TRIBUNNEWS.COM - Gelaran Piala Dunia 2022 nanti bakal memiliki pemandangan yang menarik.
Perseteruan Timnas Inggris dan Jerman di Piala Dunia 2022 bukan hanya menyoal tentang kualitas tim.
Namun juga perebutan talenta muda yang mencari masa depan lewat negara yang ia pilih, seperti yang dilakukan Jamal Musiala.
Baca juga: 5 Pemain Top yang Tak Pernah Tampil di Piala Dunia, 3 Legenda Manchester United Termasuk
Salah satu talenta terbaik Inggris, Jamal Musiala menjadi sorotan lantaran pernah bermain untuk dua negara yang berbeda.
Di Timnas kelompok umur, penggawa Bayern Munchen ini menjadi andalan Timnas Inggris U-13 hingga U-17.
Dirinya sempat bermain bersama Jude Bellingham hingga Hudson Odoi di Timnas Inggris muda.
Namun, saat memasuki usia remaja, Jamal Musiala diberi pilihan yang berat.
Dirinya memang menimba ilmu sejak kecil di Inggris, namun, Musiala memiliki darah Jerman yang berasal dari sang Ibu.
Keputusan pun dirinya ambil untuk lebih memperkuat Timnas Jerman ketimbang Timnas Inggris yang telah memberinya segudang ilmu.
Keputusannya untuk memilih klub pun juga berdasarkan tempat tinggal sang ibu.
Dibesarkan di akademi Chelsea, (Cobham), Jamal Musiala hijrah ke negara asalnya, Jerman untuk menerima pinangan Bayern Munchen.
Pemain yang kini berusia 19 tahun itu bak melupakan segala kenangannya di Inggris guna fokus melanjutkan kariernya di tanah Jerman.
Karir Jamal Musiala: dilepas Chelsea dipinang Munchen
Jamal Musiala menimba ilmu di akademi Chelsea sejak berumur sepuluh tahun, bersama The Blues muda, ia adalah salah satu pemain paling potensional bersama Callum Hudson Odoi.
Kerja samanya dengan Odoi mampu mebawa tim Chelsea muda beberapa kali menjuarai turnamen kelompok umur di sana.
Namun, pamor Musiala kalah jauh dengan Odoi di Chelsea, saat Odoi telah melakukan debutnya bersama tim senior The Blues, Musiala masih bermain untuk Chelsea U-17.
Tim raksasa Jerman, Bayern Munchen melihat hal tersebut sebagai sebuah kesempatan.
Die Rotten dengan cekatan menarik hati Musiala untuk bergabung bersama tim tersukses di Jerman tersebut.
Bayern Munchen saat itu berani menjamin masa depan Musiala dengan menjanjikan satu tempat untuk mengisi skuat utama Die Rotten, tanpa pikir panjang sang wonderkid pun menerima tawaran tersebut.
Selain itu, ibu Musiala yang merupakan warga negara Jerman juga mempengaruhi keputusan Musiala untuk bergabung bersama Bayern Munchen.
Mantan pelatih Musiala saat di akademi Chelsea, Andrew Martin mengaku terkejut dengan keputusan Musiala yang hijrah ke Jerman, bersama Bayern Munchen.
Katanya, Musiala merupakan pemain hebat yang namanya laris manis diminati tim-tim besar eropa, khususnya Spanyol.
"Jamal sering menjadi pencetak gol terbanyak bagi Chelsea di berbagai turnamen, jadi secara natural dia mendapat banyak minat dari klub lain, termasuk beberapa klub terbaik di Spanyol," kata Andrew dilansir BBC.
Bersama Die Rotten, tak menunggu waktu lama bagi Musiala untuk menunjukkan potensi dan kehebatannya.
Musiala yang pada awalnya ditempatkan dalam skuad U-19 dan Bayern Munchen II.
Bersinar di Bayern Munchen, Pilih Timnas Jerman
Setengah musim kemudian namanya diikut sertakan dalam skuat utama Die Rotten untuk bermain di Bundesliga dan Liga Champions.
Juru taktik Bayern Munchen saat itu, Hansi Flick melihat Musiala sebagai pemain yang spesial.
Pada Juni 2020, Musiala masuk dalam pemain cadangan Bayern dalam partai menghadapi Borussia Monchengladbach.
Lalu sepekan setelahnya, Musiala dipercaya untuk tampil pertama kalinya bersama tim utama Die Rotten saat menghadapi Freiburg.
Ia pun menjadi pemain paling muda sepanjang sejarah yang bermain di Bundesliga pada usia 17 tahun 115 hari.
Sejak saat itu, Musiala menajadi pemain favorit Hansi Flick untuk mengisi lini tengah dan sayap Die Rotten, hingga menorehkan rekor demi rekor.
Musiala menjadi pemain muda paling menonjol di Bundesliga bersama Giovanni Reyna (Brussia Dortmund) dan Florian Wirtz (Bayern Leverkusen).
Musiala juga memberikan dimensi permainan yang baru di skuat Bayern Munchen, pemain berusia 18 tahun tersebut memiliki kemampuan dribel yang mumpuni.
Saat melakukan dribel, bola begitu lengket di kakinya, sangat sulit untuk mampu direbut lawan, statistiknya pun juga luar biasa.
Dilansir FBref, dribbles completed Musiala berada di angka 3.17, lebih tinggi diantara pemain sayap Munchen lainnya, baik Serge Gnabry maupun Leroy Sane.
Berkat kemampuan dribelnya tersebut, Musiala mampu beroperasi di banyak posisi di lini serang. Ia bisa menjadi gelandang serang, atau winger dengan peran yang lebih inverted.
Dengan kemampuannya yang mentereng, membuat nama Musiala masuk ke dalam skuat timnas Jerman dalam ajang Piala Eropa 2020, ia menjadi pemain paling muda saat Der Panzer saat itu.
Di Bayern Munchen, meskipun harus bersaing dengan deretan gelandang dan winger elit, dirinya tetap memiliki kesempatan bermain yang banyak.
Musim lalu saja, Musiala telah bermain sebanyak 41 kali bersama Die Rotten di seluruh kompetisi dengan sumbangan 8 gol dan 6 assist.
Hansi Flick adalah salah satu orang yang paling percaya dengan bakat Musiala, baik saat menukangi Bayern Munchen ataupun Timnas Jerman, Musiala selalu menjadi pemain muda yang dilirik Flick untuk mengisi skuat dan diberi menit bermain.
"Musiala? dia memiliki kemampuan dribel yang bagus, insting mencetak golnya juga tajam, saya bisa memberinya peran di tengah dan samping, dia luar biasa," Kata Hansi Flick dilansir BT Sport.
Nama Jamal Musiala juga masuk dalam nominasi peraih Kopa Trophy tahun 2021 bersama 9 pemain muda cemerlang di eropa lainnya.
(Tribunnews.com/Deivor)