Apa Pentingnya Charles De Ketelaere Bagi AC Milan? Ini Catatan Luar Biasa Si Golden Boy dari Belgia
TRIBUNNEWS.COM - Saga transfer Charles De Ketelaere akhirnya berakhir manis bagi AC Milan.
Charles De Ketelaere, wonderkid Timnas Belgia itu segera berseragam AC Milan dalam kesepakatan transfer bernilai total 35 juta euro atau sekitar Rp 532,2 miliar.
Catatan khusus, penyegelan transfer Charles De Ketelaere, Si Golden Boy dari Belgia, adalah prestasi tersendiri bagi AC Milan.
Sebuah analisis dari analis sepakbola, Rajath Kumar di SempreMilan mengulas, tak pernah sebelumnya dalam bursa transfer AC Milan di era menajemen Elliott Management, rossoneri begitu berpeluh dalam mendapatkan pemain incaran.
Baca juga: Junior Messias Bukti Kelihaian Milan Memoles Pemain Uzur dari Batu Alam Menjadi Permata
Baca juga: Berita Milan, Maldini Say Good Bye, Buangan Spurs Mau Gabung, Jalan Hakim Ziyech Kian Mulus
Pemantauan selama bertahun-tahun, spekulasi berbulan-bulan, dan negosiasi selama berminggu-minggu telah mencapai puncaknya pada penyelesaian kesepakatan Charles De Ketelaere oleh AC Milan ini.
"Tidak ada transfer lain di era Manajemen Elliott yang bisa menandingi drama langkah ini," tulis analisis tersebut.
Memang apa istimewanya Charles De Ketelaere? Apapula pentingnya pemain yang baru berusia 21 tahun ini bagi AC Milan?
Charles De Ketelaere disebut bukan perekrutan biasa bagi Milan. Duo petinggi rossoneri, Paolo Maldini dan Ricky Massara mesti kerja keras dengan keuletan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk membawa De Ketelaere ke Milan.
Hal ini adalah hal tidak biasa bagi Maldini dan Massara, mengingat keduanya cenderung balik kanan saat memburu pemain incaran jika berhadapan dengan pesaing yang berani membayar dengan harga lebih tinggi.
Kegagalan merekrut pemain muda potensial seperti Romain Faivre dari Brest pada 2021 adalah contohnya
Milan memang menghadapi persaingan keras dari Leeds United dalam perburuan Charles De Ketelaere.
Beruntung, meski rival berani membayar lebih, sang pemain lebih memilih sang juara Liga Italia itu sebagai pelabuhan baru kariernya.
Meski masih berusia 21 tahun, Charles De Ketelaere adalah pemain istimewa.
"Bermodalkan penampilan fantastis selama tiga tahun di Liga domestik yang membawa Club Brugge ke pentas Eropa, Charles De Ketelaere adalah pemain yang tahu apa artinya menang dan mampu mengontrol tekanan yang datang. Dia mungkin perlu menyesuaikan diri dengan Serie A, tetapi kemampuannya tidak diragukan," ulas Rajath Kumar.
Ulasan itu menyebut, Charles De Ketelaere merupakan seorang penyerang yang memiliki kecerdasan permainannya yang luar biasa.
"Dia punya pemahaman sangat apik tentang membuka ruang dalam menyerang. Kemampuannya untuk tampil di sejumlah posisi memberinya keunggulan atas rekan-rekannya, yang pada akhirnya membuatnya dimainkan sebagai striker untuk Club Brugge musim lalu," tulis analis tersebut.
Ulasan itu menjelaskan, meskipun tidak menjalankan peran konvesional sebagai pemain No 9 (penyerang murni), Charles De Ketelaere membuat 19 kontribusi gol dalam 30 pertandingan, baik saat dia bermain sendiri di depan atau saat bermitra dengan Noa Lang.
"Charles De Ketelaere mencatatkan menit tertinggi keempat di seluruh skuad, hanya absen dua pertandingan di musim ini karena cedera bahu. Prestasi ini luar biasa, karena ia adalah seorang presser yang agresif," tulis ulasan tersebut.
Jika dibandingkan dengan para penyerang yang bermain di kompetisi Eropa di lima liga teratas di benua itu, Charles De Ketelaere merupakan ball pressure yang sangat agresif dengan statsitik 95 persentil untuk pressure 91 persentil untuk tekel per laga 90 menit.
"Terlepas dari kualitas kontrol bola yang apik, Charles De Ketelaere akan bekerja keras untuk memenangkan penguasaan bola di atas lapangan," kata dia.
Pemahaman yang sering keliru soal Charles De Ketelaere adalah dia anggap sebagai ball dribbler. Kenyataannya, dia bermain berlawanan dengan konsep itu.
"Dia tidak terlalu cepat atau luar biasa dalam menggiring bola melewati lawan, berbeda dari pemain sayap lincah Milan, Rafael Leao. Musim lalu, De Ketelaere membuat 2,18 carry progresif per 90 menit dibandingkan dengan 8,76 carry progresif Leao per 90 menit. Dia juga memucat dibandingkan dengan Leao untuk dribel yang diselesaikan (0,91 vs 3,23 per 90 menit),".
Apa yang sangat dia kuasai, adalah memberikan umpan yang bisa menghasilkan gol.
Ya, Charles De Ketelaere berada di area nilai 97 persentil penyerang untuk assist yang diharapkan, mencatat rata-rata 0,29 xA per 90 menit.
Satu hal yang menjadi catatan PR Milan musim lalu adalah kurangnya kreativitas di dalam dan di sekitar kotak penalti. Charles De Ketelaere akan segera menyelesaikan masalah itu untuk Milan.
Dia berada di area nilai 96 persentil penyerang untuk operan progresif per 90 menit, menyiratkan bahwa meskipun berada di ujung formasi permainan (sebagai penyerang), Charles de Ketelaere cenderung lebih memilih mengoper bola baik itu ke jantung pertahan lawan atau melebarkannya ke sayap.
Hal Ini dibuktikan dengan kurangnya kehadiran Charles De Ketelaere di dalam kotak. Dia cuma berada di 25 persentil penyerang untuk sentuhan di area penalti per 90 menit.
Sebuah hal yang agak mencengangkan bagi seseorang yang terutama ditempatkan sebagai striker musim lalu.
Kesimpulannya, Charles De Ketelaere bukan sekadar perekrutan pemain baru bagi Milan.
Charles De Ketelaere , pemain yang dibeli Milan dengan harga premium -menurut standar khas klub setidaknya di bawah kepemilikan Elliott yang terkenal irit- adalah sebuah pernyataan dan penegasan dari Milan dengan niat menguasai Eropa bukan cuma untuk memperkuat supremasi di Italia.
Charles De Ketelaere diprediksi akan langsung menjadi starter untuk Milan, tim yang memenangkan Serie A musim lalu.
Charles De Ketelaere sendiri harus menunjukkan kualitas yang dia miliki saat ini.
Disebut-sebut akan mengikuti jejak Kevin de Bruyne, bocah asal Bruges ini punya potensi menjadi pemain top dunia. Bahkan superstar Manchester City itu tidak sebagus ini di usia 21 tahun.
"Milan mahsyur menjadi tujuan terkenal bagi para pesepakbola muda. De Ketelaere tiba dengan potensi tak terbatas, menunggu untuk dibuka di San Siro. Bisakah dia bergabung dengan jajaran superstar dalam sejarah kejayaan Milan? Waktu akan memberi tahu, tetapi dia pasti memiliki apa yang diperlukan," tutup ulasan tersebut. (oln/*)