TRIBUNNEWS.COM - Penampilan Persib Bandung di dua laga awal Liga 1 2022/2023 melempem.
Persib Bandung hanya mampu meraih satu angka dari dua pertandingan yang mereka jalani di Liga 1.
Bahkan, pasukan Robert Alberts itu harus menyerah dengan skor 1-3 kala tampil dihadapan publik sendiri.
Baca juga: Jadwal BRI Liga 1 Pekan Ketiga: Bali United Pembuka, Persib, PSIS & Persis Berburu Penawar Luka
Jelas, hal tersebut membuat Persib Bandung banjir kritik. Dengan skuad mewah, mereka tak mampu memberikan hasil yang apik di Liga 1.
Di pekan ketiga, mau tak mau Robert harus segera mencari solusi untuk kebangkitan Si Maung di kasta tertinggi Liga Indonesia itu.
Ramuan yang harus dicoba Robert adalah mengembalikan Ezra Walian di posisi favoritnya.
Ia memang tak terlalu fantastis, Ezra bukanlah pemain yang mampu menyumbangkan gelontoran gol di tiap musimnya untuk Persib Bandung.
Peran pria berusia 24 tahun itu lebih sebagai penyuplai sekaligus penafsir ruang bagi barisan pemain Persib Bandung untuk mencetak gol.
Ezra adalah orang yang tepat jika Robert membutuhkan efisiensi dan kreativitas di sepertiga akhir serangan Persib Bandung.
Ezra Walian dan Posisi Idealnya
Kualitas passing dan visi bermain yang ia miliki akan membuat serangan Persib lebih rancak, ia juga bisa menyelesaikan peluang dengan baik.
Pengalamannya bermain di akademi Ajax Amsterdam bersama pemain-pemain sekaliber Frankie De Jong, Donny van de Beek, hingga bek Juventus, Matthijs de Ligt membuat permainannya begitu matang.
Ezra bukanlah target man, meski memiliki postur yang ideal, 185 sentimeter dan berbadan sedikit bongsor.
Ia tetap memiliki kecepatan dan taktik olah bola yang mumpuni. Di putaran pertama, ia bermain di belakang striker utama Persib dahulu, Wander Luiz.
Ezra lebih banyak bermain melebar dan melakukan penetrasi dari sisi tepi lapangan.
Cara Robert Rene Alberts memanfaatkan atribut Ezra Walian yang seperti itu kembali diulang saat Persib memiliki dua striker anyar di putaran kedua BRI Liga 1.
Kualitas Ciro Alves dan David da Silva memang lebih mentereng dari Ezra dalam urusan mencetak gol.
Namun, ketika Robert membutuhkan efisiensi permainan dan kolektivitas di lini depan maka Ezra adalah jawabannya.
Kerja sama Ciro Alves dan David da Silva tidaklah apik, saat melawan Bali United pada Kamis, (12/6/2022) adalah contohnya.
Persib Bandung hanya mampu menguasai ball possesion sebanyak 52 persen meski melawan 10 pemain Bali United.
Alhasil, Maung Bandung pun harus rela berbagi satu angka bersama Serdadu Tridatu meski bermain di kandang sendiri.
Baca juga: Klasemen Persija Jakarta di BRI Liga 1: Kebangkitan Skuat Thomas Doll Diadang PSM Makassar
Robert harusnya belajar dari Shin Tae-yong untuk menerapkan permainan dengan memasang dua tipikal striker yang berbeda.
Beruntung Persib Bandung memiliki Ezra Walian yang tak akan kesulitan jika diberi peran sebagai second striker yang lebih banyak menjemput bola di tengah untuk menjadi pelayan striker utama Maung Bandung.
Ketika mengalami kebuntuan, tipikal striker seperti Ezra dapat menjadi pemecah kebuntuan meski di sepanjang pertandingan bermain tak begitu mencolok.
Pergerakan Ezra yang cair juga dapat membuka ruang bagi para winger Persib Bandung untuk bermain lebih menusuk.
Khususnya untuk Ciro Alves dan Beckham Putra yang memiliki kecepatan dan insting mencetak gol tinggi.
(Tribunnews.com/Deivor)