Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak dapat dipungkiri jika kini banyak pemain keturunan yang ingin berseragam Indonesia.
Hal itu disampaikan oleh utusan PSSI yang mengurus proyek naturalisasi, Hamdan Hamedan, saat ditemui beberapa waktu lalu.
Sejatinya, PSSI dulu menggunakan sistem 'jemput bola' untuk mencari bibit potensial yang bisa memperkuat Timnas Indonesia.
Kondisi itu kini berbalik selepas Jordi Amat dan Sandy Walsh, sukses dinaturalisasi dan sudah resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
"Ketika Jordi dan Sandy dinaturalisasi, banyak pemain yang dulunya ragu untuk membela Timnas Indonesia, tiba-tiba mengirim sinyal ketertarikannya untuk membela timnas," ujar Hamdan dalam sesi wawancara yang diikuti Tribunnews.
Selain hal itu, masuknya Timnas Indonesia ke Piala Asia dan Piala Dunia U-20 menjadi alasan yang logis bagi pemain keturunan.
Terlebih untuk Piala Dunia U-20 yang bisa menjadi ajang pencarian bibit pemain yang berpeluang dilirik oleh klub-klub besar.
"Ya mungkin saya melihat salah satu hal yang mereka sampaikan pada saya, keberhasilan timnas Indonesia lolos ke Piala Asia, untuk Timnas senior," ujar Hamdan.
"Tentunya untuk Piala Dunia U20, pemain tersebut ingin sekali main di pildun U20. Karena pildun U20 adalah venue di mana scout dari berbagai macam klub-klun top dunia akan berkumpul untuk melihat, who will be the next wonderkid," lanjutnya.
Kendati demikian, pemain-pemain itu tak bisa langsung masuk atau trial dengan Timnas Indonesia.
Baca juga: Nil Maizar Bakal Perintahkan Pemain Dewa United FC Untuk Waspadai Pergerakan David da Silva
Penentu masuk atau tidaknya pemain keturunan itu merupakan hak prerogatif dari Shin Tae-yong, sebagai pelatih.
"Betul sekali. Dan pemain yang demikian, CV-nya luar biasa. Jadi bukan pemain biasa nih. Lagi-lagi, kalau coach STY memutuskan, ya kita bisa bicarakan," kata Hamdan.