TRIBUNNEWS.COM, FULHAM- Fulham boleh berharap banyak pada kehandalan Bernd Leno di bawah mistar gawang.
Kiper asal Jerman, Bernd Leno dilego Arsenal dengan harga terbilang murah, hanya delapan juta Poundtserling (Rp 145 miliar).
Awalnya, The Gunners memasang banderol senilai 12 juta poundsterling (Rp 218 M) untuk Bernd Leno, kiper berusia 30 tahun tersebut.
Harga yang wajar mengingat mereka sendiri membeli Bernd Leno seharga 25 juta pound (Rp 455 M) dari Bayer Leverkusen pada musim panas 2018 lalu.
Namun, tak ada klub yang bersedia mengeluarkan uang sebesar itu untuk menggaet Leno.
Arsenal pun menurunkan permintaan mereka menjadi 10 juta pound (Rp 182 M).
Namun, lagi-lagi angka ini masih cukup memberatkan peminat Leno.
Hingga akhirnya mereka bertaut dengan Fulham yang berani membayarnya delapan juta pound (Rp 145 M).
The Gunners telah mencari cara untuk melepas Leno setelah kedatangan kiper internasional Amerika Serikat, Matt Turner dari New England Revolution.
Penjualan Leno juga menjadi upaya menyelamatkan Gunners yang rekeningnya membengkak karena harus membayar mahal gaji pemain.
Leno dilaporkan digaji 100 ribu pound (Rp 1,8 M) per minggu, menjadikannya salah satu pemain dengan bayaran tertinggi di Arsenal.
Pelatih Mikel Arteta juga ingin melepas pemain lain yang mendapatkan upah yang sama, seperti Hector Bellerin dan Nicolas Pepe, yang bisa menjadi pemain berikutnya yang dilego.
Leno kemungkinan akan menjadi rekrutan kelima Fulham di jendela transfer musim panas.
Teranyar, pelatih Marco Silva mendatangkan bek VfL Wolfsburg, Kevin Mbabu.
Pembelian Leno bisa menjadi salah satu kesepakatan pasar yang paling cerdik.
Memang, kehadiran Leno akan menambah tebal tembok pertahanan The Cottagers.
Leno sendiri adalah kiper reguler untuk timnas Jerman, dan dianggap oleh banyak Gooners sebagai penjaga gawang terbaik sebelum kedatangan Ramsdale.
Bintang Arsenal, Bukayo Saka pernah memuji Leo sebagai pemain dengan kemampuan istimewa.
Kini, Fulham bisa memanfaatkan keistimewaan sang kiper, terutama untuk menjaga agar gawang mereka tak terlalu sering kebobolan.
Salah satu penyakit permanen Fulham adalah inkonsistensi.
Mereka tim yang paling sering naik turun divisi.
Saat ini, status mereka adalah tim promosi setelah juara di divisi Championship.
Setidaknya, dengan Leno di bawah mistar, mereka punya alasan untuk percaya diri bisa bertahan di Liga Primer musim ini. (Tribunnews/den)