Namun, keputusan Shin Tae-yong justru mendatangkan petaka untuk gawang Timnas Indonesia.
Timnas Indonesia kehilangan sosok gelandang bertahan yang begitu memiliki ketenangan transisi menyerang ke bertahan.
Tim Gajang Perang mampu memanfaatkan celah yang ditinggal sang gelandang, lini tengah Garuda yang sebelumnya solid harus ditembus dari gol yang berasal dari lini tengah.
Kemenangan yang sudah di depan mata pun harus buyar, laga berakhir lewat skor imbang 1-1.
Lalu di pertandingan terakhir saat Timnas Indonesia bertandang ke markas Filipina, Irianto dimasukkan pada menit 83' setelah sang tuan rumah sukses memperkecil ketinggal menjadi 2-1.
Lagi-lagi, kehadiran gelandang Persib Bandung ini mampu menjaga gawang Timnas Indonesia dari kebobolan.
Garuda sukses mempertahankan kemenangan atas Filipina yang tampil agresif di menit-menit akhir.
Atribut Spesial Rachmat Irianto
Atribut Irianto memang tak semewah Kambuaya maupun Mark Klok yang bermain lebih stylish dengan kemampuannya menggocek bola maupun membuat change created.
Rachmat Irianto adalah wujud efektivitas dari bermain dengan cara yang sederhana.
Etos kerja dan pembacaan situasi bertahan yang apik mebuat gawang Timnas Indonesia aman dari kebobolan saat ia tampil.
Pemain yang dikenal dengan sapaan Rian itu memang bukanlah seorang gelandang murni.
Sebelumnya, saat bermain untuk Timnas U19 dan U23, ia adalah sosok stopper yang begitu diandalakan Indra Sjafri.
Tranformasi posisi didapat kala ia mampu mengalirkan bola dengan apik sebagai pivot alias gelandang bertahan.