Baca juga: Bursa Transfer - Sempurnakan Skema 3 bek Tuchel, Chelsea Bidik Versatile Barcelona
Dalam beberapa laga, Sterling juga tak bermain di posisi aslinya, ia seringkali di pasang oleh Guardiola sebagai seorang penyerang tengah.
Hadirnya Jack Grealish di musim ini memang membuat Sterling dikesampingkan oleh juru taktik asal Spanyol tersebut.
Musim ini Guardiola bermain dengan skema 4-3-3, dengan dua full back yang rajin membantu penyerangan.
Bahkan, Joao Cancelo seringkali bergerak ke tengah guna menambah pemain City di lini tengah, itu membuat skema City berbentuk 3-2-2-3.
Saat City membangun serangan, Cancelo akan naik ke tengah untuk berdiri sejajar bersama Rodri, lalu posisinya di bek kiri diisi oleh Laporte, Ruben Dias tetap di tengah dan Walker lebih melebar ke kanan.
Hal tersebut membuat Manchester City unggul jumlah pemain di lini tengah.
Dilupakan Guardiola karena Grealish
Di trio lini depan, Guardiola lebih sering memainkan Jack Grealish/Phill Foden, Bernardo Silva, dan Gabriel Jesus/Ryad Mahrez.
Bermain tanpa striker murni memang membuat Pep Guardiola mengubah starting line up-nya, ia membutuhkan pemain winger kreatif untuk membuat The Citizens kuat dalam ball possesion. Dan pemain tersebut adalah Grealish.
Sejak bermain bersama Aston Villa, pemain asal Inggris tersebut memang memiliki atribusi dalam hal penguasaan bola dan kemampuan dribel yang ciamik.
Grealish juga memiliki visi bermain yang tinggi, itu membuatnya seringkali bergerak ke tengah untuk menjadi seorang playmaker, bergantian dengan de Bruyne ataupun Bernardo Silva.
Hal tersebut membuat City mampu menguasai ball Possesion hingga 66 persen per pertandingannya.
Sterling tentunya tak bisa berperan seperti Grealish, pemain berpostur 170 cm itu lebih bertipikal sebagai winger murni yang mengandlkan kecepatan dan skill olah bola.
Perubahan skema yang diterapkan Guardiola membuat Sterling harus tersisih dan kalah bersaing dengan Grealish.
Meski ta terlalu menonjol, namun Grealish mampu menjawab kepercayaan Guardiola dengan baik.
Dilansir FBref, progressive passes Grealish berada di angka 4.77 tertinggi kedua setelah de Bruyne, dribbles completed Grealish juga berada di angka 2.38 berada di atas Raheem Sterling yang hanya berada di angka 2.14.
Grealish memang tak rajin mencetak gol dan assist untuk The Citizens, hanya 2 gol dan 3 assist dari 15 pertandingan.
Namun hadirnya dia di sisi kiri Manchester City membuat serangan The Citizens lebih rancak.
Memasang Grealish dan de Bruyne berarti Guardiola memiliki dua pemain bertipe playmaker di sepertiga akhir.
Visi keduanya membuat City memiliki lebih banyak opsi untuk membongkar pertahanan lawan.
Dari sayap kiri, Grealish menambah daya gedor The Citizens. Anak asuh Guardiola jadi memiliki opsi lebih untuk membongkar pertahanan.
Grealish memiliki kontrol bola dan teknik yang cukup untuk menarik lawan agar mengerubunginya, hal ini berguna agar kawalan terhadap penyerang lain melemah.
Saat lawan berfokus ke areanya, Grealish mampu memindah serangan ke area yang lebih kosong dengan cepat.
Hal tersebutlah yang tak bisa dilakukan oleh Sterling untuk Guardiola, permainan Sterling lebih menusuk, ketika dikepung lawan ia akan lebih sering memaksakan diri dan akhirnya kehilangan bola.
"Sterling pemain yang luar biasa, dia mampu mencetak gol, bergerak cepat, dan menciptakan peluang," Kata Guardiola dilansir Independent.
"Namun pemain lain juga bagus, Grealish, Foden, Jesus juga luar biasa, tim ini memiliki pemain-pemain hebat," Lanjut mantan pelatih Barcelona tersebut.
Sebenarnya, Sterling mampu mencuri perhatian Pep Guardiola jika ia berhasil tampil bagus ketika dipasang sebagai penyerang tengah.
Dengan skema Guardiola yang seperti itu sepertinya ia akan lebih memeprcayakan lini kiri penyerangan The Citizens kepada Grealish.
Di posisi penyerang tengah, Guardiola sudah memiliki dua nama baru, adalah Erling Haaland dan penyerang asal Argentina Julian Alvarez.
Dilansir Dailystar, sebelum melakukan negosiasi kontrak, Sterling dilaporkan ingin tahu apakah ia masih masuk dalam rencana Guardiola atau tidak.
Sterling masih memiliki sisa satu tahun setengah kontrak bersama The Citizens, dalam hal ini, ia masih dapat memilih untuk menolak sodoran kontrak baru dari Manchester City.
Dan benar saja, bahkan pihak The Citizens telah melakukan ancang-ancang dengan memasang harga untuk sebesar 45 juta euro bagi tim yang ingin meminang Sterling.
Chelsea yang menjadi tim paling serius untuk mendapat tanda tangan Sterling, sudah mulai melakukan negosiasi.
(Tribunnews.com/Deivor)