News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Piala Dunia 2022

Alasan Argentina vs Prancis Final Piala Dunia Terbaik, Duel Messi vs Mbappe hingga Drama dalam 2 Jam

Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Final Piala Dunia 2022 antara Argentina vs Prancis diklaim sebagai yang terbaik dalam sejarah, duel Messi vs Mbappe, drama, bakat, hingga intrik laga. - Pemain depan Argentina Lionel Messi mengangkat trofi Piala Dunia selama upacara trofi Piala Dunia Qatar 2022 setelah pertandingan final sepak bola antara Argentina dan Prancis di Stadion Lusail di Lusail, utara Doha. Minggu (18 Desember 2022). Argentina menang dalam adu penalti dengan Prancis. (FRANCK FIFE / AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Final Piala Dunia 2022 Qatar antara Argentina vs Prancis pada Minggu (18/12) masih terngiang dalam ingatan, bagaimana hujan gol yang tercipta, hattrick, gol sang ikonik, hingga drama yang ditentukan pada akhir pertandingan melalui titik putih penalti.

Banyak sejarah yang dipertaruhkan, Prancis mencoba mengulang sebagai juara, sementara Argentina berharap memenangkan trofi Piala Dunia untuk superstar kesayangan mereka, Lionel Messi.

Hingga akhirnya, Lionel Messi dan kolega sukses memenangkan pertandingan, mengklaim trofi Piala Dunia ketiga bagi Argentina sekaligus yang pertama sejak era Diego Maradona pada tahun 1986.

Tidak sedikit yang mengklaim, laga final Piala Dunia 2022 antara Argentina vs Prancis adalah final terbaik dalam sejarah turnamen akbar sepak bola empat tahunan ini.

Mulai dari CNN Internasional, Fox Sports, LA Times, Telegraph, The Athletic, hingga Bleacherreport yang mengumpulkan 10 laga final Piala Dunia terbaik mulai tahun 1950.

Baca juga: Kisah Cinta Lionel Messi dan Antonella Viral setelah Argentina Juara, Ternyata dari Cinta Monyet

Duel Lionel Messi vs Kylian Mbappe

Laga Argentina vs Prancis tertuju pada dua bintang sepak bola dunia beda generasi, yakni Lionel Messi dan Kylian Mbappe.

Kylian Mbappe baru berusia 23 tahun. Pemain PSG tersebut mengantongi label pemain termahal di dunia.

Bakat dan talentanya tak dipungkiri, hingga ia mampu memberikan trofi Piala Dunia untuk Prancis di Rusia pada tahun 2018.

Sementara Lionel Messi, kapasitasnya sudah terbukti bersama klub Barcelona di Spanyol, memenangkan juara Ligue 1 Prancis bersama PSG.

Serta menang Olimpiade bersama skuad muda Albiceleste dan Copa Amerika tahun lalu dengan mengalahkan Brasil.

Satu-satunya trofi yang belum pernah dirasakan oleh Lionel Messi adalah Piala Dunia.

Sempat berpeluang pada tahun 2014, namun Argentina kalah dari Jerman.

Selama 80 menit waktu final, laga dikendalikan oleh Lionel Messi cs dengan keunggulan dua gol.

Peraih Ballon d'Or tujuh kali itu mencetak gol pertama Argentina melalui titik putih penalti sebelum digandakan oleh Angel Di Maria.

Kemenangan Argentina buyar dalam 10 menit terakhir waktu normal pertandingan.

Di mana Kylian Mbappe memaksa laga harus dilanjutkan ke perpanjangan waktu hanya dalam dua menit.

Gol Kylian Mbappe membuka asa Prancis mempertahankan gelar Piala Dunia.

Namun, Lionel Messi kembali menghidupkan gairah tim Amerika Latin pada menit ke-109.

Mbappe yang tak patah arang membuktikan dengan mencetak gol ketiganya melalui titik putih penalti dua menit jelang peluit panjang dibunyikan.

Pada akhirnya, final yang harus dilalui melalui titik putih penalti dimenangkan Argentina.

Penjaga gawang La Albiceleste, Emiliano Martinez menepis dua penendang Prancis, Kingsley Coman dan Aurelien Tchouameni.

Lebih dari dua jam drama final tersebut berlangsung, laga yang memberikan keindahan dalam permainan, teknik, hingga ketegangan yang dipertaruhkan.

Menurut Fox Sports, kemenangan Argentina di Piala Dunia 2022 yang merupakan kesempatan terakhir sang ikonik, Lionel Messi menjadi satu di antara final terbaik yang pernah ada.

Drama, bakat, dan intrik permainan menjadikan hal terbaik yang sulit dibantah.

Begitu juga dengan LA Times, kemenangan Argentina di Piala Dunia yang pertama kali digelar di negara Timur Tengah itu tak lepas dari teater terbaik yang pernah ada.

"Dramanya sepertinya tidak tertandingan," tulis LA Times.

Hal ini akan diingat sepanjang masa, layaknya gol pemain Jerman Barat, Geoff Hurst yang mencetak hattrick pertama di final Piala Dunia pada tahun 1966.

Sedangkan untuk saat ini, alasan yang tidak terbantahkan adalah momen bersejarah untuk Lionel Messi, hattrick Mbappe yang berujung kekalahan, hingga tensi permainan yang naik dan turun sehingga menarik emosi penonton sampai akhir pertandingan, klaim CNN Internasional.

Lionel Messi diyakini sebagai titisan sang legenda yang dipuja oleh semua umat Argentina bahkan ada sebuah agama, La Iglesia Maradonia atau Gereja Maradona yang didedikasikan untuk sang legenda.

Gereja tersebut berada di kampung halaman Lionel Messi, menurut LA Times.

"Kami tidak bisa meminta lebih. Apa yang bisa kukatakan? Kami ditakdirkan untuk menjadi juara dunia dan sekarang kami melakukannya," ucap Lionel Messi pasca-pertandingan.

(Tribunnews.com/Sina)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini