TRIBUNNEWS.COM - Jumlah korban meninggal yang terjadi saat kerusuhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) terus bertambah.
Polda Jawa Timur mengonfirmasi total sebanyak 129 orang meninggal dunia akibat tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Jumlah tersebut termasuk dua anggota kepolisian yang berjaga, Brigadir Andik dan Briptu Fajar juga ikut meregang nyawa dalam tragedi ini.
Baca juga: Kerusuhan Usai Laga Arema vs Persebaya, YLBHI Sebut Tindakan Aparat Bertentangan dengan Aturan
Diungkapkan Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto, jumlah kematian akibat ricuh di Stadion Kanjuruhan bertambah menjadi 129 orang.
"Semula 127 kini bertambah 2 menjadi 129 korban. Iya (dari polisi juga)," ujar Kombes Pol Dirmanto, dikutip dari Tribun Jatim.
Di sisi lain, Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta, menjelaskan mengenai kronologi penyebab kericuhan yang mewarnai Derbi Jawa Timur kali ini.
Menurutnya, kekalahan tim tuan rumah dari Persebaya disinyalir menjadi penyebab mengapa oknum suporter memaksa merangsek masuk ke lapangan pertandingan setelah laga usai.
“Para penonton turun ke tengah lapangan, dan berusaha mencari para pemain dan official untuk menanyakan kenapa sampai kalah atau melampiaskan," buka Nico Afinta, dikutip dari Surya.
“Oleh karena itu, pengamanan dan pencegahan dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan atau mengejar para pemain” sambungnya.
Untuk menghalau oknum suporter agar tak bertindak semakin anarkis, polisi yang bertugas akhirnya mengambil langkah untuk menembakkan gas air mata.
"Untuk melakukan upaya pencegahan sampai dillakukan (pelemparan) gas air mata. Karena sudah anarkis, sudah mulai menyerang petugas dan merusak mobil," bebernya menambahkan.
Akan tetapi imbas dari penembakan gas air mata ini mengakibatkan suporter yang datang ke stadion, keluar dengan cara yang tak teratur.
"Akhirnya setelah terkena gas air mata, mereka pergi ke satu titik di pintu keluar pintu 10 dan 12”
“Terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen yang oleh tim medis dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion. Kemudian dilakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit” Jelasnya.
(Tribunnews.com/Giri)(TribunJatim/Luhur Pambudi)(Surya.co.id/Abdullah Faqih)