News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Champions

Kembali ke San Siro Jelang Laga Lawan AC Milan Bikin Antonio Conte Merasa Terharu, Dia Bilang Begini

Penulis: Muhammad Barir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelatih kepala Tottenham Hotspur Italia Antonio Conte memberi tepuk tangan.

TRIBUNNEWS.COM- Pelatih Tottenham Antonio Conte merasa terharu dia bisa kembali ke Stadion San Siro.

Tottenham Hotspur berlaga melawan AC Milan di leg pertama Liga Champions di babak 16 Besar di San Siro.

Pertandingan ini membuat Antonio Conte bisa datang lagi ke Stadion San Siro meski dia melatih klub Liga Inggris.

“Emosional Untuk Kembali Ke San Siro Di UCL, Saya Menghabiskan Dua Tahun Yang Luar Biasa dan Intens di Inter Milan,” kata Conte di Sempre Inter.

Pelatih kepala Tottenham Hotspur Antonio Conte tidak menyembunyikan fakta bahwa kembali ke San Siro bersama tim Liga Premier untuk menghadapi AC Milan adalah pengalaman emosional baginya mengingat sejarahnya bersama Inter.

Berbicara dalam konferensi pers menjelang leg pertama babak 16 besar Liga Champions besok malam antara kedua belah pihak, seperti dilansir FCInterNews, pelatih Spurs merenungkan apa arti kembali ke stadion bekas timnya baginya.

Sebelum bergabung dengan Tottenham pada musim gugur 2021, Conte telah menjadi pelatih Inter selama dua musim, setelah sukses melatih klub-klub seperti Juventus, Chelsea, dan tim nasional Italia.

Hanya dalam dua musim sebagai bos Nerazzurri, Conte membimbing tim ke final Europa League di musim pertamanya sebelum membawa klub meraih gelar Serie A pertama di masa kepemimpinannya yang kedua.

Fakta bahwa sang pelatih pergi tidak lama setelah puncak Scudetto merupakan indikasi bahwa hal-hal tidak selalu mulus antara dia dan Nerazzurri,

tetapi dia tidak merahasiakan fakta bahwa waktunya di klub memberikan kesan yang besar pada dia.

“Kembali ke San Siro membuat saya emosional,” kata sang pelatih.

“Saya menghabiskan dua tahun yang intens dan luar biasa di sini di mana saya berhasil mencapai beberapa hal hebat bersama Inter,” lanjutnya.

“Kembali memberi saya perasaan yang kuat,” lanjut Conte.

“Luar biasa berada di sini, bagi saya dan juga para pemain saya,” katanya.

Antonio Conte memiliki rekor mentereng pada saat menghadapi AC Milan.

Sepanjang karier kepelatihannya, Antonio Conte telah menghadapi AC MIlan sebanyak 14 kali.

Dalam 14 pertandingan itu, Antonio Conte telah memenangkan 10 laga, imbang 3 laga, dan cuma satu kali kalah.

Catatan itu diraihnya sejak melatih Atalanta, Juventus, dan Inter Milan.

Ini adalah pertemuan pertama Antonio Conte saat berperan sebagai manajer Tottenham Hotspur melawan AC Milan.

Antonio Conter kembali ke tanah airnya saat membawa Tottenham Hotspur menyambangi markas AC Milan, Stadion San Siro pada leg pertama 16 besar Liga Champions, Rabu (15/2) dini hari.

Pertandingan ini, diyakini banyak orang, akan menjadi semacam audisi bagi Conte sebelum benar-benar pulang kampung akhir musim ini.

Ya, ini akan menjadi pentas ideal bagi Conte untuk mempromosikan dirinya kembali di Italia, terkhusus di AC Milan.

Pelatih berusia 53 tahun ini adalah mantan pemain. dan pelatih yang sukses di Juventus. Dia juga bos peraih gelar Serie A bersama Inter Milan.

Tak ada yang lebih dia inginkan selain melengkapi prestasinya, yakni membawa AC Milan juara untuk melengkapi kesuksesannya bersama tiga tim besar klasik tradisional di Italia.

Kontrak Conte di Tottenham akan habis akhir musim ini. Dan dia sudah menyiratkan hasrat untuk pulang kampung.

Dalam wawancara dengan Daily Mail beberapa waktu lalu, Conte menyatakan telah mengubah orientasi hidupnya.

Tak mau terlalu ngoyo mencari kerja sampai jauh ke negeri orang.

Ini terjadi meninggalnya ketiga sahabatnya, Gian Piero Ventrone, Gianluca Vialli, dan Sinisa Mihajlovic dalam waktu tak terlalu jauh.

Ditambah lagi dengan fakta istri, dan anaknya memilih tinggal di Italia.

Di sisi lain, peluang terbuka baginya untuk mencari kerja di Italia.

Juventus yang dilanda krisis pasti akan mencari manajer baru di akhir musim. Milan juga akan membuka lowongan jika Stefano Pioli tidak bisa menahan keterpurukan belakangan ini.

Jadi Conte punya motivasi lebih untuk duel ini. Bukan sekadar mempersembahkan kemenangan untuk Spurs, tapi juga jadi semacam ajang audisi bagi dirinya.

Dan dia punya modal historis bagus. Delapan dari sembilan laga terakhirnya kontra Milan berakhir dengan kemenangan. Termasuk juga kemenangan 3-0 dalam laga terakhir saat dia membawa Inter Milan juara pada 2021 lalu.

Sayangnya, pasukan The Lilywhite ini datang bermodal kekalahan telak 1-4 dari Leicester City di laga terakhir.

Ini menjadi bukti betapa Spurs memang tim yang inkonsisten, setelah di laga sebelumnya mereka sukses menekuk City 1-0.

Dia juga kehilangan sejumlah pemain pilarnya di laga ini.
Di bawah mistar, Hugo Lloris absen karena cedera.

Demikian juga Ryan Sessegnon, dan Rodrigo Bentancur.
Sementara Pierre-Emile Hojbjerg suspend gara-gara akumulasi kartu kuning di babak penyisihan grup.

Conte bakal mengandalkan sang bomber, Harry Kane untuk mencuri poin di San Siro.

Setelah mengemas gol krusial dalam kemenangan 1-0 atas Fulham, dan Manchester City, keran gol Kane mampet saat melawan Leicester di laga terakhir.

Milan sementara itu sedang berusaha bangkit dari kehancuran. Rossoneri melalui tujuh laga tanpa kemenangan -- termasuk kekalahan dari rival besar mereka Inter di Piala Super Italia dan di liga.

Mereka akhirnya bisa kembali ke jalur benar setelah menekuk Torino 1-0 pada laga terakhir lewat gol semata-wayang Olivier Giroud.

Sundulan striker asal Prancis ini di menit ke-60 membalaskan dendam tersingkir dari Coppa Italia oleh tim Ivan Juric ini bulan lalu.

Sekaligus membawa Milan meraih kemenangan kedua mereka di tahun 2023.

Kemenangan yang tidak meyakinkan tetapi cukup berharga membantu meringankan beberapa tekanan yang telah menumpuk di pundak pelatih Stefano Pioli.

Namun dengan jarak terpaut 18 poin dari pemimpin Serie A, Napoli, ditambah tersingkir dari Piala Domestik, maka Liga Champions jadi satu-satunya cahaya penyelamat.

Itu akan jadi misi sangat sulit, terutama jika mereka tak segera memperbaiki diri.

Milan bakal kembali bersandar pada sentuhan sang ujung tombak, Olivier Giroud untuk mencetak gol.

Dibantu dengan kecepatan Rafael Leao yang telah terlibat 18 gol dari 29 penampilan musim ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini