Sepak Terjang Erick Thohir dalam 50 Hari Jabat Ketua Umum PSSI: Indonesia Dapat Kartu Kuning FIFA
TRIBUNNEWS.COM - Federasi sepak bola Indonesia PSSI kini memasuki masa 50 hari pertama periode jabatan ketua Umum barunya, Erick Thohir.
Dalam masa 50 hari masa kerja Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI, banyak dinamika yang terjadi pada persepakbolaan tanah air.
Terkait kinerja Erick Thohir, banyak hal yang mewarnai sepak terjangnya dalam melaksanakan amanat yang diberikan.
Baca juga: Lolos dari Sanksi Berat, Ketua Umum PSSI Sebut FIFA Cuma Beri Indonesia Kartu Kuning, Apa Maksudnya?
Ia didapuk menjadi Ketua Umum PSSI periode 2023-2027 setelah menang telak atas La Nyalla Mattalitti pada Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Jakarta, 16 Februari 2023 lalu.
Banyak langkah yang sudah dilakukan Erick Thohir guna memicu harapan baru terciptanya sepak bola Indonesia yang maju dan mapan.
Namun, perjalanan Erick Thohir sebagai Ketum PSSI tidak selalu mulus.
Muncul juga beberapa hambatan yang menjadi tantangan. Kompas.com merangkum sejumlah hal yang mewarnai 50 hari pertama Erick Thohir sebagai Ketum PSSI.
Hidupkan Kembali BTN demi Prestasi Timnas
Dua hari setelah dilantik sebagai Ketua Umum PSSI, Erick Thohir langsung membuktikan komitmen terhadap program kerjanya.
Isu prestasi tim nasional atau timnas menjadi yang pertama.
Langkah pertama yang diambil adalah menghidupkan kembali Badan Tim Nasional (BTN) setelah delapan tahun mati suri.
Tugas dari BTN adalah fokus merancang dan melaksanakan program-program yang berfokus untuk meningkatkan prestasi timnas Indonesia di semua kelompok usia.
Salah satu program yang diwajibkan Erick Thohir adalah penyusunan jadwal pertandingan timnas yang lebih jelas. Erick Thohir ingin timnas mendapatkan lawan-lawan yang lebih berkualitas dan berkelas daripada sebelumnya.
Hubungi Polri untuk Pemberantasan Mafia Bola
Mafia Bola, pengaturan pertandingan, dan pengaturan skor menjadi isu kedua yang mendapatkan perhatian Erick Thohir.
Tak tanggung-tanggung, mantan Presiden Inter Milan tersebut sampai langsung menemui Kapolri Listyo Sigit Prabowo guna menyusun langkah tegas dalam upaya menyeret mafia bola ke jalur hukum.
Hal itu dilakukan demi mendorong kemungkinan pidana bagi pelaku praktik kecurangan dalam sepak bola.
Pengadaan Fasilitas Khusus Timnas
Isu selanjutnya yang mendapatkan perhatian Erick Thohir adalah masalah prestasi timnas Indonesia.
Solusi awal yang ditawarkan adalah pembangunan training ground khusus beserta semua fasilitasnya. Fasilitas yang mencukupi menjadi dasar dari upaya perbaikan kualitas timnas.
Untuk merealisasikannya, Erick Thohir langsung berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Hasilnya, ia mendapatkan sambutan baik.
Presiden RI, Joko Widodo, memberikan restu dan mendukung pengadaan training ground timnas yang rencananya dibangun di Ibukota Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan.
Bahkan, Jokowi mengundang langsung Erick Thohir dan sejumlah menteri kabinetnya untuk melihat langsung lokasi lahan bakal training ground timnas Indonesia.
Sarasehan Sepak bola Indonesia
Pada 4 Maret 2023 lalu, PSSI menggelar sarasehan sepak bola yang dihadiri oleh seluruh peserta Liga 1, Liga 2, dan Asprov (Asosiasi Provinsi).
Sarasehan tersebut bertujuan menyatukan visi misi dan frekuensi antara pengurus PSSI dan klub. Sehingga, program-program revolusi sepak bola Indonesia berjalan maksimal.
Pada sarasehan tersebut, PSSI juga menampung berbagai keluh kesah yang selama ini ingin disampaikan oleh klub. Beberapa gebrakan baru pun muncul dari hasil konsolidasi.
Didemo Saat Datang ke Malang
Pada awal Maret lalu, Universitas Brawijaya Malang memberikan gelar Doktor Honoris Causa kepada Erick Thohir.
Akan tetapi, kedatangannya justru disambut demo besar oleh sekelompok mahasiswa Brawijaya.
Pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN tersebut dinilai sekelompok mahasiswa tidak layak menerima gelar Doktor Honoris Causa.
Salah satu alasan yang dikemukakan mahasiswa yang berdemo adalah Erick Thohir dinilai tidak memiliki sikap jelas terhadap penanganan tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang.
Erick pun membalas protes tersebut dengan memberikan komitmen untuk menuntaskan tragedi Kanjuruhan.
Kekecewaan Persebaya soal Stadion Gelora Bung Tomo
Manajer Persebaya, Yahya Alkatiri, sempat melayangkan kritik keras terhadap Erick Thohir yang dianggap ingkar janji terkait penggunaan Stadion Gelora Bung Tomo.
Sebelumnya, Erick Thohir menjanjikan Persebaya bisa menggunakan Stadion Gelora Bung Tomo.
Janji tersebut disampaikan saat Erick Thohir kala berdialog dengan Bonek dan perwakilan manajemen Persebaya dalam sarasehan sepak bola.
Namun, ternyata janji tersebut meleset. Persebaya tak kunjung bisa kembali ke Gelora Bung Tomo yang sempat intens dipersiapkan untuk ajang Piala Dunia U20 2023.
Padahal, suporter Persebaya berharap tim bisa menjamu Arema FC pada 11 April nanti di sana.
Sampai laga kandang terbaru, Persebaya masih mentas di Gelora Joko Samudro, Gresik.
Pantau Langsung Persiapan Piala Dunia U20 2023
Selain menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, Erick Thohir juga menjabat sebagai LOC atau Ketua Panitia Lokal Penyelenggara Piala Dunia U20 2023 Indonesia.
Ia pun aktif memantau perkembangan persiapan pelaksanaan hajatan terakbar kedua FIFA tersebut.
Pada pertengahan Maret lalu ia bersama jajaran pengurus PSSI melakukan inspeksi langsung ke enam stadion yang disiapkan.
Enam stadion tersebut adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta), Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (Palembang), Stadion Manahan (Solo), Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya), Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar), dan Stadion Si Jalak Harupat (Bandung).
Temui FIFA terkait Piala Dunia U20 2023
Seluruh penikmat sepak bola Indonesia dibuat panik setelah FIFA secara mendadak membatalkan acara drawing Piala Dunia U20 2023 yang sejatinya dijadwalkan berlangsung tanggal 31 Maret 2023 di Bali.
Setelah kabar pembatalan drawing tersiar, muncul rumor sejumlah negara menyatakan kesiapan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 2023, menggantikan Indonesia.
Posisi Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 2023 mulai dipertanyakan.
Menyikapi itu, Erick Thohir langsung terbang menemui Presiden FIFA, Gianni Infantino, di Doha, Qatar, pada Selasa (28/3/2023) malam.
Keberangkatannya sesuai perintah Presiden Joko Widodo untuk mencari titik terang dan solusi dengan FIFA tentang penyelenggaraan Piala Dunia U20 2023.
Gagal Lobi FIFA, Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20
Upaya Erick Thohir melobi Presiden FIFA, Gianni Infantino, berujung dengan kabar pahit.
Pada 29 Maret 2023 penikmat sepak bola tanah air dibuat terkejut dengan keputusan FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 2023.
Dalam rilis resminya, FIFA hanya menyebut "situasi terkini" sebagai alasan pencoretan Indonesia sebagai tuan rumah.
Keterangan FIFA itu muncul tak lama setelah adanya gelombang penolakan untuk timnas Israel berpartisipasi di Piala Dunia U202 2023 Indonesia oleh beberapa ormas, kepala daerah, dan tokoh politik. Pembatalan Piala Dunia U20 2023 pun menjadi mimpi buruk bagi sepak bola Indonesia.
FIFA Beri Kartu Kuning
Selepas gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 2023, Indonesia dihadapkan dengan potensi sanksi dan hukuman.
Potensi sanksi memang sempat disebutkan FIFA dalam rilis pencoretan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 2023.
Sejumlah bayang-bayang buruk membayangi sepak bola Indonesia kala itu.
Mulai dari potensi sanksi administrasi dengan jumlah besar, pembekuan PSSI yang berujung matinya kompetisi, sampai dikucilkan dari dunia sepak bola internasional.
Bayang-bayang risiko tersebut membuat Erick Thohir kembali turun tangan.
Secara khusus ia kembali menemui Presiden FIFA, Gianni Infantino, di Perancis untuk mencari solusi terbaik.
Kali ini, komunikasi berhasil membuahkan hasil positif. FIFA memutuskan untuk tidak memberikan sanksi berat dan hanya mencabut "kartu kuning". Sanksi tersebut adalah pembekuan FIFA Forward.
Adapun FIFA Forward adalah dana yang diberikan oleh FIFA kepada para anggotanya sebagai bantuan pengembangan sepak bola. Bantuan tersebut dibekukan, sembari FIFA meninjau lagi kematangan strategi besar dalam cetak biru pengembangan sepak bola Indonesia.
Sanksi ini tak memengaruhi posisi Indonesia di kancah internasional. Sepak bola Indonesia tetap bisa berpartisipasi dalam ajang-ajang di bawah naungan FIFA.
(Suci Rahayu/Kontributor Bola Kompascom)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "50 Hari Erick Thohir sebagai Ketum PSSI: Lawan Mafia Bola hingga Dapat Kartu Kuning FIFA"