News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Kesaksian Striker Arema ke Media Spanyol, Abel Camara Lihat Suporter Meninggal di Ruang Ganti

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRAGEDI DI KANJURUHAN - Publik sepakbola nasional dan Arema FC dan Aremania berduka atas tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur pasca-laga Arema vs Persebaya, Sabru (1/10/2022) yang membuat ratusan nyawa meninggal. Striker Arema, Abel Camera menuturkan kesaksiannya ke media Spanyol terkait kronologi Tragedi Kanjuruhan. Dia mengaku menyaksikan suporter minggal di ruang ganti pemain.

Kesaksian Striker Arema ke Media Spanyol, Abel Camara Lihat Suporter Meninggal di Ruang Ganti

TRIBUNNEWS.COM - Apa yang dilihat Abel Camara, striker Arema FC pada pada Sabtu (1/10/2022) di runag ganti Stadion Kanjurahan mungkin tidak akan dilupakan seumur hidupnya.

Abel Camara menjadi satu di antara saksi mata yang menyaksikan langsung Tragedi Kanjuruhan pasca-laga Arema vs Persebaya.

Kesaksian itu diutarakan Abel Camara ke media asal Spanyol dengan membeberkan kronologis tragedi Kanjuruhan versi dirinya.

Baca juga: Sorotan Persebaya Tekuk Arema FC 3-2, Kapten Singo Edan Omeli Maringa yang Blunder, Ada Sejarah Baru

Baca juga: Ridwal Kamil Soroti Soal Rating TV Laga Arema vs Persebaya, Panpel Sudah Ajukan Perubahan Jadwal

Abel Camara sendiri tampil 90 menit penuh saat Arema FC bertemu Persebaya Surabaya di laga pekan kesebelas Liga 1 2022-2023.

Akan tetapi, dirinya tak mampu membawa tim kebanggaan masyarakat Malang tersebut memenangi pertandingan.

Bermain di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam WIB, Arema takluk dengan skor 2-3 dari Persebaya Surabaya.

Dua gol milik Arema di laga tersebut juga diciptakan oleh Abel Camara.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, Arema Bakal Disanksi Berat, Netizen: Degradasi! FIFA Bakal Banned Indonesia?

Pesepak bola Arema FC, Abel Issa Camara (kedua kiri) berebut bola dengan pesepak bola Persija Jakarta, Firza Andika dalam laga lanjutan BRI Liga 1 antara Arema FC melawan Persija Jakarta di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (28/8/2022) malam. Arema FC kalah di kandang sendiri dengan skor 0-1 (0-1). Gol semata wayang Persija Jakarta dicetak oleh Michael Krmencik. SURYA/PURWANTO (SURYA/PURWANTO)

Baca juga: FIFA Larang Penggunaan Gas Air Mata di Stadion, Ini Alasan Kepolisian Menembakkannya ke Tribun

Pemain berpaspor Guinea-Bissau itu berhasil menciptakan dua gol untuk Arema di penghujung babak pertama, tepatnya di menit ke-42 dan 45+2.

Dua golnya itu juga berhasil membawa Arema FC menyamakan kedudukan menjadi 2-2 dengan Persebaya.

Sayangnya, gawang Adilson Maringa kebobolan di awal babak kedua dan Arema tak mampu menyamakan kedudukan hingga peluit tanda berakhirnya pertandingan dibunyikan.

Kekalahan ini praktis mendapat respons yang kurang menyenangkan dari para suporter Arema.

Tak berapa lama pertandingan berakhir, satu per satu suporter turun ke lapangan untuk melakukan protes.

Baca juga: Suporter Arema Ungkap Detail Kronologi Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Pasca-Laga Arema vs Persebaya

Kericuhan suporter Areman FC yang bentrok melawan polisi buntut kekalahan Arema FC dalam pertandingan Liga 1 melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Dalam bentrok ini polisi menembakkan gas air mata dan 127 suporter termasuk 2 polisi dilaporkan tewas. (Surya Malang/Purwanto)

Bentrokan antara pihak pengamanan stadion dan para suporter pun tak bisa terhindarkan.

Akibatnya, ada 182 korban jiwa yang berjatuhan akibat insiden mengerikan ini.

Salah satu media asal Spanyol, yakni Marca, langsung menghubungi Abel Camara untuk mendapatkan informasi terkait kericuhan ini.

Dalam wawancaranya bersama Marca, Camara menceritakan apa yang ia alami pada saat itu.

Abel Camara menjelaskan bahwa tensi pertandingan ini sangat panas.

Hal itu dikarenakan laga antara Arema melawan Persebaya sudah menjadi topik pebicaraan sejak dua minggu sebelum pertandingan berlangsung.

Abel pun menjelaskan bahwa laga ini bukan hanya soal perebutan tiga poin saja, namun partai hidup dan mati.

"Di seluruh kota selalu membicarakan pertandingan ini. Karena laga ini bukan hanya sekedar meraih tiga poin, ini adalah permainan hidup dan mati," ucap Camara, dikutip SuperBall.id dari Marca.

Setelah itu, Abel Camara langsung menceritakan bagaimana insiden ini bermula.

Ia mengatakan bahwa sebelum pertandingan berakhir, sudah ada banyak masalah di pintu masuk.

Lalu saat pertandingan berakhir, para pemain Persebaya langsung meninggalkan stadion dengan menggunakan mobil berlapis baja.

Hal itu membuat Abel Camara kebingungan, pasalnya timnya saat itu masih berada di lapangan untuk meminta maaf kepada para suporter yang hadir langsung ke stadion.

Pada saat seluruh penggawa Arema meminta maaf, momen yang tak diinginkan pun terjadi.

Baca juga: Ridwal Kamil Soroti Soal Rating TV Laga Arema vs Persebaya, Panpel Sudah Ajukan Perubahan Jadwal

Kericuhan suporter Areman FC yang bentrok melawan polisi buntut kekalahan Arema FC dalam pertandingan Liga 1 melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Dalam bentrok ini polisi menembakkan gas air mata dan 127 suporter termasuk 2 polisi dilaporkan tewas. (Surya Malang/Purwanto)

Abel Camara mengaku bahwa para suporter memanjat pagar pembatas untuk melakukan protes kepada mereka.

Mengetahui ada suporter yang masuk ke lapangan, para pemain Arema langsung diminta polisi untuk masuk ke ruang ganti.

"Sebelum pertandingan dimulai, sudah ada banyak kebingungan di pintu masuk tim lawan."

"Ketika pertandingan berakhir, para pemain lawan meninggalkan stadion sekitar 10 menit dengan mobil lapis baja."

"Sementara itu, kami pergi untuk meminta maaf kepada penggemar kami karena kami kalah dalam derbi."

"Dan pada saat itulah para penggemar mulai memanjat pagar dan polisi meminta kami untuk pergi ke ruang ganti karena mereka bisa kehilangan kendali atas situasi cepat atau lambat," tambah Camara.

Tak sampai di situ, Camara juga mengatakan bahwa ada beberapa suporter yang merengsek masuk hingga ruang ganti.

Untuk mencegah hal itu, para pemain mengambil beberapa meja untuk menutup pintu dan melindungi diri mereka.

Namun, salah satu hal yang tak diinginkan Abel Camara dalam hidupnya justru terjadi pada saat itu.

Abel Camara mengaku dirinya melihat langsung para suporter yang harus terpaksa meregang nyawanya di sekitar ruang ganti tim.

"Kami menutup diri di ruang ganti dan para penggemar mencoba masuk."

"Kami harus meletakkan meja di dalam untuk menghalangi pintu."

"Mereka akhirnya masuk ke ruang ganti kami dan akhirnya meninggal di tempat itu," kata Abel Camara.

Hingga kini, pihak yang berwajib dan PSSI tengah bekerja sama mengusut tuntas penyebab tragedi Kanjuruhan ini.

Kedua organisasi tersebut mendapat arahan langsung dari Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo, untuk membereskan masalah ini. (M Hadi Fathoni/SuperBall)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini