TRIBUNNEWS.COM - Carlo Ancelotti membuat Real Madrid menjadi satu-satunya tim di 5 liga top eropa yang sukses menyapu bersih semua laga dengan kemenangan.
Baik di Liga Spanyol maupun Liga Champions, Real Madrid selalu sukses memetik tiga angka dari lawan-lawannya.
Jika dikalkulasi, sudah delapan pertandingan yang mampu Los Blancos menangkan di sepanjang musim ini.
Baca juga: Luka Modric Sukses Ukir Rekor Baru di Liga Spanyol saat Real Madrid Melawan Atletico
Dilansir ESPN, start tersebut merupakan torehan terbaik Real Madrid sejak 54 tahun silam.
Ya, magis Carlo Ancelotti memang tak henti-hentinya membawa namanya mencatatkan rekor menterengnya.
Sebelumnya, ia mampu membawa Real Madrid menjadi juara Piala Super Eropa dengan mengalahkan Frankfurt di laga final.
Dilansir Marca, atas tambahan satu trofi, nama Carlo Ancelotti tercatat dalam sejarah sebagai pelatih dengan jumlah trofi Piala Super Eropa (4).
Ya, sejak musim lalu, Real Madrid sukses tampil mengesankan bersama juru Carlo Ancelotti.
Sihir Ancelotti sukses mengantar Real Madrid meraih trofi Piala Super Spanyol dan Liga Spanyol meski masih menyisahkan 4 pertandingan.
Di kompetisi Liga Champions pun Real Madrid mampu dibawanya tampil begitu perkasa.
Real Madrid dibawa Ancelotti lolos hingga babak final Liga Champions, usai mampu menyingkirkan Manchester City di babak semi final dengan agregat 6-5.
Pelatih Adaptif tak Berarti Miskin Taktik
Di partai puncak, sentuhannya mampu membawa los blancos pecundangi tim liga inggris lainnya dengan skor tipis satu gol tanpa balas.
Ancelotti pun mampu mengukir rekor sebagai pelatih pertama dalam sejarah yang mampu membawa tim yang diasuhnya menjuarai Liga Champions sebanyak 4 kali. Fantastis!
Ya, Real Madrid memang telah menjalani era baru mereka bersama Carlo Ancelotti.
Setelah rangkaian kesuksesan Real Madrid bersama Zinedine Zidane, pihak klub sepakat untuk menggantikannya dengan sosok baru dengan wajah lama, Carlo Ancelotti.
Juru taktik asal Italia itu pernah menukangi Los Blancos pada musim 2013 hingga 2015 dengan sumbangan empat gelar bergengsi.
Di antaranya, Liga Champions, Piala Dunia Antar Klub, Piala Super UEFA, dan Copa Del Rey.
Tangan dinginnya kembali diuji musim ini, ia didatangkan dengan misi besar untuk memulangkan gelar Liga Champions serta La Liga Spanyol yang dicuri Chelsea dan Atletico Madrid musim lalu.
Dan benar saja, Trofi La Liga telah dipulangkan, satu tiket ke final Liga Champions mampu ia kunci.
Carlo Ancelotti bukanlah pelatih yang memiliki pakem taktik yang mencolok seperti halnya Pep Guardiola dengan tiki taka-nya dan Jurgen Klopp lewat sistem gegenpressing yang ia usung.
Juru taktik asal Italia itu lebih adaptif, ia merakit strategi sesuai dengan komposisi yang ia miliki.
Bersama Real Madrid, skema 4-3-3 yang ia mainkan tak menghadirkan permainan yang cantik dan kadang malah membosankan.
Yang ia incar hanyalah kemenangan, taktik yang ia usung lebih kepada pemanfaatan atribut pemain.
Contoh yang paling nyata adalah bagaimana ia mampu menggodok potensi Vinicius Junior dan Karim benzema yang menggila di musim lalu.
Pelatih adaptif bukan berarti miskin taktik, justru kecerdasannya dalam beradaptasi dengan kompisisi dan atribut pemain patut mendapat apresiasi tinggi.
Ancelotti adalah pelatih kenyang pengalaman yang mempunya sentuhan ajaib sendiri meski tak menerapkan sepak bola indah.
(Tribunnews.com/Deivor)