TRIBUNNEWS.COM - Juventus secara resmi telah melayangkan banding atas pengurangan 15 poin yang dilakukan federasi sepakbola Italia atau FIGC pada Januari lalu.
Bianconeri telah mengirim banding tersebut ke Komite Olimpiade Nasional Italia atau CONI.
Sebagaimana dikutip dari Football Italia, Tuttosport telah menerbitkan sebagian dari dokumen setebal 90 halaman yang disiapkan oleh pengacara Juventus untuk banding mereka ke CONI.
Mereka menyoroti empat alasan mengapa putusan FIGC 'tidak adil' dan karenanya harus dicabut.
Hanya ada dua pilihan untuk CONI, yakni mengkonfirmasi putusan atau membatalkannya, yang berarti merumuskan kembali pengurangan poin bukanlah suatu pilihan.
Lantas, mengapa Juventus percaya keputusan itu tidak adil?
Baca juga: Debut Comeback Pogba dan Kemenangan Penting Juventus, Mulai Dekati Empat Besar Klasemen
Pengacara La Vheccia Signora bersikeras bahwa tidak ada aturan formal yang melarang capital gain.
Ini menjadi salah satu alasan mengapa Bianconeri dibebaskan dari tuduhan dalam persidangan pada tahun 2022, bersama dengan klub Italia lainnya, termasuk Napoli, dan lebih dari 50 direktur klub.
Salah satu alasan mengapa FIGC menghukum Juventus pada bulan Januari adalah bukti baru muncul dari penyelidikan kriminal yang dilakukan oleh Kejaksaan Turin yang membawa ke sidang terbaru Pengadilan Banding.
Namun, menurut pengacara Juventus, bukti yang muncul 'bukan hal baru' dan pasal yang digunakan oleh Pengadilan FIGC untuk memberikan sanksi pengurangan kurang sesuai.
Juventus juga percaya Pengadilan FIGC telah memeriksa penyadapan telepon dan dokumen yang paling relevan ketika klub dibebaskan dari tuduhan pada tahun 2022.
Baca juga: Gaji Tak Bikin Bokek di Kantong, AC Milan Kepincut kepada Mantan Wonderkid Juventus
Alasan selanjutnya menurut pengacara Juventus adalah, FIGC mengubah dakwaan terhadap klub.
Menurut pengacara Juve, FIGC memutuskan masalah baru tanpa berkonsultasi dengan pengacara pembela dan melakukan 'pelanggaran serius dan terang-terangan terhadap hak pembelaan dan hak untuk didengar.'
Alasan lainnya, Juventus bersikeras bahwa nilai transfer yang digelembungkan yang dikenal Plusvalenze, hanya berdampak rendah pada keuangan klub.
'Antara 2018 dan 2021, pendapatan Juventus mencapai €1.675 miliar, sementara dugaan nilai transfer yang digelembungkan secara artifisial bernilai €60 juta, jadi hanya 3,6 persen.'
(Tribunnews.com/Tio)