Komdis PSSI Salahkan Sosok Ini Soal Pintu Stadion Kanjuruhan yang Tertutup Saat Massa Menumpuk
TRIBUNNEWS.COM - Satu di antara dugaan pemicu banyaknya korban jiwa meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan pasca-laga Arema vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022) adalah tak bisa dibukanya pintu-pintu stadion saat kejadian.
Terkait pintu stadion Kanjurahan Malang, Jawa Timur yang tak bisa dibuka, Ketua Komite Disiplin (Komdis) PSSI, Erwin Tobing, akhirnya angkat bicara.
Pihak PSSI, lewat Erwin menunjuk satu sosok sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas tak terbukanya pintu-pintu Stadion Kanjuruhan Malang tersebut.
Baca juga: Penjelasan PSSI Soal Pintu-Pintu di Stadion Kanjuruhan Tak Terbuka Seusai Laga Arema vs Persebaya
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, 33 Anak Meninggal, Delapan di Antaranya Perempuan, 7 Sanksi FIFA Intai Indonesia
Belakangan, Erwin mengungkap satu fakta terkait insiden kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang..
Dunia maya Indonesia dihebohkan dengan sebuah video yang memperlihatkan kondisi gate 13 Stadion Kanjuruhan yang masih terkunci usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam WIB.
Padahal, saat itu terjadi penumpukan para suporter yang hendak keluar dari stadion.
Penumpukan tersebut terjadi akibat para suporter berbondong-bondong ingin menyelamatkan diri.
Baca juga: Sorotan Persebaya Tekuk Arema FC 3-2, Kapten Singo Edan Omeli Maringa yang Blunder, Ada Sejarah Baru
Baca juga: Achsanul Qosasi Desak Semua Pengurus PSSI Mundur Buntut Tragedi Kanjuruhan, Apa Jawaban Iwan Bule?
Seperti yang diketahui, pihak keamanan Stadion Kanjuruhan menembakkan gas air mata untuk mengurai massa yang ada di Stadion Kanjuruhan.
Penggunaan gas air mata itu dirasa pihak keamanan sebagai langkah yang tepat untuk membubarkan kerusuhan yang terjadi.
Sayangnya, keputusan yang dirasa tepat untuk mengurai massa tersebut justru berakhir fatal.
Hingga kini, setidaknya ada 131 korban jiwa akibat kekurangan oksigen yang dipicu oleh penumpukan dan penembakan gas air mata tersebut.
Keadaan ini semakin diperparah dengan kondisi beberapa pintu keluar stadion yang masih dalam keadaan terkunci saat para suporter hendak menyelamatkan diri.
Kelalaian ini pun mendapat sorotan khusus dari PSSI selaku induk tertinggi sepak bola di Indonesia.
Komdis PSSI, Erwin Tobing, menjelaskan bahwa ada beberapa pintu keluar yang masih dalam keadaan terkunci saat laga berakhir.
"Itu kejadiannya di tribune selatan gate 10-11-12-13," kata Erwin Tobing.
"Harusnya itu bisa dibuka. Itu kan tribune isinya ribuan, berlantai tinggi, dan ruang geraknya sempit."
Baca juga: FIFA Larang Penggunaan Gas Air Mata di Stadion, Ini Alasan Kepolisian Menembakkannya ke Tribun
"Lalu (suporter) saling berebut masuk ke satu tempat pintu keluar, udah penuh tapi masuk terus. Sementara, pintu yang di bawah tidak terbuka."
"Akhirnya terjadilah penumpukan dan (di atas) ada asap," tambahnya.
Erwin tak segan mengatakan kejadian ini merupakan tanggung jawab pihak panitia pelaksana terutama sang ketua, yakni Abdul Haris.
Sebab, ia sudah melakukan konfirmasi kepada pihak pengelola gedung terkait proses buka tutup pintu keluar ini.
Menurut pengakuan pihak pengelola gedung, semua kunci dari setiap pintu yang ada di sekitar stadion telah diberikan kepada para panitia.
"Itulah, kita tanya ke pengelola gedung dia bilang setiap event kunci diberikan ke pantia."
"Panitianya Abdul Haris," jelas Erwin.
Erwin melanjutkan bahwa Abdul Haris sudah mulai kehilangan kewaspadaannya sebagai ketua panitia pelaksana sebuah pertandingan.
Sebab, Abdul Haris diketahui sudah lama menjabat di posisi tersebut dan saat ini sebuah hal yang tak diinginkan justru terjadi.
"Siapa yang pegang? security officer steward. Kenapa gak dibuka? ini kelalaian."
"Mereka (suporter) turun gak bisa naik lagi karena orang sudah turun bertimpa-timpa, gelap dan ada asap. Itulah penyebab terjadi penumpukan massa."
"Kita liat video beredar bagaimana pintu tidak terbuka. Saya katakan kalau panpel ini anggap tugas rutin, kewaspadaanya hilang."
"Saya liat itu, dia rutin, sudah lama sebagai ketua pelaksana sehingga tidak waspada."
"Harusnya cek ini pintu harus dibuka, kalo ada kejadian harus dibuka," tutup Erwin.
Kini, PSSI pun sudah memberikan hukuman terhadap kelalaian yang dilakukan oleh Abdul Haris.
Ia dijatuhi hukuman oleh PSSI berupa larangan beraktivitas di lingkungan sepak bola Indonesia yang berlaku seumur hidup. (M Hadi Fathoni/SuperBall)