TRIBUNNEWS.COM - Manchester United kembali bertemu dengan tim asal Spanyol, Sevilla pada perempat final Liga Eropa.
Setan Merah julukan Man United, tampaknya berjodoh dengan tim Spanyol.
Pasalnya setelah bertemu Real Sociedad di babak fase grup kemudian berjumpa Barcelona di playoff dan yang terakhir dengan Real Betis di babak 16 besar.
Namun kali ini MU harus berjumpa kembali dengan musuh bebuyutannya di Liga Eropa yaitu Sevilla. Kembalinya bertemu Sevilla, Man United dihantui rekor buruk.
Tercatat MU telah berjumpa sebanyak 3 kali dan belum sekali pun raih kemenangan.
Dalam tiga pertemuan tersebut Sevilla telah mengemas 2 kemenangan dan sekali hasil imbang.
MU yang mulai bangkit sejak dilatih Erik ten Hag, kini mengusung misi bakal pecahkan kutukan tersebut.
Duel antara MU vs Sevilla di Liga Eropa dijadwalkan berlangsung pada Jumat (14/4/2023) dinihari WIB.
Mengusung Misi Balas Dendam
MU mempunyai rekor buruk tak pernah menang melawan Sevilla.
Pertemuan pertama pada babak 16 besar Liga Champions 2017/2018.
Kala itu MU dipecundangi di Old Trafford dengan skor 1-2 kontra Sevilla.
Sedangkan pada leg kedua di kandang Sevilla, skor imbang 0-0.
Kemudian berlanjut di Liga Eropa 2019/2020, MU kembali kalah dengan skor 1-2.
Komentar Erik Ten Hag
Erik ten Hag buka suara perihal mentalitas agar para pemain enjoy saat bertanding untuk memenangkan setiap pertandingan.
"Kita harus menciptakan budaya pemenang di tim. Kami adalah Manchester United," kata Erik Ten Hag, dilansir ManchesterEveningNews.
"Kami harus memenangkan semua pertandingan yang kami miliki untuk bersaing di semua kompetisi, itulah mentalitasnya."
"Mentalitasnya adalah ketika Anda memasuki pertandingan, Anda harus memenangkannya," ucap pelatih MU itu.
Ten Hag juga mengakui menghadapi Sevilla tim yang punya rapor bagus di Liga Eropa merupakan pertandingan sulit.
"Mereka memiliki rekor yang sangat bagus dan kami harus menyadarinya," kata Ten Hag.
"Ini akan sulit, mereka sangat berpengalaman di Liga Eropa dan telah memenangkannya berkali-kali," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Ali)