Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM - Proses penjualan Manchester United oleh Keluarga Glazer mendapat perhatian dari banyak pihak.
Satu di antara pihak yang memberikan perhatian tersebut adalah FairSquare Projects, sebuah lembaga non-profit yang bergerak di bidang keterbukaan di dunia olahraga.
FairSquare Projects meminta UEFA menolak pihak investor Qatar untuk membeli Manchester United.
Mereka memiliki dasar untuk meminta UEFA melakukan aksi tersebut.
Lembaga ini memandang pembelian Setan Merah oleh investor Qatar berpotensi besar menimbulkan konflik kepentingan.
Baca juga: Penyelidikan Internal Manchester United Berjalan, Nasib Mason Greenwood Ditentukan Pemain Lain
FairSquare menunjukkan ketidakpuasan dengan minat investor Qatar membeli MU melalui surat.
Surat tersebut mereka kirimkan kepada UEFA.
"Kami melaporkan kepada Anda (UEFA) soal kemungkinan pemerintah Qatar terlibat dalam pembelian Manchester United," buka FairSquare dikutip dari laman Independent.
"Sejalan dengan aturan UEFA untuk melindungi integritas kompetisi, kami mendesak UEFA melarang proses pembelian tersebut."
"Tidak ada konsorsium Qatar yang bisa kepas dari pengaruh pemerintah Qatar," sambung mereka.
FairSquare melihat bila investor Qatar membeli Manchester United, maka akan ada benturan kepentingan dengan PSG.
Sebagaimana diketahui, PSG dimiliki oleh investor dari Qatar lewat QSI-nya.
Memang, investor yang menaruh minat membeli MU berbeda dari QSI.
Namun FairSquare mendasari alasan mereka dengan tidak adanya lembaga investasi Qatar yang bisa lepas dari pengaruh pemerintah.
Terlepas dari protes di atas, investor Qatar menjadi salah satu kandidat kuat pemilik Manchester United selanjutnya.
Baca juga: Prediksi Skor Barcelona vs Manchester United Liga Eropa, Lengkap H2H, Kondisi Tim, & Live Streaming
Mereka memiliki program untuk memperbaiki reputasi Setan Merah di Eropa dan dunia.
Perombakan tim dan tempat latihan menjadi dua di antara banyak program yang disiapkan ke depan.
Selain itu, mereka tak akan keberatan melempar tawaran membeli MU di kisaran 5 milyar Poundsterling.
(Tribunnews.com/Guruh)