TRIBUNNEWS.COM - Kursi kepelatihan tim Arema FC memanas setelah tim Singo Edan memberhentikan Eduardo Almeida sebagai juru taktik.
Arema FC terpaksa mengakhiri kerjasama dengan Eduardo Almeida lantaran hasil kurang stabil tim Singo Edan awal musim ini.
Meski sempat membawa Arema FC terbang tinggi menjuarai kompetisi Piala Presiden 2022.
Performa Arema FC justru cenderung tidak konsisten saat melakoni laga di kompetisi sesungguhnya yakni BRI Liga 1 2022/2023.
Baca juga: Jadwal Arema FC vs Persib Bandung di Liga 1, Kesempatan Luis Milla Tambah Derita Singo Edan
Raihan tiga kemenangan, dua hasil imbang dan tiga kekalahan mewarnai perjalanan Arema FC musim ini di Liga 1.
Arema FC sejauh ini masih berada pada urutan kedelapan dengan koleksi 11 poin dari delapan laga.
Tren kurang mengesankan tim Singo Edan akhirnya memakan korban, dimana Arema FC memecat Eduardo Almeida dari jabatan pelatih.
Setelah pemecatan Eduardo Almeida, kursi kepelatihan Arema FC seakan memanas.
Hal itu terasa wajar mengingat beban tak mudah yang harus dijalani pelatih baru Arema FC untuk bisa melambungkan performa tim Singo Edan secara instan.
Selain bersaing di jalur juara, pelatih baru Arema FC diharapkan bisa memecahkan penyakit akut alias kutukan Arema FC setiap kali mampu menjadi juara Piala Presiden.
Perlu diketahui inkonsistensi yang diperlihatkan Arema FC awal musim ini seakan menjadi momen dejavu kutukan Piala Presiden.
Berbicara soal gelar juara Piala Presiden, Arema FC menjadi tim paling berjaya lantaran sudah meraih hattrick dari lima edisi yang digelar.
Hanya saja memang gelar juara Piala Presiden nyatanya tak selalu menjamin Arema FC bisa tampil apik dan konsisten di kompetisi yang sesungguhnya.
Terbukti, Arema FC merasakan hal itu pada awal musim ini tepat setelah memenangkan gelar juara Piala Presiden 2022.
Apa yang dirasakan Arema FC musim ini barangkali sudah dirasakan tim Singo Edan pada musim-musim sebelumnya tepatnya ketika mereka juara Piala Presiden 2017 dan 2019.
Performa Arema FC justru jauh dari kata mengesankan setelah menjadi juara Piala Presiden pada dua edisi tersebut.
Pada tahun 2017, Arema FC hanya mampu menyelesaikan musim dengan menempati posisi kesembilan.
Dua tahun berikutnya, Arema FC kembali mengalami nasib yang sama seperti pada tahun 2017.
Hal itu dibuktikan dengan posisi akhir yang ditempati Arema FC setelah mengarungi panjangnya kompetisi Liga 1.
Tim Singo Edan lagi-lagi harus puas menempati posisi kesembilan pada akhir musim.
Berkaca dari hal tersebut, kutukan juara Piala Presiden secara tidak langsung seperti telah rutin menjadi momen dejavu bagi Arema FC.
Dan penyakit akut itulah yang akan menjadi tantangan khusus bagi siapapun orang yang akan mengisi jabatan sebagai pelatih Arema FC menggantikan Eduardo Almeida.
Sejauh ini, sosok Robert Rene Alberts dan Javier Roca menjadi dua opsi pelatih yang kemungkinan akan melatih Arema FC.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)