Dia meminta semua pecinta sepakbola di Indonesia dan semua masyarakat Indonesia yang ingin persepakbolaan tanah air lebih maju, untuk bersikap tenang.
“Kami akan mencoba mencari solusi yang terbaik. Sepakbola Indonesia harus kita selamatkan bersama sama,” ujar Arya.
Dalam beberapa hari terakhir ini muncul kekhawatiran netizen penggemar bola di sosial media terkait nasib penyelenggaraan Piala Dunia U20 di Indonesia.
Muncul Trending topic yang berisikan kondisi kelam persepakbolaan tanah air jika Indonesia gagal menjadi penyelenggara Piala Dunia U20 di Indonesia.
Jika Indonesia batal menyelenggarakan Piala Dunia FIFA U20 tahun 2023 ini maka dikhawatirkan akan terjadi sejumlah hal.
Pertama, Indonesia akan dibekukan oleh FIFA.
Kedua, Indonesia bisa dikecam oleh negara - negara lain karena tidak melaksanakan amanat FIFA.
Ketiga, Indonesia tidak bisa mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan kalender FIFA.
Keempat, Indonesia tidak akan memiliki kesempatan kembali untuk dipilih FIFA menjadi tuan rumah ajang olahraga.
Kelima, Indonesia akan dicoret sebagai kandidat tuan rumah Piala Dunia 2034.
Keenam, federasi olahraga dunia akan mempertimbangkan untuk tidak memilih Indonesia sebagai tuan rumah pesta olahraga termasuk olimpiade.
Ketujuh, Indonesia akan dikecam karena bertindak diskriminatif mencampuradukan olahraga dengan politik.
Kedelapan, Pemain, pelatih, wasit, klub dan masyarakat kehilangan mata pencaharian dan 500.000 orang lebih terdampak langsung kalau sepakbola Indonesia terhenti.
Kesembilan, Timnas U16, U19, U20 tidak boleh ikut serta dalam ajang sepakbola internasional jika FIFA membekukan PSSI dan berdampak hilangnya potensi ekonomi hampir triliunan rupiah.
Dilansir TYC Sports, Federasi sepak bola Argentina AFA telah mengusulkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 seandainya Indonesia tidak jadi menyelenggarakannya.
Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali, mengingatkan potensi sanksi yang akan diterima Indonesia menyusul batalnya drawing Piala Dunia U20 2023.
Akmal Marhali mengingatkan bahwa sangat mungkin FIFA menjatuhkan sanksi mengingat penyelenggaraan Piala Dunia U20 2023 kian dekat.
"Ada potensi sanksi. Sekarang begini, bagaimana mungkin tidak disanksi? Sudah dekat Piala Dunia U20, tiba-tiba salah satu daerah penyelenggara menolak pertandingan yang ada Israel-nya. Itu pasti sampai ke FIFA," ucap Akmal dikutip dari Kompas.com.
"FIFA juga berpikir Piala Dunia U20 pesertanya 24 tim, masa yang ikut drawing hanya 23. Drawing kan semuanya harus ikut serta. Nanti Israel mau datang kemudian ditolak Gubernur Bali dan tidak jadi berpartisipasi, ini kan mempermalukan FIFA juga," katanya.
"Selain mempermalukan FIFA, yang ditegur juga Indonesia. Indonesia
sebagai tuan rumah kok tidak bisa menjalankan komitmennya," tutur Akmal melanjutkan.
Akmal menambahkan bahwa sanksi dapat diberikan sebab dalam hal ini, Indonesia seperti mempermainkan FIFA. Ia sekaligus menyoroti perbedaan sikap pemimpin daerah di Indonesia dan Duta Besar Palestina, Zuhari Al Shun.
"Potensi paling besar selain dicoret sebagai tuan rumah, kita juga bisa kena sanksi FIFA. Kenapa? karena kita mempermainkan FIFA. Kalau kita tidak siap menjadi tuan rumah, dari awal bilang," ucap Akmal.
"Jangan setelah pesertanya lolos, kita melakukan penolakan luar biasa. Ini menurut saya agak aneh bangsa kita. Dubes Palestina sangat bijak sekali menyikapi ini."
"Hadirnya Israel ke Piala Dunia U20 tidak mengurangi komitmen Indonesia memperjuangkan kemerdekaan Palestina karena Israel datang kaitannya dengan sepak bola," ujar dia.
"Mereka memaklumi. Palestina saja memaklumi, masa orang Indonesia tidak," ucap Akmal lagi.
PSSI pun mengambil langkah untuk melakukan diplomasi kepada FIFA agar Indonesia tidak dikucilkan di dunia sepak bola. Arya Sinulingga mengatakan bahwa PSSI akan mencari solusi terbaik untuk menyelamatkan sepak bola Indonesia.
“Kami dari PSSI sedang memikirkan penyelamatan sepakbola Indonesia karena sanksi FIFA bisa mengucilkan sepakbola Indonesia dari dunia,” ujarnya. (Tribun Network/alf/mba)