TRIBUNNEWS.COM- Presiden Juventus, Andrea Agnelli memecah keheningannya dengan mengakui bahwa dia merasa 'malu' dan harus 'meminta maaf' kepada para penggemar setelah kekalahan dari Maccabi Haifa di Liga Champions.
Tapi, dia menegaskan Max Allegri akan tetap menjadi pelatih Juventus.
Bagi Juventus, kekalahan dari wakil Israel --yang merasakan kemenangan pertama dalam 20 tahun terakhir-- memang sangat memalukan.
Ditambah, itu terjadi setelah mereka ditekuk rival bebuyutan AC Milan 0-2 di Serie A.
Kini, Bianconeri berada di peringkat tiga dengan tiga poin, sama denga Haifa di posisi juru kunci yang kalah selisih gol.
Baca juga: Juventus Kesampingkan Aksi Pecat Max Allegri Meskipun Bianconeri Kalah Mengejutkan dari Klub Israel
Sedang PSG, dan Benfica di posisi satu, serta dua dengan sama-sama mengemas delapan poin.
Lolos ke Liga Europa dengan berada di peringkat tiga sepertinya jadi target paling realistsi Juventus saat ini.
“Ini adalah malam yang sulit dalam periode yang sulit. Ini adalah salah satu periode tersulit dan momen untuk bertanggung jawab, itulah mengapa saya di sini,” kata Agnelli dikutip dari Footbal Italia.
“Saya merasa malu atas apa yang terjadi, saya marah, tetapi saya juga tahu bahwa sepak bola dimainkan dengan 11 orang, Anda kalah dan menang dengan 11 orang,” tuturnya.
Saat ditanya apakah Allegri akan dipecat, Agnelli bergeming.
“Dalam situasi seperti ini, ini bukan tentang satu orang. Ini masalah yang harus ditangani oleh seluruh kelompok. Kami merasa malu, kami meminta maaf kepada penggemar, karena kami tahu mereka pasti merasa malu dengan situasi saat ini," katanya.
"Allegri adalah pelatih Juventus dan dia akan tetap sebagai pelatih Juventus," ujar Agnelli menegaskan.
Benarkah klub menolak mempertimbangkan untuk memecat Allegri karena gaji dan kontrak jangka panjangnya akan membebani keuangan mereka?
“Tidak, tidak, kamu benar-benar keluar jalur di sini. Bukan salah pelatih jika kami tidak memenangkan satu pun tekel di lapangan. Juventus selalu mengevaluasi situasi di akhir tahun. Saya selalu berjuang untuk mempertimbangkan pemecatan selama satu musim dan saya terus percaya itu," ujarnya menandaskan.
Dalam duel di Stadion Sammy Ofer, Selasa (11/10), Juventus sudah tertinggal sejak menit ke-7 lewat sundulan Omer Atzili.
Penyerang 29 tahun itu kemudian menambah keunggulan tuan rumah lewat tembakan keras ke sudut kanan gawang Wojciech Szczesny.
Tim Nyonya Tua terus berada dalam tekanan tim tuan rumah sepanjang babak pertama. Untungnya mereka tak kebobolan lagi setelah satu tendangan bebas Haifa membentur tiang gawang.
Babak kedua, tak ada perubahan berarti. Juventus memang jadi lebih agresif dengan melepaskan empat tendangan akurat. Namun, semuanya terlalu mudah bagi Kiper Joshua Cohen.
Usai hasil buruk ini, Pelatih Allegri menyebut para pemain akan ritiro atau latihan tertutup.
Ritiro merupakan pemusatan latihan intensif yang biasa dilakukan klub Italia dalam situasi krisis.
Dalam masa ritiro, para pemain biasanya tidak diperbolehkan pulang dari pusat latihan.
"Kami harus segera keluar dari situasi ini, dan tetap tenang. Kami akan kembali ke Turin, dan akan tetap di Continassa (markas latihan Juventus) sampai laga derby (kontra Torino)," kata Allegri. (Tribunnews/den)