Sempat Dirawat di RS Sepekan Sebelum Meninggal
Mantan Sekretaris Jenderal PSSI dengan masa jabatan terlama yakni 28 tahun, Nugraha Besoes meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (PON) pada pukul 00.19 WIB, Senin (6/2/2023).
Pantauan Tribunnews sekitar pukul 11.00 WIB kondisi Rumah Duka di Perumahan Taman Alfa Indah, Joglo, Jakarta Barat sudah banyak didatangi sanak saudara, sahabat dan rekan almarhum.
Di Depan Rumah Duka, belasan karangan bunga juga berjejer rapi. Karangan bunga ucapan duka antara lain datang dari Menteri Perindustrian Gumiwang Kartasasmita, Ahmad Hadian Lukita dan Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar.
Putri tunggal almarhum Nugraha Besoes, Winny Nugraha menceritakan bahwa sang ayah yang sudah menginjak usia ke-82 tahun memang sebelumnya tengah mengidap penyakit Parkinson.
Hanya saja, kondisi semakin diperparah saat terjatuh. Almarhum pun sempat dilarikan ke RS PON dan dirawat selama sepekan.
Saat di Rumah Sakit, almarhum sempat mendapatkan penanganan operasi. Akan tetapi, ada penyakit lain yakni infeksi paru yang membuat kondisi almarhum semakin menurun.
“Jadi bapak itu memang ada penyakit seperti Parkinson. Bapak itu kena stroke dan jatuh, terus kami bawa ke RS PON, sampai RS itu pukul 11 malam dan jam 2 dikabari pecah pembuluh darah otak sebelah kiri dan ada cairan di hidrosefalus dan harus cepat-cepat dioperasi karena jangan sampai koma,” cerita Winny kepada wartawan di Rumah Duka.
“Akhirnya jam 7.10 Bapak masuk ruang operasi, jam 9 bapak selesai dan masuk ICU dan dinyatakan operasinya berhasil. Hari demi hari organ-organ yang lain pun sudah tidak menunjang. Obat-obatan juga sudah susah masuk, Bapak juga ada demam, sudah di kompres dan sudah di segala macam tetapi tidak membantu juga. Ternyata ada infeksi di parunya yang mengakibatkan saturasi semakin lama semakin turun,”
“Dari mulai hari ketiga itu saturasi 80 turun, sempat naik ke 89, tetapi langsung drop ke 33 dan ini kan delapan hari sama hari ini. Di hari keenam, saya dipanggil bahwa bapak kondisinya sudah kritis. Sudah pakai ventilator dan segala macam, terapi oksigen yang masuk ke tubuhnya itu sekitar 55 persen.
“Di hari ke-7 aku dipanggil lagi dan dikabari bahwa besok sudah bergantung dengan mesin. Kalau mesin dicabut ya bapak sudah tidak ada. Tapi saya masih mau berusaha, jadi tetap dipasang mesin sampai bapak lelah sendiri hingga berhenti bernapas itu jam 00.19 WIB (6/2/2023) dinyatakan meninggal dunia,” ujar Winny.
Setelah disholatkan di Masjid yang tak jauh dari Rumah Duka, mendiang Nugraha Besoes langsung menuju ke Taman Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo, Jakarta Selatan.(Tribunnews.com/Abdul Majid)