Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) mengatakan bahwa pembagian grup atau drawing Piala Dunia U-20 telah dibatalkan oleh FIFA.
Kabar tersebut tersiar lewat Komite Eksekutif(Exco) PSSI, Arya Sinulingga, ketika memberikan kabar terbaru soal drawing Piala Dunia yang seharusnya berlangsung 31 Maret mendatang di Bali.
Arya mengatakan, FIFA resmi membatalkan drawing meski PSSI belum menerima surat pembatalan secara resmi.
"Kemarin kami sudah mendapat informasi dari FIFA ke LOC dan dalam pemberitahuannya memang belum secara resmi tapi jelas memberi pesan kepada kami bahwa drawing di Bali telah dibatalkan oleh FIFA," ujar Arya di GBK Arena, Jakarta, Minggu (26/3/2023).
"Jadi drawing 31 maret yang seharusnya di Bali sudah dibatalkan, ini adalah informasi yang kami dapat dari FIFA. Memang kami belum mendapatkan surat resmi dari FIFA tapi pesannya jelas bahwa dibatalkan," jelasnya.
Merespons hal tersebut, Arya melanjutkan, bahwa PSSI dalam hal ini mewajarkan keputusan yang diambil oleh FIFA.
Pasalnya, dalam kurun waktu sekira satu bulan terakhir, telah ramai penolakan berbagai pihak terhadap kehadiran Tim Nasional (Timnas) Israel.
Tak lain Gubernur Bali, I Wayan Koster, juga sudah bersurat ke Menteri Pemuda dan Olahraga pada 14 Maret lalu yang berisi penolakan terhadap Timnas Israel.
"Ini memang kami makljumi, karena adanya penolakan dari Gubernur Bali yang menolak kedatangan Timnas Israel. Sehingga dengan sendirinya di mana Israel adalah peserta drawing tidak mungkin dilakukan tanpa keikutersertaan seluruh peseta," ungkap Arya.
"Ini juga bagi kami bisa lihat bahwa sebenernya kan Gubernur Bali ini memberikan government guarantee ketika sepakat dan setuju sebagai salah satu tuan rumah dalam penyelenggaraan Piala Dunia dengan penolakan tersebut jadi wajar FIFA memutuskan ini dibatalkan," sambungnya.
Lebih lanjut, Arya mengatakan pihaknya belum mendapatkan informasi terbaru kapan Drawing Piala Dunia itu akan dilakukan.
PSSI juga dalam hal ini sedang mencarikan opsi agar sepakbola Indonesia tetap bisa eksis di dunia.
"Kemudian mengenai kapan waktu drawing dana dimana kami belum dapat informasi dari FIFA, saat ini kami sedang memikirkan cara gimana Indonesia tidak dikucilkan dalam sebuah ekosistem sepak bola di dunia dan kami tahu sangat sulit memishkan politik dan olahraga walau kita ingin," ucap Arya.