News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Supercoppa Italia

Rapor Pemain AC Milan Saat Dibekap Inter 0-3, Lini Serang Rossoneri Super-Bapuk, Kjaer Bencana

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KALAH TELAK - Skuad AC Milan saat bertanding melawan Inter Milan di Final Supercoppa Italia, di Stadion King Fahd, Arab Saudi, Rabu (18/1/2023) atau Kamis dini hari WIB. Pada laga Derby della Madonnina itu, Milan kalah telak 0-3 dari Inter.

Rating Pemain AC Milan Saat Dibekap Inter Milan 0-3, Lini Serang Rossoneri Super-Bapuk

TRIBUNNEWS.COM - AC Milan kalah di final Supercoppa Italiana melawan Inter Milan lewat cara spektakuler.

Rossoneri kebobolan tiga gol dan terpaksa membiarkan Inter Milan kembali menggenggam Piala Super Italia 2022 sekaligus mempertahankan gelar juara.

Ya, pada laga derby della Madonnina tersaji di Stadion King Fahd, Arab Saudi, Rabu (18/1/2023) atau Kamis dini hari WIB, Inter Milan menang secara meyakinkan 3-0.

Baca juga: Hakan Calhanoglu: AC Milan Kena Karma, Mereka Harus Menghormati Kami, Kami Telah Melahap Mereka

Rossoneri, dengan demikian melanjutkan performa buruk mereka dalam beberapa pekan belakangan.

SempreMilan melansir, Milan memang patut kalah dalam pertarungan itu. Sektor yang paling menjadi sorotan adalah lini serang yang super-bapuk.

Disasterclass, begitu situs tersebut membahasakan untuk menggambarkan buruknya kinerja lini serang Milan.

Situ itu kemudian memberikan daftar peringkat pemain Milan saat dibabat Inter Milan 0-3.

Starting XI

Tatarusanu (5.5): Dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk gol-gol yang terjadi. Secara SOP, Tatarusanu  sudah melalukan seuatunya secara benar terutama pada gol pertama (hampir berhasil menepis bola).

Umpannya agak buruk, meskipun dia melakukan satu penyelamatan refleks yang bagus.

Calabria (4): Di mana dia malam tadi? Posisinya di babak pertama sangat mengejutkan dan itu terlihat dari dua gol Inter yang terjadi. Dia seharusnya berada di sana untuk memblok Dimarco dan pada gol kedua, Tonali terpaksa melakukan tugasnya (tidak berhasil).

Kjaer (3.5): Buruk dari awal sampai akhir. Banyak pelanggaran dalam duel.

Bek Denmark Simon Kjaer bertepuk tangan setelah Inggris memenangkan pertandingan sepak bola semifinal UEFA EURO 2020 antara Inggris dan Denmark di Stadion Wembley di London pada 7 Juli 2021. (Laurence Griffiths / POOL / AFP)

Bulid-up serangannya juga sangat buruk karena dia sering memberikannya kembali ke Tatarusanu, atau hanya membuat keputusan yang salah.

Fikayo Tomori (4): Punya beberapa momen bagus malam tadi, tapi gol ketiga mengejutkan. Pemain Inggris itu sering mengeluh dan berteriak pada rekan satu timnya, tetapi dia benar-benar dibungkam malam ini. Schoolboy error.

Theo Hernandez (5): Sepatutnya dia perlu bekerja lebih baik tadi malam . Gol pertama Inter merujuk pada lemahnya peran Theo. Secara keseluruhan Theo tidak cukup memberi kontribusi.

Ismael Bennacer (5.5): Akan menarik untuk melihat Milan tanpa dia malam tadi, atau lebih tepatnya akan mengerikan. Dia adalah satu-satunya pemain yang 'setengah' layak di luar sana.

Sandro Tonali (4.5): Peformanya meningkat seiring berjalannya pertandingan, tetapi tidak diragukan lagi dia membuat kesalahan besar pada gol kedua. Dia mungkin seharusnya tidak ada di sana sejak awal (melindungi Calabria), tetapi dia benar-benar menjual dirinya sendiri.

Messias (4.5): Beberapa gerakan bagus darinya malam ini tetapi dampaknya terlalu kecil dan Milan membutuhkan dia untuk berbuat lebih banyak di pertahanan.

Diaz (5): Dia benar-benar melakukannya dengan baik dalam banyak kesempatan dan membantu Milan menciptakan peluang dengan pergerakan cepatnya, tetapi itu tidak berarti apa-apa dengan rekan setimnya yang tidak tampil bagus.

Leao (5): Dia memiliki banyak tembakan di sana-sini, beberapa lebih dekat dari yang lain. Dengan gaji barunya yang dilaporkan lumayan besar, Milan berhak menuntut kontribusi lebih banyak lagi.

Giroud (4.5): Dia bermain sederhana mungkin dua-tiga kali malam tadi, dan itu selalu berhasil dengan baik. Namun, ia terus melakukan (atau lebih tepatnya mencoba) operan satu sentuhan mencolok yang tidak berhasil.

Pengganti

Kalulu (5): Sedikit kesalahan tapi tidak fatal darinya. Tidak bagus juga.

De Ketelaere (4): Setelah direnungkan, apakah dia bermain malam tadi? Kontribusinya cenderung tidak terlihat untuk sebagian besar waktunya di lapangan.

Origi (4.5): Tampak cerah di awal kemunculannya namun memudar.

Ante Rebic (5): Salah satu pemain pengganti yang lebih baik dengan setidaknya beberapa niat tetapi tidak ada hasilnya.

Sergino Dest (5): Sama seperti Rebic, keinginan untuk melakukan sesuatu sudah ada tetapi tidak ada hasil akhirnya.

Titel Beruntun Nerazzurri

Para pemain Inter Milan mengangkat trofi untuk merayakan kemenangan pertandingan sepak bola Piala Super Italia antara AC Milan dan Inter Milan, di Stadion Internasional King Fahd di Riyadh pada 18 Januari 2023. (Giuseppe CACACE / AFP)

Jawara Coppa Italia 2021-2022, Inter Milan, keluar sebagai pemenang dengan skor 3-0 atas AC Milan selaku kampiun Liga Italia.

Gelar Inter dipastikan oleh kontribusi gol Federico Dimarco, Edin Dzeko, dan Lautaro Martinez.

Ini menjadi titel Piala Super Italia kedua secara beruntun bagi Nerazzurri.

Jika ditotal, mereka sudah tujuh kali menjuarai ajang tersebut, menyamai pencapaian sang tetangga.

Jalannya pertandingan

Inter butuh waktu 10 menit seusai kick-off untuk membuka keunggulan.

Federico Dimarco mencetak gol pertama bagi pasukan biru-hitam usai menyambar umpan horizontal mendatar Nicolo Barella di depan gawang.

Milan memperoleh peluang emas untuk menyamakan kedudukan pada menit ke-14 via akselerasi Rafael Leao.

Dari sisi kiri kotak penalti, penyerang timnas Portugal itu mengarahkan bola ke pojok atas gawang.

Namun, upaya Leao dipatahkan oleh kiper Andre Onana yang menepis bola ke atas.

Saat Milan berupaya menyamakan kedudukan, justru Inter menggandakan keunggulan menjadi 2-0.

Gol kedua Inter lahir pada menit ke-21 lewat sepakan datar Edin Dzeko menuju tiang jauh.

Menginjak menit ke-30, Dimarco mencoba mencetak gol keduanya melalui tembakan jarak jauh, tetapi kali ini dimentahkan Onana.

Skor tak berubah hingga babak pertama rampung.

Selepas rehat, Milan berusaha untuk lebih banyak menyerang.

Ismail Bennacer menebar teror dengan tembakan kaki kiri dari luar kotak penalti pada menit ke-55, tetapi bola mengarah tepat ke pelukan Onana.

Sebelas menit berselang, kejadian serupa dialami Leao ketika mencoba menaklukkan sang kiper Inter.

Keasyikan menyerang, Milan justru kembali kebobolan, kali ini oleh Lautaro Martinez pada menit ke-77.

Kejadiannya bermula saat Martinez lepas dari kawalan bek lawan, lalu mengejar bola yang mengarah ke kotak penalti.

Ketika mendapat momen berduel satu lawan satu dengan kiper, sang bomber melepaskan tembakan terukur menuju pojok kiri gawang.

Skor 3-0 bertahan hingga terdengar bunyi panjang peluit tanda akhir pertandingan.

AC Milan 0-3 Inter Milan (Federico Dimarco 10', Edin Dzeko 21', Lautaro Martinez 77')

AC Milan: 1-Ciprian Tatarusanu, 24-Simon Kjaer (Pierre Kalulu 64'), 2-Davide Calabria (Sergino Dest 79'), 23-Fikayo Tomori, 19-Theo Hernandez, 4-Ismael Bennacer, 10-Brahim Diaz (Charles De Ketelaere 64'), 8-Sandro Tonali, 9-Olivier Giroud, 17-Rafael Leao, 30-Junior Messias (Divock Origi 65')

Pelatih: Stefano Pioli

Inter Milan: 24-Andre Onana, 36-Matteo Darmian, 15-Francesco Acerbi, 37-Milan Skriniar, 32-Federico Dimarco (Robin Gozens 63'), 95-Alessandro Bastoni (Stefan de Vrij 84'), 22-Henrikh Mkhitaryan, 20-Hakan Calhanoglu, 23-Nicolo Barella (Roberto Gagliardini 71'), 9-Edin Dzeko (Joaquin Correa 71'), 10-Lautaro Martinez

Pelatih: Simone Inzaghi

(*/SempreMilan/BolaSport)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini