Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pelaksana tugas Menpora, Muhadjir Effendy meyakini bahwa FIFA tidak akan memberikan sanksi berat kepada Indonesia seperti yang sebelumnya banyak diberitakan.
Menurut Muhadjir, FIFA sangat paham dengan kondisi persepakbolaan Indonesia.
FIFA tahu bahwa Indonesia mempunyai penggemar sepakbola yang banyak bahkan hampir 70 persen dari total populasi Indonesia.
Untuk itu, Muhadjir Effendy mengajak kepada semua pihak agar saat ini berpikir positif, bersatu dan mendoakan agar FIFA tetap mempercayai Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 20 Mei – 11 Juni 2023 yang tentunya dengan tidak menabrak konstitusi Indonesia.
“Kan sudah saya sampaikan pokoknya FIFA ini sangat kooperatif, sangat memperhitungkan Indonesia karena kita memiliki jumlah penggemar sepakbola itu 70 persen dari total penduduk kita itu sekitar 189 juta. Jadi FIFA saya yakin tidak akan memberlakukan hal-hal yang sangat merugikan bukan hanya Indonesia tapi juga untuk kepentingan persepakbolaan internasional dengan penggemarnya sekian,” kata Muhadjir usai rapat bersama Komisi X DPR RI di DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (28/3/2023).
“Kita kan pecandu sepakbola termasuk saya, pasti FIFA akan menghitung itu. Kita optimislah karena itu jangan dibikin seram lah nanti sanksinya begini, jangan publik dibikin panik, dibikin takut. Itu saya kira tidak tepat untuk sekarang ini justru kita harus menebar aura positif, mendapatkan kesatuan,” lanjut dia.
Sebelumnya, PSSI menjelaskan apabila FIFA benar-benar mencabut Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, sanksi berat bakal dihadapi sepakbola Indonesia.
Sanksi yang diberikan mulai dari Indonesia dibekukan FIFA, tidak bisa mengikuti agenda resmi FIFA hingga federasi lain bakal mempertimbangkan Indonesia sebagai tuan rumah termasuk Olimpiade.
Seperti diketahui, gelaran Piala Dunia U-20 yang bergulir pada 20 Mei – 11 Juni 2023 di Indonesia kini tengah dilanda masalah.
Asosiasi sepakbola dunia, FIFA telah membatalkan agenda drawing yang rencana diadakan pada 31 Maret di Bali. Pembatalan tersebut disinyalir karena adanya penolakan Timnas Israel di Indonesia.
Penolakan Timnas Israel dilontarkan mengingat Indonesia tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel karena Israel dinilai merupakan negara penjajah Palestina.
Kabar pergantian tuan rumah Indonesia ke Peru pun sempat mencuat. Kini untuk mencari solusi, Ketua Umum PSSI Erick Thohir tengah bertolak ke Doha guna berdiskusi kembali dengan FIFA.
“Belum (pergantian tuan rumah-red) kita masih dalam posisi itu tetap diadakan di Indonesia dengan kondisi-kondisi yang kita ajukan. Ya makanya Ketua Umum PSSI, Pak Erick diutus Pak Presiden diutus ke Doha untuk membahas itu. Ya kita berdoa lah mudah-mudahan ada keputusan terbaik buat Indonesia,” pungkasnya.