TRIBUNNEWS.COM - Curaçao, menjadi salah satu negara yang rencananya akan dihadapi oleh Timnas Indonesia di FIFA matchday pada September mendatang.
Dikutip dari laman PSSI, selain Curacao, ada dua jadwal timnas senior Indonesia pada September nanti, yakni melawan India dan Hong Kong.
Curaçao menjadi negara yang kurang familiar, lantas seperti apa profil Curaçao ini?
Curaçao merupakan sebuah negara di kepulauan Karibia, tepatnya di sebelah utara Venezuela.
Negara ini masih menjadi bagian dari Kerajaan Belanda atau anggota persemakmuran Belanda.
Dikutip dari laman belandadananda.nl, wilayah Curacao memiliki luas 444 km persegi, ibukotanya adalah Willemstad.
Ada tiga bahasa resmi digunakan dalam negara itu, yakni bahasa Belanda, Papiamento dan Inggris.
Baca juga: Tak Ada Bolivia, Ini Daftar Tiga Negara Calon Lawan Timnas Indonesia di FIFA Matchday
Curacao memiliki penduduk yang cukup sedikit yakni sekitar 150ribu penduduk, yang terbanyak berada di Willemstad.
Meski jumlah penduduknya sedikit, tapi untuk urusan sepak bola, negara ini terbilang bilang baik dari Indonesia.
Hal ini terbukti jika dilihat dari peringkat FIFA, di mana Timnas Curacao menempati peringkat 84 saat ini.
Indonesia sendiri kini menempati peringkat 155 FIFA, terpaut jauh dari Curacao.
Majunya sepakbola Curacao sedikit banyak tak lepas dari adanya ikatan kuat dengan Belanda, termasuk dari federasinya.
Terlihat dari penamaan Federasi Sepak Bola Curacao, yakni Curaçaose Voetbal Bond (CVB) nama yang identik dengan federasi sepakbola Belanda KNVB.
Federasi Sepakbola Curacao saat ini yakni FFK, bersama FIFA dan KNVB telah menjalin kerjasama untuk kursus wasit, pembinaan, manajemen dan sepak bola wanita di Curacao.
Kesuksesan Curacao tak lepas dari tangan dingin nama-nama besar tokoh sepakbola yang pernah melatih negara itu.
Banyak pelatih yang berasal dari Belanda yang mengarsiteki Timnas Curacao.
Nama-nama sekelas Patrick Kluivert hingga Guus Hiddink tercatat pernah menukangi Timnas Curacao.
Patrick Kluivert pernah melatih Curacao di 2015 silam, sementara Guus Hiddink pada 2020.
Kapasitas Guus Hiddink sebagai pelatih memiliki jam terbang tinggi dengan menukangi KoreaSelatan, Rusia hingga Chelsea.
Sepak bola di Curaçao telah berkembang pesat dengan telah memenangkan Piala Karibia pada 2017 dan mencapai perempat final Piala Emas Concacaf 2019.
Timnas Curacao saat ini ditangani pelatih asal Belanda, Art Langeler, dan mereka kini sedang menjalani rangkaian pertandingan internasional Concacaf Nations League 2022/23 A.
Baca juga: Shin Tae-yong Mulai Bicara Piala Dunia U20 2023, Sebut Timnas U19 Indonesia Kekurangan Pemain
Sejarah Federasi Curacao
Dikutip dari laman resmi federasi, kompetisi sepakbola di Curacao telah ada sejak 1921, tak lama setelah CVB didirikan.
Curaçao juga menjadi negara yang mengikuti kejuaraan Concacaf pertama pada 1941 di San Jose, Kosta Rika.
Di tahun yang sama, Curacao juga mengajak Aruba, negara tetangga yang masih tergabung dalam persemakmuran Belanda untuk membentuk federasi sepakbola persemakmuran Belanda.
Di hari jadi federasi yang ke-25, Curacao kemudian mengadakan turnamen Internasional dengan mengundang beberapa negara Aruba, Suriname serta tim Atletico Juniors dari Kolombia serta Feyenoord dari Belanda.
Curaçao memenangkan semua pertandingan di ajang itu, dan yang terakhir melawan Feyenoord Belanda, Curaçao menang 4-0.
Pada 1958 sejumlah negara tetangga yang juga menjadi anggota persemakmuran belanda bersatu membentuk federasi sepakbola persemakmuran Belanda dengan nama NAVU.
Pada tahun 1977 CVB berubah nama menjadi FFK (Federasi Sepak Bola Curacao di Papiamentu), yang masih dijalankan sampai sekarang.
Curaçao menjadi negara otonom di Kerajaan Belanda pada tahun 2010 dan NAVU dibubarkan.
Semua aktivitas sekarang dilaksanakan oleh FFK Federasi Sepak Bola Curaçao yang berafiliasi dengan FIFA.
(Tribunnews.com/Tio)