Lini pertahanan Indonesia U16 bermain sangat buruk di babak pertama ini, meski Myanmar hanya menyerang dengan dua orang di kotak penalti namun mereka tetap berhasil.
Gol Nay Min Htet membuat suasana di Stadion Sleman hening sejenak.
Semangat pantang menyerah diperlihatkan skuat Indonesia U16, mereka berkali-kali menekan lawan hingga lawan kelelahan.
Hingga gol pembuka, Myanmar U16 hanya memiliki 3 kesempatan untuk mendekatkan bola ke area pertahanan tim tuan rumah.
Dengan dukungan kekuatan fisik yang kuat, itu membantu U16 Indonesia dengan mudah mempercepat permainan dan menguasai sepenuhnya seluruh situasi di lapangan.
Tak disangka, di babak semifinal, tim asuhan pelatih Bima Sakti kerap menggunakan bola-bola tinggi.
Hal inilah yang membuat Indonesia U16, meski banyak serangan, tidak memberikan efek yang jelas.
Dengan semangat ingin bangkit, Indonesia U16 langsung menyerang di awal babak kedua. Tekanan ke gawang lawan semakin besar.
Pada gilirannya, tendangan jauh, umpan silang sundulan, dan peluang lainnya diperoleh Indonesia.
Setelah usaha yang tak henti-henti, Indonesia U16 akhirnya mendapatkan apa yang diinginkannya.
Pada menit ke-69, Muhammad Afrizal yang menjadi penendang tendangan bebas dari jarak sekitar 25 meter melepaskan tendangan bebas berkelas yang sukses menjebol gawang Myanmar U16.
Tendangan bebas Muhammad Afrizal menyamakan skor kembali membuyarkan suasana di Stadion Sleman.
Pemain Indonesia U16 terus mendongkrak kecepatan pertandingan melawan Myanmar U16. Namun ketergesaan membuat tembakan terakhir kurang tajam.
Menjelang akhir pertandingan, pemain Myanmar U16 menunjukkan tanda-tanda kelemahan dan sering berbaring di lapangan.
Myanmar masih mempertahankan skor 1-1 untuk bisa memaksa Indonesia U16 ke babak adu penalti untuk menentukan pemenang.