TRIBUNNEWS.COM - Penjualan Manchester United kini telah memasuki memasuki ronde ketiga.
Seperti yang diketahui, keluarga Glazer telah mencari alternatif lain soal masa depan Manchester United, termasuk opsi penjualan sejak November lalu.
Lalu, bank asal Amerika Serikat (AS), Raine Group, merupakan fasilitator dalam proses ini.
Baca juga: Efek Domino Cederanya Marcus Rashford, Keran Gol Manchester United Terancam Seret Lagi
Di mana Raine Group adalah pihak yang pernah membantu penjualan Chelsea pada musim lalu.
Sementara itu, sudah ada dua deadline yang lewat dalam proses penjualan klub yang bermarkas di Old Trafford ini.
Dilansir Independent, deadline pertama pada 17 Februari lalu.
Kemudian deadline kedua baru saja berlalu beberapa waktu silam, yaitu pada 22 Maret.
Kali ini, kabarnya ronde ketiga telah berjalan.
Alasan di balik perpanjangan proses ini karena keluarga Glazer merasa belum ada tawaran masuk yang sesuai dengan valuasi mereka.
Tentu saja ini menjadi kabar buruk bagi Sir Jim Ratcliffe dan Sheikh Jassim bin Hamad Al-Thani.
Berdasarkan laporan sebelumnya, Sir Jim Ratcliffe dan Sheikh Jassim memberikan tawaran sebesar 5 miliar poundsterling (Rp92 triliun).
Namun, keluarga Glazer ingin harga sebesar 6 miliar poundsterling (Rp111 triliun).
Tentu saja, sang penjual masih punya alternatif lain apabila harga jual MU tak terpenuhi.
Ada kemungkinan bahwa mereka tetap sepenuhnya memiliki Setan Merah.
Atau Joe dan Avram Glazer menggunakan dana dari firma investasi AS untuk membeli saham lain yang dimiliki oleh empat saudara mereka.
Pesan Erik ten Hag
Di sisi lain, Erik Ten Hag punya pesan penting untuk calon pembeli Manchester United.
Kepada calon pemilik baru Setan Merah, mantan juru taktik Ajax Amsterdam itu berujar bahwa uang bukanlah segalanya.
Erik ten Hag ingin pemilik MU menggunakan strategi yang benar untuk membangun klub.
"Uang adalah satu hal, tetapi hal lain adalah strategi," kata pria berusia 53 tahun itu dilansir Express.
"Ketika saya berada di Ajax [Amsterdam], kami memiliki anggaran yang lebih kecil dibandingkan dengan banyak klub di Liga Champions dan tetap saja kami jadi juara grup, mencapai semifinal dan hampir ke final."
"Jadi sangat mungkin untuk mengalahkan tim dengan anggaran yang lebih tinggi," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Deni)