TRIBUNNEWS.COM - Laga syarat gengsi antara Barcelona melawan Real Madrid akan tersaji pada pekan ini.
Dalam laga bertajuk El Clasico tersebut, duel Barcelona vs Real Madrid merupakan ajang pramusim kedua tim guna menyambut musim 2022/2023.
Laga Barcelona vs Real Madrid bakal berlangsung Minggu 24 Juli mendatang di Stadion Allegiant, Nevada, Amerika Serikat.
Baca juga: Baru Saja Tinggalkan Barcelona, Dani Alves Bakal Langsung Main di Camp Nou Lagi
Derby tersebut akan menjadi pertemuan ke-251 antara Barcelona kontra Real Madrid di semua ajang.
Meskipun sudah tak menjadi pertandingan rival antara dua ikon sepak bola, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.
Namun, El Clasico tetaplah laga yang paling dinantikan oleh pecinta sepak bola di penjuru dunia.
Barcelona dan Real Madrid dianggap sebagai kesebelasan yang paling berpengaruh di negeri Spanyol bahkan dunia.
Sejarah El Clasico
El Clasico pertama yang tercatat sejarah berlangsung pada tahun 1902.
Saat itu, Barcelona dan Real Madrid bertemu di turnamen Negeri Matador bernama Copa de la Coronacion.
Turnamen tersebut digelar untuk menghormati pengangkatan Raja Alfonso XIII yang memimpin kerajaan Spanyol.
Kala itu, Copa de la Coronacion belum dianggap sebagai turnamen resmi disana, barulah di tahun 1903 Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) mengganti nama kompetisi tersebut menjadi Copa del Rey, seperti yang kita kenal sekarang.
Ajang Copa del Rey pada tahun 1902 itu diikuti oleh empat tim yakni Barcelona, Real Madrid, Club Espanol atau Espanyol, dan Bizcaya yang sekarang telah berganti nama menjadi Athletic Bilbao.
Barcelona dan Real Madrid langsung bertanding di babak semifinal yang tersaji di Hipodromo, Kota Madrid, 13 Mei 1902.
Dalam laga tersebut, Blaugrana berhasil mengatasi perlawan Los Blancos dengan skor telak 3-1.
Laga itu pun tercatat secara resmi sebagai pertemuan pertama kali sepanjang sejarah dua tim raksasa di Negeri Spanyol.
Rivalitas yang tumbuh antara Barcelona dan Real Madrid sudah tak diragukan lagi, pertandingan anatar dua tim terbaik di spanyol tersebut selalu menghadirkan laga yang keras dan berkualitas.
Baca juga: Beda Kondisi Barcelona dan Real Madrid Saat Ini, Benarkah Barca Sudah di Atas El Real?
El clasico merupakan salah satu laga terbesar dalam sejarah olahraga berkat ketatnya catatan rekor yang dimiliki oleh kedua kesebelasan dalam melakoni deretan kompetisi yang mereka mainkan.
Rivalitas panas antara Barcelona dan Real Madrid bermula terjadi kala pertemuan keempat mereka di turnamen Copa del Rey.
Saat itu, Real Madrid dianggap menang dengan cara kotor, lantaran gol kemenangan yang dicetak Los Blancos adalah hasil dari keputusan wasit yang kontroversial.
Hakim garis tak mengangkat bendera padahal jelas-jelas pemain Real Madrid sudah berada di posisi terlarang atau offside.
Akhirnya, dalam rentang tahun 1937 hingga 1939, tidak ada kompetisi resmi yang bergulir di Negeri Matador.
Hal tersebut membuat Barcelona dan Real Madrid harus menunda kelanjutan rivalitas mereka di atas lapangan akibat timbulnya perang saudara di Spanyol.
Namun, perang yang terjadi justru membuat rivalitas antara kedua tim semakin memanas.
Pada tahun 1936, jenderal Francisco Franco sempat memerintahkan pasukannya untuk meniadakan presiden Barcelona kala itu, Josep Sunyol i Garriga.
Kondisi tersebut semakin membuat keadaan makin panas dan berkembang menjadi rivalitas politik antara Barcelona dan Real Madrid.
Saat itu sepakbola dianggap sebagai katalis dalam kekuatan politik dan budaya peradaban yang seringkali digunakan untuk memenuhi ambisi para konglomerat untuk berkuasa.
Tahun ke tahun dan musim ke musim, rivalitas antara kedua tim tersebut tak hanya hadir di lapangan ataupun ranah politik saja.
Perebutan pemain bintang di bursa transfer juga menjadi hal yang dianggap sebagai pertemburan untuk membuktikan siapa yang paling berkuasa di Spanyol.
Persaingan transfer pemain yang paling terkenal adalah saat perekrutan Alfredo Di Stefano di tahun 1953.
Real Madrid berhasil mengalahkan Barcelona dalam perebutan tanda tangan sang pemain.
Di Stefano pun dianggap sebagai pesepakbola yang ditakdirkan untuk bermain di Real Madrid, torehan 308 gol dari 396 pertandingan berhasil dicatatat oleh striker yang wafat di usia 88 tahun tersebut.
Dan yang tak kalah seru adalah saat Luis Figo berhasil didatangkan ke Santiago Bernabeu oleh Florentino Perez pada tahun 2000.
Baca juga: Prediksi Barcelona vs Real Madrid: Andalan Baru Xavi, BVB Boys, Duet Dembele-Lewandowski-Aubameyang
Figo akhirnya dianggap sebagai pengkhianat oleh publik Catalan karena keputusan kontroversialnya yang membelot dari Barcelona ke real Madrid.
Terbaru, persaingan perekrutan pemain tersaji saat Dani Ceballos yang menjadi bintang di Real Betis menjadi rebutan oleh Blaugrana dan Los Blancos.
Barcelona menginginkan kinerja pemain untuk menggantikan Iniesta yang menua dan hijrah ke tim Liga Jepang Vissel Kobe.
Namun, Real Madrid berhasil menikung Barcelona lantaran tawaran lebih menggiurkan yang diberikan sang pemilik, Florentino Perez.
Drama rivalitas syarat gengsi antara Blaugrana dan Los Blancos terus terjadi hingga sekarang dan bakal terus bergulir hingga tahun-tahun ke depan.
Dalam rekor pertemuan, Real Madrid berhasil unggul dengan catatan 92 kemenangan, sedangkan Barcelona hanya berhasil memenangkan laga sebanyak 86 kali.
Untuk urusan mencetak gol Real Madrid juga berhasil unggul dengan torehan 367 gol, sedangkan Barcelona hanya mampu membobol gawang Los Blancos sebanyak 359 gol.
Blaugrana berhak bangga atas catatan mentereng yang berhasil diciptakan Lionel Messi, ia menjadi top skor sepanjang sejarah El Clasico berkat torehan 26 golnya.
(Tribunnews.com/Deivor Ismanto)