TRIBUNNEWS.COM - Real Madrid hanya mendatangkan dua pemain di bursa transfer musim panas ini.
Kedua pemain tersebut adalah Aurelien Tchouameni dan Antonio Rudiger. Keduanya didatangkan Real Madrid dari AS Monaco dan raksasa Inggris, Chelsea.
Sang juru taktik, Carlo Ancelotti memberi pernyataan menohok ketika ditanya soal pergerakan pasif Los Blancos di bursa transfer.
Baca juga: Dibuang Real Madrid & Tak Laku di Bursa Transfer, Isco Jadi Korban Jahatnya Sepakbola Modern
"Real Madrid tak perlu membeli banyak pemain, kami disini sudah memiliki skuad juara yang akan memberi penampilan maksimal di musim baru," katanya dilansir Sportbible.
Ya, faktanya, Real Madrid sukses tampil mengesankan di musim lalu bersama juru taktik anyar mereka, Carlo Ancelotti.
Magis Ancelotti sukses mengantar Real Madrid meraih trofi Piala Super Spanyol dan Liga Spanyol meski masih menyisahkan 4 pertandingan.
Di kompetisi Liga Champions pun Real Madrid mampu dibawanya tampil begitu perkasa.
Real Madrid dibawa Ancelotti menjadi juara seusai mengalahkan Liverpool di partai puncak.
Ancelotti pun mampu mengukir rekor sebagai pelatih pertama dalam sejarah yang mampu membawa 3 tim meraih trofi Liga Champions.
Ya, Real Madrid memang telah menjalani era baru mereka bersama Carlo Ancelotti.
Setelah rangkaian kesuksesan Real Madrid bersama Zinedine Zidane, pihak klub sepakat untuk menggantikannya dengan sosok baru dengan wajah lama, Carlo Ancelotti.
Juru taktik asal Italia itu pernah menukangi Los Blancos pada musim 2013 hingga 2015 dengan sumbangan empat gelar bergengsi.
Di antaranya, Liga Champions, Piala Dunia Antar Klub, Piala Super UEFA, dan Copa Del Rey.
Tangan dinginnya sudah diuji musim lalu, ia didatangkan dengan misi besar untuk memulangkan gelar Liga Champions serta La Liga Spanyol yang dicuri Chelsea dan Atletico Madrid musim lalu.
Dan benar saja, Trofi La Liga Spanyol dan Liga Champions sukses ia pulangkan ke Santiago Bernabeu.
Ada dua hal mencolok yang membuat Real Madrid di tangan Ancelotti berhasil tampil lebih meyakinkan meski ditinggal banyak pemain bintangnya.
Menggodok Potensi Vinicius
Pergantian kursi kepelatihan Real Madrid dari Zidane ke Carlo Ancelotti menghadirkan tanda tanya soal bagaimana Vinicius dapat berkembang.
Pelatih berusia 62 tahun itu dikenal sebagai pelatih yang handal dalam memaksimalkan kapasitas pemain di timnya.
Itu menjadi alasan kenapa Real Madrid tak terlalu agresif di transfer musim ini meski kehilangan banyak pemain inti.
Di lini depan, Ancelotti memilih memulangkan Gareth Bale yang dipinjamkan ke Tottenham Hotspur.
Kedatangan Bale membuat saingan Vinicius semakin banyak, menit bermainnya pun diprediksi akan semakin sedikit.
Benar saja, di laga perdana Liga Spanyol yang mempertemukan Real Madrid melawan Alaves, Ancelotti lebih memilih trio Hazard-Benzema-Bale, Vinicius duduk di bangku cadangan.
Kesempatan bermain Vinicius pun datang pada menit ke-66 dengan menggantikan Eden Hazard.
Pemain berusia 21 tahun itu berhasil tampil impresif dengan mencatatkan dua dribble sukses.
Tak hanya itu, ia juga berhasil mencetak gol di menit akhir pertandingan.
Menyambut umpan Alaba dari sisi kiri, Vinicus berhasil menyundul bola untuk menaklukan kiper Alaves.
Los Blancos pun sukses meraih kemenangan dengan skor 4-1.
Sebuah start manis untuk Real Madrid dan Vinicius.
Penampilan Vinicius semakin bertaji di pekan kedua Liga Spanyol saat Los Blancos bertemu Levante.
Kembali masuk dari bangku cadangan, Vinicius berhasil mencatatkan namanya di papan skor sebanyak dua kali.
Gol pertama berhasil ia cetak dengan cara yang berkelas, lepas dari jebakan offside, Vinicius mampu berlali lebih cepat dari bek Levante dan melakukan finishing dengan kaki kiri.
Di menit akhir, saat orang-orang mengira bahwa Real Madrid akan kalah, Vinicius datang sebagai penyelamat.
Gol keduannya berhasil menghindarkan Los Blancos dari kekalahan yang memalukan.
Berkat penamilan gemilang Vinicius di dua laga awal, dirinya dipercaya Ancelotti untuk bermain sebagai starter di tiga laga selanjutnya, baik untuk Liga Spanyol maupun Liga Champions.
Ia berhasil membuat nama-nama sekaliber Eden Hazard, Gareth Bale, dan Rodrygo lebih banyak duduk di bangku cadangan.
Ancelotti tidak pernah meragukan kemampuan Vinicius.
Baca juga: Boyong Bintang Liga Inggris & Panglima AC Milan, Barcelona Ancam Takhta Real Madrid
Ia menilai Vinicus sebagai salah satu pemain muda paling berbakat di dunia.
Kemampuan menggiring dan kecepatan Vinicius menjadi senjatanya untuk melewati lawan dan menyisir dari sisi sayap.
Namun, hal itu saja tidak cukup, untuk menjadi bintang Vinicius harus mampu berkontribusi dalam hal mencetak gol.
"Saya telah mengatakan kepadanya (Vinicius) bahwa untuk mencetak gol, ia harus melakukan satu atau dua sentuhan. Sulit untuk mencetak gol dengan empat atau lima sentuhan," kata Ancelotti dilansir dari BT Sport.
Vinicius pun berhasil mejawab saran Ancelotti di dalam lapangan, ia juga merasa kehadiran Ancelotti memberi dampak besar bagi kariernya.
“Carlo Ancelotti memberi saran kepada saya untuk mengurangi sentuhan sebelum menendang bola."
"Sang pelatih terus memberi bantuan kepada saya ketika kami bekerja sama di Valdebebas dan itu membuat saya terus berkembang di dalam lapangan,” kata Vinicius Junior dalam wawancaranya bersama AS.
Total, Vinicius Junior telah menyumbangkan 22 gol dan 20 assist dari 50 pertandingan bersama Real Madrid di seluruh kompetisi musim 2021/2022.
Catatan tersebut merupakan torehan terbaiknya sepanjang membela Real Madrid selama 3 musim, ia menemukan sentuhan magisnya bersama Los Blancos di musim ini.
Menemukan pengganti Sergio Ramos
Kualitas Alaba memang tak diragukan dalam sepak bola Eropa, ia didatangakan Los Blancos dari tim raksasa Jerman, Bayern Munchen.
Selama berada di Allianz Arena, Alaba telah mempersembahkan 9 gelar Bundesliga, 6 DFB-Pokal, dan 2 Liga Champions.
Ia juga menjadi pemain penting saat Die Rotten meraih predikat treble winners di musim 2019/2020.
Sang pemain menjadi andalan lini belakang Bayern Munchen di era kepelatihan Hansi Flick, pelatih yang kini menjabat sebagai juru taktik Timnas Jerman tersebut sangat mengagumi sosok Alaba.
“Dia (Alaba) sangat penting bagi tim di lapangan juga di luar lapangan, dia mewujudkan nilai-nilai tertentu dan sangat populer dengan tim dan penggemar, dia pemain yang luar biasa," Kata Hansi Flick dilansir The Guardian.
David Alaba sengaja didatangkan Real Madrid untuk mengisi lubang yang ditinggalkan Sergio Ramos, pemain berusia 35 tahun tersebut memilih hengkang ke klub asal Prancis, Paris Sain-germain (PSG).
Setelah resmi diperkenalkan sebagai punggawa anyar Los Blancos, Alaba tanpa segan memilih nomor punggung 4 (peninggalan Sergio Ramos) untuk dipakainya bersama Real Madrid.
"Kita semua tahu Ramos ada di sini dalam jangka waktu yang lama serta memakai nomor punggung ini (4) dan menjadi pemimpin Real Madrid," Kata Alaba dilansir Reuters.
"Saya merasa terhormat mengenakan nomor 4, itu adalah sumber kebanggaan dan motivasi besar bagi saya dan saya ingin melakukannya dengan baik," lanjutnya.
Bicara soal kelayakkan, jelas Alaba sangatlah layak menjadi pengganti yang sepadan untuk seorang pemain sekaliber Sergio Ramos.
Baca juga: Demi Barcelona, Pemain Ini Mau Lakukan Hal yang Dihindari Frenkie De Jong
Sebagai pemain yang berposisi sebagai pemain belakang, Alaba memiliki sejumlah keunggulan yang tak dimiliki Ramos.
Alaba merupakan pemain serba bisa atau biasa disebut versatile.
Pemain berkaki kidal tersebut dapat bermain di berbagai posisi yang berbeda dengan sama baiknya.
Pada musim lalu saat dirinya masih berkostum Die Rotten, Alaba tampil dalam 23 laga sebagai bek tengah, enam kali sebagai bek kiri, dan delapan kali sebagai gelandang bertahan. Sisanya, dia bermain dalam posisi lain.
Selain menjadi pemain serba bisa, keunggulan yang dimiliki Alaba adalah kecerdasannya dalam mengambil keputusan.
Ia paham betul kapan harus bertahanan dan kapan harus membantu tim untuk menyerang. Keputusannya di lapangan sangat cepat dan akurat.
Satu golnya ke bawang Barcelona adalah contohnya, saat Real Madrid mendapatkan momen untuk melakukan serangan balik, Alaba dengan cerdas berlari ke depan untuk mengisi ruang yang ditinggalkan Vinicius yang berada di belakang.
Ia pun sukses menciptakan gol spektakuler lewat tendangan keras kaki kirinya yang menghujam gawang Ter Stegen.
Dilansir Squawka, itu merupakan satu-satunya shot on target Alaba selama membela Los Blancos dan langsung berbuah gol untuk tim yang bermarkas di Santiago Bernabeu tersebut.
Gol seperti itu adalah gol yang sulit atau bahkan tidak pernah diciptakan Ramos untuk Real Madrid, gol-gol Ramos banyak tercipta dari proses set piece memanfaatkan kemampuan menyundul bolanya yang memang luar biasa.
Alaba juga memiliki atribut lain yang lebih mentereng dari Sergio Ramos, yaitu kecermatannya dalam mengeksekusi bola mati.
Dilansir Fbref dan Squawka, David Alaba berhasil mencetak 10 gol dari 124 kesempatan tendangan bebas.
Torehan terbaiknya terjadi pada musim 2014/2015 ketika pemain berpostur 180 cm itu berhasil mencetak tiga gol tendangan bebas dari 12 kesempatan yang didapat.
Dengan jumlah gol yang diciptakan dari tendangan bebas, nama Alaba bahkan lebih hebat dari seorang Cristiano Ronaldo.
Jika dirata-rata Alaba berhasil mencetak satu gol dalam setiap 12,4 percobaan, sementara Cristiano Ronaldo hanya mampu mencetak satu gol dalam setiap 13,4 percobaan.
Tak hanya handal melakukan set piece untuk terjadinya gol, Alaba juga terbukti efektif dalam hal memberi umpan matang kepada pemain Los Blancos.
Di musim ini, catatan xA-nya berada di angka 1.2 per pertandingan. Menjadi yang tertinggi diantara pemain belakang Real madrid lainnya.
David Alaba juga sukses menyumbangkan dua assist untuk Real Madrid musim ini, kembali menjadi yang terbanyak di antara pemain belakang Los Blancos yang lain.
Tak hanya itu, atribusi lain yang tak dimiliki Sergio Ramos adalah kemampuan Alaba dalam mengatur tempo serangan sekaligus visinya dalam mengirim umpan.
Kapten Timnas Austria tersebut menjadi sosok penting bagi Los Blancos dalam hal membagi bola, itu sangat membantu Real Madrid untuk membangun serangan dari belakang.
Catatan umpan bawah sukses Alaba berada di angka 92,13 persen, sedangkan umpan udara berada di angka 77 persen.
Kelebihan Alaba sangat efektif dalam Real Madrid untuk menguasai pertandingan, tim asuhan Carlo Ancelotti mencatatkan penguasaan bola 62,13 persen di musim ini.
Dengan kelebihannya tersebut, ia juga aktif mengirim umpan diagonal ke depan untuk memberi bola ke full back Real Madrid yang aktif membantu serangan.
Ya, dengan segala atribut dan kontribusi Alaba bagi Real Madrid musim ini membuat mereka mampu melupakan Sergio Ramos dengan cepat.
Alaba adalah sosok pengganti yang sepadan bahkan lebih efektif dibanding Ramos dalam urusan menyerang.
Usianya baru 28 tahun dan dalam kondisi yang prima, hampir di tiap laga yang dijalani Real Madrid musim ini, Alaba selalu menjadi pilihan utama Ancelotti untuk mengawal lini belakang Los Blancos.
Bukan tak mungkin, belasan gelar yang berhasil Alaba sumbangkan untuk Bayern Munchen juga bisa ia torehkan bersama Los Blancos di musim-musim ke depan.
(Tribunnews.com/Deivor)