TRIBUNNEWS.COM- Mikel Arteta harus selalu mengerahkan strategi ekstra setiap kali berhadapan dengan Sean Dyche.
Statistik membuktikan, dari enam kali pertemuan, Arteta hanya pernah sekali menang atas rivalnya ini.
Arteta memimpin Arsenal dalam enam pertemuan tersebut. Sedang Dyche mengasuh Burnley lima kali, dan Everton sekali dalam laga terakhir.
Satu-satunya kemenangan Arteta terjadi saat Arsenal menekuk Burnley 0-1 musim 2021 lalu.
Selebihnya, The Gunners sekali kalah, dan tiga kali seri kontra Burnley.
Ditambah sekali kalah 1-0 dari Everton asuhan Dyche pada laga terakhir.
“Anda harus memberikan pujian kepada Sean dan tim di Everton. Saya pikir mereka melakukannya dengan sangat baik hari ini. Mereka menang karena bermain sangat efisien,” kata Arteta memuji pendekatan rivalnya kala itu.
Akankah Arteta harus kembali memuji Dyche? Kita tunggu saja.
The Gunners Siap Balas Dendam, Live on Vidio Kamis 2 Maret Pukul 02.45 WIB
Arsenal mengusung misi balas dendam saat menjamu Everton dalam lanjutan Liga Primer Inggris di Stadion Emirates, London, Kamis (2/3) dini hari
25 hari lalu, pelatih anyar Everton, Sean Dyche melakukan debut gemilang setelah secara mengejutkan membawa The Toffees menekuk Arsenal 1-0 di Goodison Park (4/2).
Hasil itu menghentikan laju 13 laga The Gunners Arsenal tanpa kekalahan.
Dan sekaligus juga meneruskan periode tren terburuk mereka musim ini setelah melakoni empat laga tanpa kemenangan --tiga kalah, dan sekali seri.
Arsenal kini telah meniti kembali jalur kemenangan setelah menghancurkan Aston Villa 2-4, dan Leicester City 0-1.
Dan pasukan "Meriam London" ini berharap mencapai apa yang gagal mereka lakukan bulan lalu: memenangkan pertandingan liga ke-100 mereka melawan Everton.
Jika mereka mengamankan kemenangan di tengah pekan, Arsenal akan menjadi tim pertama dalam sejarah liga Inggris yang memenangkan 100 laga melawan satu klub.
Dan mereka punya modal sangat kuat untuk meraup kemenangan ke-100 atas The Toffees. Dari 26 laga kandang terakhir, skuat asuhan Mikel Arteta ini tercatat hanya pernah kalah satu kali (Menang 21 Seri 4).
Jika berhasil menang, skuat Arteta yang sekarang meraup 57 poin dari 24 laga, akan masuk buku sejarah sebagai tim tercepat Arsenal yang mencapai 60 poin.
Sebelumnya, The Gunners juga pernah mencapai 60 poin dalam satu kampanye liga setelah 25 laga yakni pada musim 2003-04, dan 2007-08.
Melejitnya performa Arsenal tak lepas dari peran sang tokoh sentral, Martin Odegaard.
Gelandang asal Norwegia itu memiliki total assist xG 4,2 di Liga Premier dari permainan terbuka musim ini, yang merupakan tertinggi kelima dalam kompetisi dan hanya di belakang Gabriel Martinelli (4,5) di Arsenal.
Dia juga menciptakan total 41 peluang dari permainan terbuka – terbanyak keempat di Premier League dan satu lebih sedikit dari rekan setimnya Bukayo Saka (42).
Total 95 operan progresifnya dalam permainan terbuka lebih banyak daripada pemain Arsenal lainnya di liga musim ini.
Dan hanya pemain Man City Kevin De Bruyne (20) yang melakukan percobaan bola terobosan lebih banyak daripada dia (17) dalam permainan terbuka.
Odegaard telah mencetak gol dalam dua dari tiga kali duel kontra Everton di Liga Primer.
Dia gagal mencetak gol dalam duel terakhir di Goodison Park. Dan sekarang adalah saatnya bagi Ode untuk kembali ke tradisi menjebol gawang The Toffees.
Arteta telah membuat keputusan berani dengan memasang Leandro Trossard sebagai false nine dalam kemenangan 1-0 atas Leicester City.
Kemungkinan, dia tergoda untuk memasang kembali pakem serupa dini hari nanti, yang artinya kembali meminggirkan Eddie Nketiah ke bangku cadangan.
Everton di sisi lain adalah tim yang sulit ditebak.
Tim asuhan Sean Dyche, yang menggantikan Frank Lampard, bisa tampil bagus seperti saat menekuk Arsenal 1-0 (4/2).
Tapi sepekan kemudian mereka takluk di tangan Liverpool 2-0, untuk kemudian bangkit mengalahkan Leeds United 1-0 (18/2), dan kembali takluk 0-2 dari Aston Villa.
Performa yang naik turun seperti itu mengundang ancaman karena sewaktu-waktu mereka bisa "meledak".
Terlebih, kendati secara keseluruh Everton inferior kontra Arsenal, tapi The Toffees telah memenangkan empat dari lima duel terakhir, termasuk kemenangan 1-0 bulan lalu di Liga Primer.
Jadi, The Toffees ini tetap menjadi potensi ancaman tersendiri.
Pemain yang harus diwaspadai sepak-terjangnya adalah Dwight McNeil. Sean Dyche telah membesarkan McNeil dalam lima musim di Burnley sebelumnya, jadi dia tahu benar potensi sang winger kiri ini.
Sayangnya, potensi pemain berusia 23 tahun ini kurang terasah di era Lampard. Terbukti, di tangan Dyche, McNeil sekarang jadi kreator tertingg di Goodison Park, baik secara keseluruhan (11), maupun dari situasi open play (10).
McNeil juga berkontribusi sebanyak 44 persen (31 dari 71) umpan silang terbuka untuk The Toffees dalam empat laga terakhir.
Dia menjadi pemain yang paling banyak terlibat dalam permainan terbuka yang mengarah ke tembakan, melebih para gelandang lain seperti Alex Iwobi (12), Abdoulaye Doucouré (11), dan Amadou Onana (11). (Tribunnews/den)
Direct Points
- Arsenal kejar kemenangan ke-100 atas Everton di Liga Primer
- Balas dendam setelah dipermalukan 1-0 dalam duel 25 hari lalu
- Odegaard vs Dwight McNeil akan adu pengaruh di lini tengah