News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Super Pandit

Tak Ikuti Budaya Buang-buang Duit Barcelona & Real Madrid, Atletico Andalkan Magis Diego Simeone

Penulis: deivor ismanto
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berstatus sebagai tim papan atas Liga Spanyol dan selalu menjadi pesaing Barcelona dan Real Madrid tak mengharuskan Atletico untuk mengikuti budaya buang-buang kedua tim itu. - Pelatih Atletico Madrid Argentina Diego Simeone memberi isyarat di pinggir lapangan selama pertandingan sepak bola leg kedua babak 16 besar Liga Champions UEFA antara Manchester United dan Atletico Madrid di stadion Old Trafford di Manchester, barat laut Inggris pada 15 Maret 2022.

TRIBUNNEWS.COM - Bursa transfer musim panas menjadi ajang bagi Barcelona dan Real Madrid untuk berburu pemain elite.

Namun tidak untuk Atletico Madrid, mereka justru melepas Luis Suarez yang sudah berusia 35 tahun dan tak mencari pengganti eks striker Barcelona itu.

Berstatus sebagai tim papan atas Liga Spanyol dan selalu menjadi pesaing Barcelona dan Real Madrid tak mengharuskan Atletico untuk mengikuti budaya buang-buang kedua tim itu.

Baca juga: Bumbu Debut Raphinha di Barcelona, Panaskan Liga Spanyol dengan Sindir Real Madrid

(Dari kiri) Pemain depan Atletico Madrid Uruguay Luis Suarez, gelandang Atletico Madrid Belgia Yannick Ferreira-Carrasco, bek Atletico Madrid Mozambik Reinildo, kiper Atletico Madrid Slovenia Jan Oblak dan gelandang Atletico Madrid Spanyol Marcos Llorente bereaksi di akhir perempat final Liga Champions UEFA pertandingan sepak bola leg kedua antara Club Atletico de Madrid dan Manchester City FC di stadion Wanda Metropolitano di Madrid pada 13 April 2022. (PIERRE-PHILIPPE MARCOU / AFP)

Atletico Madrid adalah tim yang percaya proses, dan Diego Simoene adalah orang yang pertama kali menjawab kepercayaan mereka dengan sempurna.

Peduli setan siapa pemain yang datang dan pergi, Atletico bakal selalu berada di papan atas jika Diego Simeone yang menjadi sang juru taktik.

Faktanya, Simeone memanglah bukan pelatih sembarangan, permainan pragmatis yang ia usung bertahun-tahun mampu membuat Atletico Madrid berjaya semenjak kedatangannya.

Berdasarkan data yang dilansir L`Equipe, Diego Simeone adalah pelatih dengan bayaran paling tinggi di Dunia.

Pelatih asal Argentina itu mendapatkan gaji sebesar 43,2 juta euro atau sekitar Rp 747,8 miliar di setiap tahunnya bersama Atletico Madrid.

Gaji Simeone itu bahkan lebih tinggi dari yang diterima Pep Guardiola bersama Manchester City.

Alasan Simeone Patut Digaji Tinggi

Guardiola yang dari musim ke musim berhasil membawa The Citizens merajai Liga Inggris, hanya mendapatkan gaji 22,6 juta euro atau sekitar Rp 392,9 miliar.

Penghasilan yang diterima Simeone hampir dua kali lipat dari yang didapat oleh Pep.

Banyak orang heran dengan keberanian Atletico yang menjadikan Simeone sebagai pelatih dengan bayaran tertinggi di Dunia.

Pertanyaan pun muncul, mengapa Atletico mau membayar Simeone semahal itu? 

Simeone adalah aktor pengangkat derajat Atletico. Sebelum dia menukangi Los Rojiblancos, Atletico adalah tim papan tengah di Liga Spanyol.

Memang sebelum itu Atletico sudah mengoleksi trofi La Liga sebanyak 9 kali.

Tapi setelah meraih gelar juara pada musim 1995/1996,Tim yang bermarkas di Wandametropolitano itu bukan lagi kandidat juara.

Bahkan, di tahun 2000, mereka terdegradasi ke Divisi Dua dan sempat bertahan selama dua musim di sana sebelum kembali ke Liga Spanyol.

Sejak promosi lagi pada tahun 2003, prestasi paling bagus Atletico hanya berada di posisi empat Liga Spanyol.

Padahal, saat itu skuat Atletico diisi oleh penyerang tajam sekaliber Diego Forlan, Fernando Torres, dan Sergio Aguero.

Atletico tak pernah disebut sebagai klub raksasa Spanyol, hanya Real Madrid dan FC Barcelona yang menguasai papan atas klasemen.

Pada pertengahan musim 2011/2012, Los Lojiblancos sempat terpeleset hingga mendekati zona degradasi Liga Spanyol saat dilatih Gregorio Manzano.

Saat itu lah Diego Simeone masuk. Dengan misi, menjauhkan Atletico dari jurang degradasi.

Ekspresi pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone, dalam laga leg kedua perempat final Copa del Rey kontra Sevilla di Stadion Ramon Sanchez Pizjuan, Sevilla, pada 23 Januari 2018. CRSITINA QUICLER/AFP/BOLASPORT.COM (Cristina Quicler/AFP/BolaSport.com)

Namun, pria Argentina itu malah membawa Atletico meroket.

Atleti dibawanya menuju posisi lima klasemen akhir, dan masuk ke zona Liga Eropa.

Baca juga: Sebelum Gabung Real Madrid, Aurelien Tchouameni Ternyata Sempat Ditawarkan ke Barcelona

Bahkan, trofi Liga Europa juga langsung berhasil diraih Simeone pada musim pertamanya menahkodai Atletico.

Setelah itu, ia mendapat perpanjangan kontrak, lalu menanamkan idenya di benak para pemain.

Yaitu, bermain bertahan sebaik mungkin lalu menerkam tim lawan lewat serangan balik.

"Satu-satunya hal yang kami pedulikan adalah melakukan apa yang harus kami lakukan dengan cara terbaik," ucap Simeone dikutip dari Marca.

"Kami harus beradaptasi dengan keadaan, hal yang saya cari adalah kemenangan, dengan cara dan gaya saya sendiri," tambah pelatih berusia 50 tahun itu.

Meski banyak mendapatkan kritik karena permainan pragmatisnya, Simeone mampu membuktikan bahwa cara bermainnya mampu membuat Atletico menjadi raksasa di Spanyol.

Simeone berhasil membawa pulang trofi Copa del Rey pada 2012/2013, Liga Spanyol pada 2013/2014 dan 2020/2021, Liga Europa lagi pada 2017/2018.

Piala Super Eropa pada 2012 dan 2018. Di Liga Champions, Atletico juga mampu menembus babak final pada 2013/2014 dan 2015/2016.

Simeone mampu membangun tim setelah ditinggal sejumlah bintangnya.

Pelatih berjuluk El Cholo itu tetap mampu mempertahankan level tim meski ditinggal Falcao, Diego Costa, Filipe Luis, Gabi, Arda Turan, Mario Mandzukic, Miranda, hingga nama terakhir, Antonio Griezmann.

Nama yang disebutkan terakhir, memutuskan untuk kembali ke pelukan Atletico dan akan (kembali) berjuang bersama Simeone merajai Liga Spanyol dan Liga Champions.

Simeone juga dikenal sebagai pendongkrak performa striker yang diasuhnya.

Sebut saja Sergio Aguero, Fernando Torres, dan Diego Costa.

Ketika striker tersebut, adalah hasil binaan Simeone sebelum akhirnya dijual dengan harga mahal.

Nama terakhir yang menjadi sorotan adalah Marcos Llorente.

Meski posisi asli pemain asal Spanyol tersebut adalah gelandang bertahan.

LIorente diplot sebagai striker oleh Simeone dalam latihan Atletico.

Menjalani peran barunya bersama Simeone, musim lalu, mantan pemain Real Madrid itu mampu menjadi topskor kedua Atletico.

Torehan 13 golnya sepanjang musim hanya kalah dari Luis Suarez yang mampu mencetak 21 gol untuk Atletico.

Berkat polesan Simeone juga, Llorente mampu menembus skuat Timnas Spanyol pada Euro 2020.

Musim lalu, Atletico memang sedang dibawanya terseok-seok di kompetisi domestik, namun tak ada tanda-tanda pemecatan dari pihak klub.

Jasanya terlalu mentereng untuk hasil minor yang ia torehkan dalam semusim saja, Atletico begitu mempercayai kecerdasan pria asal Argentina itu perihal menyusun strategi.

(Tribunnews.com/Deivor)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini